"Apa yang anda lakukan?"
"Sedikit bersenang-senang." Miswar memperhatikan Mecca. Gemas dengan tatapan wanita itu.
Bola matanya, Miswar suka.
Mata Mecca hanya melihat wajah, bukan dada Miswar. "Anda memperkosa saya?"
"Saya juga lupa. Bagian intimu tidak sakit?"
Merah wajah Mecca bukan karena terpesona. Mecca sedang marah. Menemukan dirinya bangun di kamar yang asing tanpa pakaian lengkap adalah sebuah kejutan hebat yang melukai perasaan.
"Anda benar orang tua?"
Miswar mengernyitkan keningnya.
"Pikirkan jika putri anda ada diposisi saya." marah dalam tenang, ini pertama kali Miswar melihatnya. "Umur saya dan Seyhan tidak terpaut jauh."
"Apakah kamu merasa dirugikan? Jelaksan maksudmu."
Mecca tidak ingin bercanda. "Saya akan menuntut anda."
"Semoga ada yang menerimamu apa adanya."
Mengeratkan selimut, Mecca menatap tajam laki-laki di depannya.
"Semoga rahimmu juga----"
Mecca tidak sanggup mendengar kalimat yang merendahkan dirinya, sebuah bantal dilemparkan Mecca.
"Bagaimana seseorang yang disegani seperti anda bisa melakukan hal ini?"
"Hanya kita. Apakah saya mengundang orang lain?"
Dalam hati, Mecca menyumpahi papa Seyhan. "Moral anda benar-benar rusak."
"Menikah atau pacaran, pilihan ada padamu."
Apa? "Masih berpikir kelanjutan?" Mecca akan mengatakannya jika Miswar benar-benar ingin tahu. "Kantor polisi."
Miswar tersenyum sinis. "Prasaja mengenal saya. Sebut nama saya didepannya."
Hati Mecca menangis kala Miswar menyebut nama papanya. Apa yang akan dilakukan papa jika tahu anaknya telah dinodai? Kecewa, mungkin satu hal yang akan disesalkan.
Mata Mecca menyisir kamar di mana dirinya berada. Hotel, Mecca yakin. Tidak ada yang tahu terka andai yang sedang berputar di benaknya. Yang dilakukan Miswar sangatlah fatal.
Mecca tidak tahu, jika Miswa mengenal dengan baik karakternya. Mudah Miswar melakukan karena tahu kebijakan apa yang akan dibuat Mecca setelah ini.
Tawaran menikah atau pacaran, tidak bisa diterima Mecca. Yang sedang dipikirkan Mecca bagaimana caranya pergi dari sini.
"Mintalah. Kamu akan mendapatkannya."
Mecca diam. Benaknya telah menganalisa apa yang akan terjadi pada tubuhnya jika tetap berada di sini.
"Pergilah."
Terkejut? Tidak. Miswar akan pergi.
"Jangan mendekat."
Miswar mengusap kepala Mecca dan menciumnya. Setelah itu lelaki tersebut masuk ke kamar mandi. Bukan salam perpisahan, tapi Miswar telah menitipkan hati pada wanita itu. Akan ada hari panjang yang terlewati setelah hari ini.
Setelah memastikan pintu kamar hotel terkunci, Mecca mulai melihat pantulan diri dicermin. Mata Mecca panas melihat jejak yang ditinggalkan Miswar. Tubuhnya tak lagi suci. Mecca menangis, jejak merah itu hampir memenuhi dada dan perutnya. Apa yang dilakukan Miswar?
******
Melewati hari di kampus tak lagi sama seperti dulu. Mecca yang serius kini kinerjanya lebih menggila. Ada target yang harus dicapai Mecca sebelum mengundurkan diri dari kampus tersebut.
Mecca tidak tahu, salah atau benar ketika dirinya memutuskan bersahabat dengan Seyhan kala hubungan serius ditawarkan lelaki itu.
Seyhan sudah mulai bekerja, bukan di perusahaan papanya. Ia ingin mencari pengalaman kerja di cafee temannya.
Dan selama dua bulan itu, Mecca bertemu dengannya. Berbicara dan mendengar canda Seyhan dan kawan-kawannya adalah keseruan dan keseharian Mecca.
Bagaimana dengan Miswar? Percayalah, Mecca belum melupakan. Cara yang dilakukan Mecca untuk melupakan kejadian yang disimpan rapat oleh wanita itu dari orang tuanya.
Miswar Lazuardi adalah kolega papanya. Meskipun usia Miswar lebih muda, tapi debut laki-laki itu di dunia bisnis tak bisa dipandang sebelah mata. Dari Alin, tantenya Mecca juga tahu jika Miswar adalah sosok yang disegani dan cukup berpengaruh.
Bukan hanya di dalam, tapi juga di luar negeri.
Dan dari Seyhan, Mecca tahu jika Miswar berada di Italia.
"Sekali-kali coba matcha latte." sebuah cup diletakan Seyhan di depan Mecca. "Kamu akan menyukainya."
Menarik cup mendekat, Mecca menyicipinya. "Aku lebih suka capuccino. Tapi, ini tidak terlalu buruk."
Seyhan menikmati pemandangan di depannya. Bukan hanya saat ini, ia ingin menyajikan kopi ternikmat untuk Mecca tapi selamanya selagi matanya masih terbuka.
"Agus belum balik?"
"Lusa mungkin."
Mecca tersenyum. "Pengen dengar sumpah serapahnya."
Agus adalah karyawan paling ramah dan somplak di cafee tersebut. Laki-laki itu pulang menunaikan perintah ibunya karena perjodohan.
"Kamu tidak ada rencana menikah?"
"Jodohnya belum kelihatan, Sey."
"Aku enggak dianggap?"
"Kamu enggak bakal sanggup dengan syarat yang aku ajuin nanti." tidak sepenuhnya bercanda, karena ada kebenaran dalam kalimat Mecca yang tidak diketahui oleh Seyhan.
"Aku akan mengupayakan."
Tersenyum, Mecca menjawab, "Yang membuatku bahagia bukan dinikahi oleh kamu, melainkan bukti bahwa kamu menjadi orang sukses."
Jika Mecca sudah mengenal baik tingkah Seyhan, tidak dengan Seyhan. Pemuda itu tidak tahu hal apa yang melintas kala diamnya Mecca. Bahkan, Seyhan tidak tahu samakan ceria tawa Mecca dengan suasana hatinya?
"Ini semester akhirmu. Dan aku masih tidak tahu alasan kamu keluar dari kampus."
Setia Seyhan menyinggung hal itu, maka hanya senyum hambar yang dilihatnya dari bibir wanita itu.
"Mahasiswa butuh dosen sepertimu."
Kini, Mecca tergelak. "Sepertimu contohnya ya?"
Seyhan tidak bercanda. Tapi tawa Mecca menular padanya.
******
"Aku tidak ingin ibu kepikiran." pada Nadin, mantan istri ayahnya Mecca bercerita. Tidak lengkap hanya seseorang yang mengajaknya menikah.
"Bagaimana denganmu?"
"Menurut mama, layak?"
"Kamu mengenalnya?"
Menggeleng, Mecca memberikan jawabannya. "Sekilas. Nama dan pekerjaannya. Beliau juga duda."
Alasan Mecca bercerita adalah pesan dari Miswar yang mengatakan akan bertemu papa dan ibunya.
"Pasti sudah dewasa."
Mecca tidak menampik, tidak juga mengatakan jika anak Miswar hampir seumuran dengannya.
"Boleh Mama bertemu dengannya?"
Mecca tidak bisa memberikan jawaban. Karena ia sendiri tidak tahu apakah Miswar mau bertemu dengan mama tirinya?
"Tanyakan dulu. Nanti kabarin Mama."
Masalahnya, Mecca tidak ingin berbicara dengan Miswar. Dan, Mecca tidak tahu bagaimana cara mencegah keberanian laki-laki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kupinjamkan Rahimku (Tamat-cerita Lengkap Di PDF)
RomanceDiharuskan menikah dengan laki-laki yang sudah kuanggap sebagai kakak, untuk melahirkan seorang anak, menutupi aib seorang wanita yang telah dinikahinya sepuluh tahun yang lalu. Setelah itu, aku bisa pergi. Ya, aku harus pergi setelah menunaikan kew...