2

948 263 74
                                    

RESPONNYA BAGUS BANGET TERHARU 😭😭😭

Aku lanjut lagi nih tanpa berlama-lama soalnya aku sayang kalian ❤️


Happy reading!^^



~°~°~



Jeonghan berlari kecil menuju ruang rawat inap anak. Senyuman lebar tersungging di bibirnya sehingga siapa saja yang berpapasan dengannya bisa menebak betapa bahagianya pria itu.

"Loh, Dokter Yoon? Bukannya hari ini tidak ada jadwal?" tanya seorang perawat yang berjaga di meja resepsionis.

Jeonghan terkekeh sambil mencuci tangan dengan handsanitizer. "Masa? Ada kok."

"Ini, kan, hari Kam—"

"Ada jadwal menjemput anakku," balas Jeonghan, "sampai nanti!"

Pria berambut pirang itu bergegas pergi, meninggalkan perawat tadi dalam kebingungan. Ia berhenti di depan sebuah ruangan, mengembuskan napas gugup, kemudian masuk ke dalam. Senyuman lebar tersungging ketika ia melihat seorang gadis cilik duduk di ranjang rumah sakit dengan tenang. Membiarkan perawat melepas infus dan memberi plester di bekas lukanya.

"Selamat pagi, Cantik!" sapa Jeonghan, membuat anak itu menoleh. Senyuman tipis lantas muncul di bibir anak itu.

"Pagi Dokter Yoon," sapa si perawat.

"Pagi," balas Jeonghan kemudian berdiri di hadapan sang anak sambil membungkukkan tubuh. Menyejajarkan pandangannya. "Sakit tidak?"

Anak itu menggelengkan kepala sebagai jawaban. Jeonghan tersenyum sambil mengusap kepalanya.

"Bagaimana dengan perasaanmu hari ini?" Anak itu membalas dengan senyuman. Jeonghan kembali bertanya, "Senang?"

Anak itu mengangguk. Jeonghan terkekeh pelan kemudian merentangkan tangan, membawa anak itu ke dalam gendongannya.

"Ayo kita pulang!" ucapnya riang, membuat anak itu terkekeh. Jeonghan langsung menatap si perawat. "Terima kasih Perawat Kim, aku duluan."

"Sama-sama Dokter Yoon, semoga harimu dengan (Y/n) menyenangkan."

Jeonghan dengan senang hati membawa anak itu keluar dari gedung rumah sakit. Berjalan kaki menuju rumah yang terhitung cukup jauh. Ia takut si gadis cilik trauma dengan mobil atau kendaraan lainnya, jadi berjaga-jaga mengajaknya berjalan. Toh bagi Jeonghan hal itu sama sekali tak melelahkan.

"(Y/n) Cantik mau makan apa?" tanya Jeonghan di tengah perjalanan.

Anak itu menggelengkan kepala. Ia menatap Jeonghan dengan senyuman tipis, membuat Jeonghan juga tersenyum.

"Bagaimana dengan kalguksu? (Y/n) suka?"

Kali ini Jeonghan mendapat anggukan. Pria itu mengusap kepala sang anak kemudian buru-buru menuju restoran yang kebetulan berada di dekat sana.

"Selamat datang," sapa penjual.

Jeonghan tersenyum. "Bibi, pesan satu kalguksu dewasa dan satu kalguksu anak."

Jeonghan membawa anak itu untuk duduk di sudut ruangan, bersebelahan. Karena mejanya terlalu tinggi, Jeonghan meminta bantal duduk agar sang anak bisa mencapai meja dengan baik.

"(Y/n) tahu tidak? Di sini ada kelinci loh," ucap Jeonghan, membuat anak itu memiringkan kepala. Menunggu Jeonghan melanjutkan.

Sambil tersenyum lebar, Jeonghan membentuk sebuah kelinci dengan jarinya dan mengayunkan tangan di udara sehingga kelinci itu tampak seolah melompat. "Ini dia! Tuan Kelinci yang baik hati."

Fallen Star [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang