Mecca

4.9K 661 18
                                    

Tidak menjadi miliknya, melainkan sudah menjadi pilihan Miswar mau tidak mau Seyhan harus merelakan. Untuk papanya Seyhan belum melakukan apapun. Di perusahaan baru akan bergerak, jadi tidak ada satupun alasan yang membenarkan Seyhan merebut Mecca apalagi perasaannya tidak disambut olehnya.

Hari pernikahan semakin dekat. Untuk menyambut hari bahagianya, Miswar mempersiapkan semua kepentingan yang dibutuhkan.

Menjelang lima hari pernikahan, laki-laki itu harus berangkat ke Rusia. Karena memang mendadak Miswar tidak bisa membatalkan. Kerena Mecca sedang dipingit jadi laki-laki itu hanya mengirimkan pesan untuknya.

Keberangkatan Miswar tentu diprotes oleh adiknya. Tapi karena Miswar seorang yang profesional mereka tidak bisa menahannya, hanya bisa berdoa semoga perjalanan itu sampai ke tujuan dan kembali dengan selamat.

Seyhan sudah mulai aktif di kantor. Malam, jika pekerjaannya selesai laki-laki itu akan berkunjung ke cafe. Sulit meninggalkan apa yang telah digeluti beberapa tahun belakangan ini. Jadi, Cafe akan dijadikan tempat menenangkan pikiran walaupun Mecca tak pernah lagi datang.

Seyhan punya kenangan sendiri di sana.

aku tidak bisa menghubungi papamu.

Sebuah chat dari Mecca masuk ke ponsel Seyhan tepat di hari kedua Miswar pergi.

Seyhan mencoba menghubungi papanya dan benar nomornya tidak aktif. Segera Seyhan menghubungi sekretaris papanya untuk melacak keberadaan Miswar.

Tidak hanya Seyhan, kabar nomor Miswar tidak aktif sudah sampai ke telinga adik-adiknya juga orang tua Mecca.

"Dia memang harus ke sana sebagai anggota konferensi, keadaan di sana sedang memanas." Pras, ayah Hasna yang bicara. Selain calon menantu, Miswar adalah koleganya. Pras mengenal baik laki-laki itu.

"Semoga tidak ada kabar buruk."

Di tempatnya Mecca hanya bisa diam mendengar ucapan ayah. Ia sedang menjalani progres yang akan menjadi takdirnya. Dalam hitungan hari, akan sah menjadi nyonya Lazuardi. Namun saat ini, keberadaan Miswar sedang dipertanyakan setelah nomornya tidak aktif.

Mecca tidak suudzon, ia tenang dalam diamnya.

Undangan telah disebarkan, namun hotel tempat di adakan resepsi masih sepi. Masjid yang telah didaftarkan untuk akad juga masih seperti semula. Masih ada waktu dua belas jam sebelum tanggal 29 besok.

Rusia menutup bandara karena alasan keamanan negara setelah sebuah roket menghancurkan salah satu kota di negara itu. Hanya pesawat tempur militernya yang bisa terbang di langit negara itu. Tidak boleh ada satupun pesawat lain melintas di sana jika tidak mau terkena setengah roket.

Kabar dunia, Mecca menyaksikan langsung. Rusia luas, di titik mana Miswar berada ia tidak tahu. Asisten Miswar sudah berangkat sejak malam Seyhan mengabarkan nomor papanya tidak aktif. Sama seperti papanya, nomor telepon asisten tidak aktif lagi.

Siapa yang punya rencana? Manusia. Namun kehendak ilahi tidak ada yang tahu. Mecca masih menunggu kabar baik. Setiap hari ia mencari kabar terbaru negara Rusia. Di sana ada seseorang yang telah menjanjikan bahagia. Di sana ada seseorang yang berani mengikatnya, dan seseorang itu sampai detik ini belum ada kabarnya.

******

Hasil konferensi yang dihadiri oleh Miswar telah diberitakan di seluruh televisi. Duta besar Indonesia menyayangkan atas kematian tujuh belas warga negara Indonesia di Rusia termasuk anggota konferensi.

Pertemuan yang dihadiri oleh Miswar adalah untuk membahas konflik yang tengah memanas di timur tengah dan Rusia salah satu negara yang diakui untuk meredakan suasana genting tersebut. Sayangnya diplomat asal Indonesia harus tumbang dalam insiden itu.

Kabar itu seperti menghentikan denyut nadi seseorang.

"Bagaimana kabarmu?" kali ini Seyhan memberanikan diri menyapa Mecca.

Wanita itu sering datang ke perusahaan. Di ruangan papanya Mecca duduk. Satu sampai dua jam kemudian pergi

"Baik," jawab Mecca. Berita buruk itu telah lewat satu bulan yang lalu. Dari tujuh belas warga negara Indonesia ada lima orang diplomat dalam konferensi tersebut salah satunya Miswar Lazuardi. Pemerintah Rusia sudah membuat pengumuman resmi jika semua jenazah anggota konferensi tidak bisa diidentifikasi.

Tidak hanya Mecca, Seyhan juga berduka atas kejadian itu.

"Hal yang paling kusesali adalah, saat aku meminta papa meninggalkanmu."

Mecca terkejut mendengarnya. Tapi ia tidak bereaksi.

"Sekarang dia benar-benar pergi dan aku tidak bisa melakukan keinginanku." Seyhan menatap wanita yang sampai saat ini masih dicintainya.

"Melihat kamu yang selalu datang, seolah menamparku dengan sebuah fakta jika hatimu memang untuk papa."

Seyhan melihat jari Mecca masih mengenakan cincin tunangan. Setelah mengatakan apa yang ingin dikatakannya, Seyhan meninggalkan ruangan papanya. Membiarkan Mecca menghabiskan waktu di sana tanpa menyinggung soal rekaman video keduanya di villa yang ditemukan Seyhan di kamar Miswar. Video yang menjelaskan jika Mecca dan papanya memang saling jatuh cinta.

Setelah semua ini, apakah Mecca masih setia dengan perasaannya?

Selama ini Seyhan hanya punya papa, namun sekarang tidak ada lagi. Laki-laki itu tinggal sebatang kara. Seyhan tidak ingin dikasihani tapi selaku manusia ia butuh sandaran.

"Beritahu putranya. Berangkatlah bersama. Ayah akan menyusul."

Bukankah ini kabar baik? Mecca ingin menangis mendengar berita dari ayahnya. Mecca segera menghubungi Seyhan.

******

Di atas brankar, seseorang yang terpasang lengkap alat penunjang kehidupan dinyatakan koma. Mecca tidak ingin bertanya apa-apa pada asisten Miswar.

"Terimakasih sudah menjaganya."

Dan Seyhan melihat langsung bagaimana raut bahagia Mecca dan ketulusannya saat mengucapkan terimakasih.

Wanita itu memiliki hati yang setia, pesonanya semakin dirasakan oleh Seyhan.

Meskipun masih dalam keadaan koma, Seyhan senang karena ternyata papanya masih hidup. Namun tidak bisa menepis, bahwa fakta ketulusan hati Mecca membuatnya semakin terpesona.

Seyhan memendam, karena tahu posisinya hanya ada digenggaman Mecca, bukan hati wanita itu.

Hampir setengah hari berada di ruangan itu, Seyhan tidak melihat tanda-tanda Mecca akan keluar dari ruangan itu. Wanita itu duduk di samping papanya seolah tidak bosan menatap wajah pucat itu.

"Makanlah."

Mecca mengangguk, tanpa melihat Seyhan.

"Silahkan kalau kamu marah, tapi tetap jaga kesehatanmu bukankah kamu ingin melihat papa sadar?"

Seyhan meletakkan makanan pesanannya di atas meja. Tahu, Mecca tidak akan bicara padanya.

Waktu terus berjalan, hingga malam sudah sangat larut. Makanan yang dibawakan Seyhan tidak disentuh oleh wanita itu. Di kursi, tepat di samping Miswar ia tidur. Bunga tidur kembali menyapa, setelah satu bulan lebih waktu istirahatnya terganggu.

Saat merasakan seseorang menyelimutinya, air mata wanita itu jatuh. Ia tahu siapa yang menyelimuti tubuhnya. Mecca ingin Miswar bangun, dan menghapus gundahnya.

Tidak ada yang tahu perasaanya saat ini. Setia yang dilihat Seyhan benarkah untuk Miswar? Atau itu hanya bentuk pertahanan wanita itu menjaga amanah?

Apapun itu, bagi Seyhan calon ibu tirinya adalah cinta pertama yang sulit dilupakan olehnya. Semakin ke sini, pesona Mecca semakin kuat.

Kupinjamkan Rahimku (Tamat-cerita Lengkap Di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang