Jika tadi siang Tay menolak ajakan makan siang New karena ada janji, maka kali ini tidak ada alasan untuk menolak ajakan makan malam New. Mereka tidak pergi ke restoran atau tempat makan.
Tapi ke rumah New. Awalnya memang Tay agak ragu untuk menerima ajakannya tapi sepertinya tidak ada masalah dengan itu, kan?
Karna New tak pandai memasak, jadilah Tay yang membuat makanannya. Agak tidak sopan untuk menyuruh tamu menyiapkan makanan sendiri. Tapi mereka teman dekat, jadi tidak ada salahnya.
"Kamu belajar masak darimana?" New bertanya membuka obrolan.
"Dari ibuku. Katanya biar bisa masakin istriku nanti kalau misalnya istriku ga bisa masak." Tay menjawabnya sambil menumis bumbu yang baru saja ia haluskan. Tay ingin membuat nasi goreng, makanan yang simpel untuk makan malam.
New diam. Mendengar kata 'Istri' agaknya sedikit kurang menyenangkan untuknya didengar. Mungkinkah itu karena New tau bahwa Tay pernah berhubungan dengannya?
"Oh... Ibumu baik banget dong ya sampe mikirin menantunya padahal anaknya belom punya pacar." New berusaha menanggapinya se santai mungkin.
Tay terkekeh kecil mendengarnya.
"Ngomong ngomong, kamu kan nggak bisa masak, terus kamu makan apa selama ini kalau di rumah? Makanan instan?" Tay menatap New dengan pandangan bertanya.
"Aku biasanya makan siang sama makan malam di luar. Kadang delivery juga sih. Terus biasanya kalau sarapan aku makan sereal sama susu atau sandwich kalau nggak males bikin. Oh, kadang juga ibu kesini nganter beberapa makanan." Tay mengangguk mendengar jawaban New.
"Kamu nggak nyewa koki atau art? Biar ada yang masakin." Tay memberikan saran.
"Mmmhh, art sih ada tapi cuma bersihin rumah doang ga masak. Cuma aku gak suka makanan yang dibuatin orang asing."
"Loh? Kalau gak suka makanan yang dibuatin orang asing kok masih delivery dan makan di restoran?"
"Beda. Kalau delivery sama restoran kan masaknya gak cuma buat aku doang. Aku gak suka orang asing masak cuma buat aku doang seorang."
"Aneh." Satu kata itu muncul dari mulut Tay. Seingatnya, New dulu tidak seperti ini.
"Aku juga gak suka makan sendirian. Jadi aku sering juga skip sarapan sama makan malam."
Tay yang tadinya sibuk dengan masakannya, kini menatap New yang juga menatap ke arahnya.
"Harusnya kamu gak skip sarapan sama makan malam dong! Itu penting! Terutama sarapan! Apa perlu aku bekalin sarapan dari rumah biar sarapan?"
New tak berkedip. Melihat Tay yang seolah khawatir padanya membuatnya merasa berdebar - debar, kemudian tersenyum.
"Serius?" New menaruh dagunya ke meja makan dan menatap Tay dengan senyumannya yang manis.
"Iya, kalau kamu mau." Tay berjalan ke arah meja makan dengan membawa dua piring nasi goreng degan telur mata sapi.
"Besok aku bikinin sarapan. Jadi mulai besok, jangan skip sarapan sama makan malam ya?" Tay menyendok kan nasi goreng kedalam mulutnya.
New mengangguk sekilas dan menyantap nasi gorengnya.
"Kulkasmu juga kosong. Besok kan libur, ayo ke supermarket buat beli bahan makanan, sekalian aku ajarin masak juga." Tay berbicara dengan New didepannya yang sedang asyik mengunyah makanan.
New mengangguk saja mengiyakan.
•••
Selepas makan malam yang singkat itu, Tay pulang. Dan New membersihkan diri agar tidurnya nyenyak. Tapi baru saja New memegang shower di kamar mandinya, dadanya terasa sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember You [TayNew] ✓
Fanfiction[END] Kedua mataku menatapnya. Aku bahkan menggerakkan leherku hanya untuk melihatnya melintas melewatiku. Ada perasaan tidak asing yang kusukai saat melihat matanya. Aku terpesona dengan laki laki itu. Pandanganku mengabur dan fokus pada wajah asi...