Dua anak adam yang berada di ruang kerja Mitsuya saling menatap tanpa ada niat membuka suara, si surai perak sesekali melirik arah lain lalu menggaruk pipinya.
"Jadi, tidak ada hal yang ingin kau ceritakan ?" wajah datar didepannya selalu terlihat tak bersemangat, tapi Mitsuya yakin kalau Inupi benar-benar mencemaskannya kali ini.
"Kau diperkosa ?"
"T-tidak bukan begitu ..." sanggahnya.
"Aku tau kau tidak punya kekasih Mitsuya, aku juga tau Taiju menyukaimu, tapi dia tidak akan berani melakukan hal itu"
Pagi ini Mitsuya datang ke toko mengenakan pakaian tertutup, syal hitam panjang juga baju berlengan panjang. Semula Inupi sama sekali tak menaruh rasa curiga, cuaca diluar memang agak dingin hari ini. Tapi begitu syal dilepas sang pemilik, matanya melotot tak percaya pada mahakarya di leher sang teman.
Bodoh jika ia tidak menyadari, waktu itu Mitsuya juga pernah mengejeknya lantaran bekas kemerahan itu ada di leher Inupi. Sekarang malah Mitsuya, ditambah lagi bekas tersebut masih terlihat jelas.
Mitsuya jelas mengerti kalimat 'itu' yang Inupi maksud. Ingin sekali bibirnya berucap sesuatu tapi ia juga tak bisa menjelaskan, kalau saja ia ingat pasti sudah cerita dari tadi.
Bosan menunggu jawaban Mitsuya, tangannya meraih teh hangat yang Mitsuya buatkan. Toko sedang sepi, ini kesempatan mereka bisa berbincang seperti ini. Dihirupnya aroma teh hangat tersebut, menyesap perlahan lalu meminumnya.
"Sebenarnya tadi malam aku mabuk" Inupi masih fokus menikmati tehnya, namun iris biru terangnya dilayangkan kepada si pencerita.
"Dan sepertinya aku tidur dengan Hakkai ..." pergerakan Inupi terhenti tepat setelah nama adik sang bos disebut.
"Bagaimana bisa ?"
"Aku tidak ingat"
"Apa Taiju tau tentang ini ?"
"Jangankan Taiju atau Yuzuha. Aku saja tidak ingat apa yang kulakukan tadi malam"
Sekarang wajah minim ekspresi itu menatap Mitsuya ngeri, pasalnya ia telah membuat masalah pada keluarga Shiba. Mitsuya mengusak surainya kasar, membuang napas jengah lantaran tidak mengingat ulahnya tadi malam.
"Apa yang harus kulakukan" wajahnya ia benamkan diantara lipatan tangan.
Mau ditaruh mana wajahnya saat bertemu Hakkai nanti. Tidur dengan pemuda tiga tahun lebih muda darinya, belum lagi Hakkai itu masih seorang pelajar.
"Kau harus bicara pada Hakkai dan menanyakan semuanya"
"Aku malu."
"Apa kau tidak ingat kenapa bisa memanggilnya ?" sepasang matanya menyembul dari balik lengan, ekor matanya melirik arah lain sembari mengingat kejadian.
"Tidak. Tapi tadi malam aku mengumpatinya di pesan"
"Kenapa ?"
"Kemarin sore dia diganggu beberapa gadis, aku kesal karena dia diam saja. Belakangan ini aku juga agak tertekan karena peristiwa penculikan waktu itu, semua masalah membuatku frustasi, jadi aku minum untuk melupakan semuanya" keluhnya.
"Ya, dan kau berhasil. Sangat. Melupakan. Semuanya." ketus Inupi. Jelas si pemuda berwajah sayu itu tengah menyindir dirinya.
"Mungkin orang lain akan tertawa saat kau mengatakan diculik lalu diselamatkan orang yang sama" ucapan Inupi di balas tawa canggung.
Tak pernah Mitsuya menduga hal seperti ini datang di kehidupannya. Reuni dengan tetangga yang sudah kau anggap adik malah menjadi petaka, sebenarnya hanya ketika Kai muncul, sisanya masih bisa ia tangani sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me! [Hakkai X Mitsuya]✔
Fanfiction[Tamat] Setelah sekian lama akhirnya Mitsuya Takashi bertemu dengan tetangga yang sudah di anggap seperti adiknya sendiri. Namun ada beberapa kejanggalan saat mereka bertemu, Mitsuya berpikir harus membantu Hakkai untuk keluar dari masalahnya. Hakk...