💙 XV

309 37 1
                                    

Maaf atas keterlambatannya, kemarin bener bener sibuk sampe lupa update.

Sorry, and Enjoy

×××

4 hari. New tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 4 hari. Tay hampir gila karena tidak bisa menghubunginya sama sekali. Kemarin ia sempat mengunjungi rumah New. Tapi ia tidak dibukakan pintu. Entah New yang tidak ada didalam atau memang tidak ingin membukanya.

Tay juga meminta bantuan teman teman New yang lain. Tapi tidak satupun dari mereka yang bisa menghubungi New. Satu satunya orang yang bisa dimintai bantuan adalah orang tua New. Tapi bukankah akan jadi masalah kalau mereka tahu Tay adalah sekretaris New?

Tay mengacak rambutnya frustasi. Apa yang harus dilakukannya?

Tawan🐳
New? Kamu ada dimana?
Kamu baik baik aja kan?
Apa ada sesuatu yang terjadi?
Kamu tahu kan, kamu bisa cerita apa aja ke aku?
Jangan menghilang gitu aja
Aku khawatir

Ratusan panggilan dan ribuan chat darinya diabaikan. Tay tak tahu harus bagaimana lagi.

Ting!

Newwie🐻
Kamu mau ke belakang gedung kampus?

Pesan singkat dari New membuatnya kaget hingga berdiri. Belakang gedung kampus? Darimana New tahu tentang tempat itu? Atau jangan jangan, ingatannya sudah pulih?

Tay segera menyambar kunci mobilnya dan bergegas menuju tempat yang disebut New. Harusnya butuh waktu sekitar 15 menit lebih untuk kesana. Tapi Tay berkendara dengan kecepatan tinggi, jadi hanya butuh sekitar 7 menit-an.

Dengan napas yang terengah-engah karena berlari, Tay berjalan kearah pemuda yang membelakanginya.

"New?" Panggil Tay untuk memastikan.

Pemuda itu menoleh. Memperlihatkan kulit putihnya yang pucat dengan kantong mata yang menggelap serta tubuh dan mata sayu yang terlihat kurang istirahat. New terlihat kacau.

"Kamu... Ada masalah?" Tay menangkup pipi New yang terasa sedikit lebih tirus dari sebelumnya.

New mengangkat tangannya dari saku jaketnya. Mengulurkan setangkai bunga Iris kepada Tay. Tay mulai menahan tangisnya. Mengerti maksud dari tindakan dan penampilan New.

"Apa yang kamu harapkan?" Suara serak New terdengar begitu menyakitkan di telinganya.

"Maaf. Maaf. Maaf." Tay menundukkan kepalanya. Tak sanggup menatap wajah New yang kacau. Tangisannya tak bisa ditahan lagi.

"Kamu meminta maaf? Untuk perlakuan yang mana?"

"Semua. Aku minta maaf, maaf, maaf."

"Maaf karena mengingkari janji janjimu? Maaf karena tak mau minta maaf?"

"Maaf. Maaf. Maaf." Tay tak tahu bagaimana menggambarkan perasaannya. Melihat New yang terluka karenanya membuatnya dirinya merasa sangat buruk.

"Kenapa? Kenapa tidak meneruskan semuanya? Kenapa kamu tidak beralasan seperti waktu aku menanyakan apakah kamu ada di ingatanku?"

Tay terlalu malu untuk sekedar mengangkat kepalanya.

"Beberapa hari terakhir, aku bertanya tanya pada diriku sendiri. Apa mereka terlalu buruk padaku sampai aku tidak boleh mengingatnya? Atau aku yang seburuk itu sampai semua orang tidak mau mengingatnya?" Tay menggelengkan kepalanya tidak menyetujui ucapan New.

Remember You [TayNew] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang