Setelah Akane dan Yuzuha meninggalkan apartemen Taiju, Mitsuya belum mengatakan apapun. Hari ini mereka membicarakan pasal kondisi Hakkai yang kian membaik. Mitsuya dan Yuzuha diminta Akane tetap berada di samping Hakkai, mereka tidak tau jika sewaktu-waktu Kai mengambil alih dan membuat masalah lagi.
"Kau baik-baik saja ?"
Mitsuya mengangguk cepat, tawa canggung juga menjadi penjawab pertanyaan Taiju.
Mitsuya bingung, ia lupa jika sang putra sulung keluarga Shiba juga menyukai dirinya. Mitsuya was-was kalau rahasianya tidur bersama Hakkai diketahui Taiju, Mitsuya jadi merasa tidak enak dengan pria bertubuh tegap itu.
"Ah iya, aku penasaran" ucapnya memecah keheningan diantara mereka.
"Tentang apa ?" iris hazel Taiju memperhatikan Mitsuya dalam.
"Hachi, kenapa dia sangat tertarik padamu. Dia terlihat sangat menyayangimu—" belum menyelesaikan kalimatnya namun tiba-tiba saja bibir Mitsuya terkatup, ia baru menyadari sesuatu.
"Kenapa ?"
"Jangan-jangan Hachi terbentuk karena kau ?" Taiju menaikkan sebelah alisnya, apa baru saja Mitsuya memikirkan tentang dirinya dan Hakkai.
"Maksudku tidak mungkin Hakkai itu langsung luluh padamu, apalagi dulu kau ..."
"Aku sering memukulnya" timpal Taiju. Mitsuya tersenyum canggung, untung saja Taiju paham ke mana arah pembicaraan mereka.
"Bisa jadi, aku juga sempat menduga hal itu. Mungkin saja ada hal yang tidak bisa dia sampaikan dan Hachi adalah perantara, begitu kan ?"
"Benar" Mitsuya tersenyum puas, ternyata pemikirannya juga sama seperti Taiju.
"Dia minta tolong padaku, katanya dia takut dan kedinginan, tapi aku tidak mengerti" surai lilac terangnya ia remat, amat gusar memikirkan Hakkai yang tidak ada habisnya. Rasa bersalah masih membekas di benaknya, Mitsuya sangat ingin melihat Hakkai kembali seperti semula.
Tangan yang lebih kecil digenggam, memberi kehangatan dengan usapan lembut. Taiju mencemaskan Mitsuya, bukan satu masalah yang menghampiri si penjahit, melainkan begitu banyak dan terlalu merepotkan jika ia telusuri sendirian.
"Aku tau kau mencemaskan Hakkai, tapi sesekali lihat dirimu juga. Kau tidak tidur tadi malam ?"
Perkataan Taiju benar adanya, karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan memikirkan Hakkai, jadwal tidurnya tidak tertata dengan baik belakangan ini. Rasa ketir menghantuinya setiap malam, bagaimana Mitsuya bisa memejamkan mata kalau isi kepalanya begitu berisik setiap malam.
"Aku mau mengambil minuman dulu" Mitsuya bangkit, mulai beranjak menuju dapur untuk kabur dari pertanyaan Taiju.
"Mitsuya"
Mustahil untuk menghindar, Taiju jelas paham jika pemuda itu sedang bersikap aneh. Berkali-kali Mitsuya menghindari kontak mata, pasti ada hal yang ia sembunyikan dari Taiju.
Mitsuya mempercepat langkahnya, berpura-pura kalau tidak mendengar panggilan Taiju. Si surai lilac hanya takut kalau Taiju bertanya macam-macam tentang hubungannya dengan sang adik.
Baru akan memasuki dapur, tubuhnya ditarik pelan dan didorong ke dinding. Kedua tangan Taiju dihadapkan diantara dirinya.
Kabedon.
Mitsuya meneguk ludahnya dengan susah payah sembari tertawa canggung.
"Anu ... terlalu d-dekat Taiju" ucap Mitsuya kikuk.
"Kau berusaha menghindariku dari tadi"
Taiju semakin menipiskan jarak diantara mereka, mata hazel itu berusaha menatap Mitsuya namun yang ditatap malah berulang kali membuang muka ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me! [Hakkai X Mitsuya]✔
Fanfiction[Tamat] Setelah sekian lama akhirnya Mitsuya Takashi bertemu dengan tetangga yang sudah di anggap seperti adiknya sendiri. Namun ada beberapa kejanggalan saat mereka bertemu, Mitsuya berpikir harus membantu Hakkai untuk keluar dari masalahnya. Hakk...