6

718 172 48
                                    

HELLO I'M BACK YUHU SIAPA YANG KANGEN? 🥰

Kangen sama ceritanya gitu, tapi kalau mau kangen akunya juga boleh banget 👀


Happy reading!^^



~°~°~



Yoon (Y/n) mengerjap pelan ketika melihat tiket bioskop di tangannya. Ia melirik ayahnya yang berdiri sambil tersenyum lebar di sampingnya. Kemudian ia kembali menatap tiket.

"Ayah serius?" tanyanya sambil kembali melirik Jeonghan.

Jeonghan menaik-turunkan alisnya. "Katanya ini film paling ramai belakangan."

"Ini film horor, Yah," sahut gadis itu.

Jeonghan mengerjap. "Kau takut?"

"Ayah yang pasti takut," ledek gadis itu sambil melangkahkan kaki menuju studio lima, tempat mereka akan menonton.

Jeonghan mendecih. "Vampir takut dengan hantu? Mana mungkin!"

Gadis itu terkekeh geli. Ia mengambil sebuah berondong jagung di pelukan sang ayah.

"Pokoknya kalau Ayah takut jangan ganggu aku ya," ledeknya.

Jeonghan memutar bola mata. "Kalau kau yang takut, jangan peluk Ayah!"

Keduanya sama-sama tertawa sebelum akhirnya masuk ke dalam.

Suasana di dalam studio terbilang sepi. Selain terhitung hari kerja, waktu juga masih menunjukkan pukul tiga sore di mana biasanya orang-orang masih melakukan kesibukannya masing-masing.

Jeonghan memang pandai memilih tempat. Mereka mendapatkan tempat duduk di bagian tengah, sejajar dengan layar sehingga tidak perlu menengadah ataupun menunduk selama menonton.

Dalam sepuluh menit saja pengumuman dan peraturan bioskop muncul dalam layar. Selang beberapa menit, lampu mulai dimatikan dan film diputar.

"Tidak ada seram-seramnya," ucap Jeonghan sambil memasukkan berondong jagung ke dalam mulut. Meski baginya makanan tersebut tidak berasa, tetap saja menarik melakukannya sambil menonton film.

Ahh ... manusia memang pandai menemukan hal menyenangkan.

Mendengar penuturan tersebut, gadis di sampingnya menoleh. Terkekeh melihat keseriusan sang ayah pada layar bioskop. "Baru juga lima menit, Yah. Tunggu sebentar lagi."

"Oke, yang takut traktir makan ya?" tantang Jeonghan.

Gadis itu mengedikkan bahu. "Uangku juga dari Ayah, jadi tidak ada bedanya."

"Hey, kau ini seperti—WAAA!!!"

Gadis itu berjengit mendengar teriakan dari sampingnya. Begitu menoleh, ia melihat sang ayah merapatkan diri pada sandaran kursi sambil menutup wajah.

"Ayah?" panggilnya pelan lalu menatap sekitar, sadar sang ayah menjadi pusat perhatian. Setelah itu ia berpaling pada layar yang memperlihatkan tumpukan buku berserakan di lantai.

"Yah, hantunya belum keluar," ucap gadis itu sambil menatap sang ayah.

Dengan super cepat Jeonghan menjawab, "Suruh siapa anjing itu tiba-tiba lompat dan menjatuhkan buku-buku itu ketika pemerannya masuk ke ruang bawah tanah! Itu, kan, tempat yang bagus untuk hantu keluar!"

"Ayah takut?" Gadis itu tertawa cukup keras, namun segera berhenti karena tak ingin menjadi pusat perhatian lagi. Ia menaik-turunkan alis sambil menekan-nekan bahu Jeonghan. "Asyik, Ayah yang traktir makan!"

"A—ayah tidak takut," sahut Jeonghan sambil mendelik. Berusaha menutupi kegelisahannya. Namun hal itu malah membuat anak gadisnya terkekeh geli.

"Kalau tidak takut kenapa Ayah teriak?" tanyanya sambil menyikut-nyikut lengan Jeonghan.

Fallen Star [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang