10

618 119 144
                                    

Nihhh update lagi nihhh wkwkwk


Happy reading!^^



~°~°~



Menyebalkan.

Jun menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Ditatapnya pintu kamar dengan tajam. Seolah-olah ingin membelah benda mati itu menjadi potongan-potongan kecil.

Kenapa pula ia semarah itu?

Jun juga tidak tahu apa alasannya tiba-tiba merasa kesal. Pria itu rasanya ingin menonjok benda apa saja yang ada di hadapannya.

Jun akhirnya menghela napas. Ia membaringkan tubuh sambil bersedekap. Matanya menatap langit-langit kamar dengan intens. Mulanya tidak terjadi apa-apa. Tapi bayangan Yoon (Y/n) memamerkan boneka di hadapannya muncul mendadak.

"Apa gara-gara boneka itu?" gumamnya.

Jun tertawa sinis. Ia melambaikan tangan guna mengusir bayangan itu dari kepalanya. "Bercanda ...."

Aneh.

Tidak mungkin, kan, ia marah hanya gara-gara sebuah boneka? Apa urusannya dengan Jun? Kenapa ia harus kesal?

"Tapi .... Bisa-bisanya dia tersenyum lebar seperti itu karena sebuah boneka?" tanyanya pada diri sendiri. "Jelek pula!"

Jun mendecak. Ia beranjak duduk sambil membayangkan kembali boneka tadi.

"Senang lagi dia disamakan dengan kentang. Apa bagusnya?" tanya Jun sinis.

Rasa kesal yang tadinya hilang terasa kembali. Jun merasa tak habis pikir. Apa yang bagus dengan boneka tadi? Kenapa boneka jelek itu bisa membuatnya tersenyum lebar-lebar?

"Kalau tahu dia bisa tersenyum seperti itu harusnya aku tidak perlu repot-repot mengganti mantelnya," ucapnya sambil mendecak.

Jun menoleh. Ia kembali menatap pintu dengan tatapan tajam. "Awas saja kalau dia tidak menunjukkan reaksi yang sama setelah melihat hadiahku. Tidak tahu terima kasih!"


***


Jessie tak mampu menutupi keterkejutannya. Mata wanita itu menyisir setiap sudut ruangan dengan mata berbinar. Ia tak menyangka sang kekasih mewujudkan makan malam romantis dengan sungguh-sungguh.

Restoran yang mereka datangi benar-benar estetik. Dinding sebelah kiri sepenuhnya adalah kaca. Letaknya yang berada di lantai tujuh belas salah satu hotel terbaik Seoul membuat setiap pengunjung dapat melihat aktivitas kota. Kacanya yang gelap membuat pemandangan siang tak tampak silau, namun tak mengurangi keindahan city view di malam hari. Lampu-lampu dan bintang-bintang masih dapat terlihat jelas.

Berjalan lebih jauh, Jessie mulai memperhatikan interior restoran yang sederhana namun menawan. Lantainya terbuat dari marmer. Meja-meja bundar dilapisi kain putih dipadukan kursi-kursi kayu berukiran mewah dengan bantalan merah pada punggung dan dudukan. Rata-rata disusun dua kursi setiap mejanya sehingga cocok untuk kencan mewah. Dan kelihatannya memang semua pengunjung tengah berkencan.

Di setiap meja tersusun lilin-lilin putih dan vas bunga transparan dengan setangkai mawar merah segar. Satu set alat makan tertata rapi di hadapan setiap kursi.

Fallen Star [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang