Guyuran hujan lebat membasahi kota, angin dingin menggelitik kulit hingga menggigil jika berlama-lama diluar. Semua itu tak menjadi alasan untuk Mitsuya melambatkan laju kendaraan pribadi miliknya.
Sewaktu matahari belum juga menampakkan diri, Inupi menelpon Mitsuya dengan suara ribut di sekitarnya, Inupi mengatakan kalau sang bos tengah kalap akibat penipu yang bekerjasama dengan Taiju.
Bodoh si penipu menargetkan mantan ketua geng Black Dragon. Orang itu bagai monster jika emosinya disulut, Yuzuha dan Hakkai saja tak segan dipukul apalagi orang lain.
Isi kepala Mitsuya kian membuncah, kalau ia tak cepat nyawa orang lain akan kandas ditangan Taiju.
Di banting kasar pintu mobilnya, kakinya bergegas menuju gudang yang Inupi sebutkan. Sang bawahan tak dapat bekutik saat Taiju memerintahkan tak boleh ikut campur.
"Taiju hentikan !" derap langkah tergesa-gesa Mitsuya jadi penghambat pukulan keras Taiju pada si korban. Lirikan tajam dan wajah penuh amarah menyelimuti pemuda bertubuh tinggi tegap itu.
"Huh ?" geraman Taiju membuat bulu kuduk orang disekitarnya naik. Pemuda di hadapan Taiju tak dapat bergerak lagi, darah mengalir keluar dari hidung dan mulut, mata kiri membengkak, juga terdapat bekas hantaman keras diwajahnya.
"Jangan menghalangiku Mitsuya" seperti angin berlalu, Taiju melanjutkan kegiatan memukulnya, bak samsak yang dipakainya ketika latihan orang itu dipukul habis.
"Taiju hentikan, ini semua tak ada gunanya" tangan yang lebih kecil menahan pergerakan Taiju. Gelagat si pemuda memakai anting salib tak getar walau aura dominan Taiju menyeruak.
Di hempasnya tangan Mitsuya, Taiju menghela napas gusar lalu berbalik.
"Kalau saja orang ini tak datang, aku akan mematahkan seluruh tulangmu" Taiju beranjak meninggalkan tiga pemuda yang tengah mematung. Ngeri, semuanya tak dapat berbuat banyak sebelum Mitsuya datang.
Mitsuya menyerahkan si penipu pada Inupi, langkah kakinya berjalan mengekori Taiju.
"Pakai ini" titah Mitsuya sembari menyerahkan jaket tebal yang ia pungut dari tempat tadi. Bagaimana bisa ia membuka baju di cuaca dingin begini, apa tak kedinginan ?
Tubuh dengan banyak tato itu ditutup, netra kuningnya melirik pemuda pendek disebelah.
"Sudah kubilang kontrol emosimu, bagaimana kalau orang mati dan kau dipenjara lagi" omelan demi omelan keluar dari bibir si surai light lilac. Dahi berkerut dan mulut yang tak henti-henti mengingatkan Taiju.
"Mitsuya"
"Berapa kali kubilang dunia bebas itu indah, kalau—wuaah!" tak suka diabaikan, tangan besar Taiju mengangkat Mitsuya lalu membawa pemuda itu di bahu. Mirip karung beras.
"Cerewet"
"Lepaskan aku Taiju !" sang empu terus meronta, namun diacuhkan begitu saja sampai masuk ke mobil.
Karena mobil miliknya di pakai Inupi untuk mengantar orang tadi ke rumah sakit, mau tidak mau Mitsuya hanya duduk manis di bangku penumpang, membiarkan surai dwi warna mengemudi.
"Kita ke apartemenmu"
"Tidak, jangan" sangkal Mitsuya cepat. Aneh, tak biasa Mitsuya menolak dengan wajah terkejut.
"Aku hanya mengantar"
"Ah oke" senyuman canggung yang begitu janggal. Tak ada yang membuka suara setelahnya.
Sampai mobil Taiju di parkiran, ada kedua siluet tak asing sedang bertengkar di dekat mereka. Matanya melotot kaget saat tahu siapa dua orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me! [Hakkai X Mitsuya]✔
Fanfiction[Tamat] Setelah sekian lama akhirnya Mitsuya Takashi bertemu dengan tetangga yang sudah di anggap seperti adiknya sendiri. Namun ada beberapa kejanggalan saat mereka bertemu, Mitsuya berpikir harus membantu Hakkai untuk keluar dari masalahnya. Hakk...