3

876 229 39
                                    

Setelah selesaiin bab 3 ini kok rasa-rasanya agak lawak ya 😭🤣

Are you ready?


Happy reading!^^



~°~°~



Gelap.

Jun tidak dapat melihat apa pun selain warna hitam. Di mana dirinya berada? Apakah di dalam sebuah ruangan tanpa cahaya? Ataukah kegelapan yang hampa?

Pria itu tidak tahu. Ia hanya berdiri di tempatnya berpijak. Tak berani melangkah ataupun bergerak. Jun bisa merasakan udara di sekitarnya menipis sedikit demi sedikit. Napasnya tercekat, membuat Jun panik.

Ia tidak pernah takut apa pun. Ia bahkan tak takut akan kematian kecuali ....



Brak!


Jun tersentak bangun ketika mendengar suara bantingan pintu. Pria itu menggeram, sudah tahu siapa pelaku kekerasan pada pintu tersebut.

"PAMAN JUN!"

Jun memutar bola matanya dengan jengah. Ia menundukkan kepala dari pembatas lantai dua. Matanya langsung bertemu dengan seorang gadis berseragam sekolah menengah atas.

Seperti biasa gadis itu sangat peduli penampilan. Rambut panjangnya masih terurai rapi meski hari sudah sore. Bandana peraknya senada dengan sepatu dan tas punggungnya.

Ohh ... ayolah, siapa yang pergi ke sekolah dengan sepatu ber-sol tinggi seperti itu? Apalagi warnanya abu-abu dengan glitter memanjang di bagian sisi. Jun benar-benar muak melihatnya.

Dia ini siswi sekolah atau idol?

"Berisik!" balas Jun kemudian turun dari pembatas dan berjalan menuju kamarnya. Sial, pintunya macet sehingga Jun tidak bisa membukanya dan meloloskan diri dari gadis menyebalkan itu.

Sebenarnya pria itu punya tenaga yang cukup besar untuk mendobrak pintu. Tetapi, jika pintunya rusak bukankah sia-sia karena gadis itu bisa tetap masuk ke dalam kamarnya?

"Paman!"



Bruk!


Jun hampir hilang keseimbangan ketika gadis itu melompat ke punggungnya dengan penuh semangat.

"Heh! Lepas!"

Jun bisa saja melempar gadis itu dengan mudah. Namun ia tak melakukannya, hanya menggoyangkan tubuh ke kanan dan ke kiri untuk mengganggu gadis itu.

Hhh ... Jun benci berurusan dengan manusia lemah.

"Turun atau kugigit lehermu," ancam Jun.

Gadis itu terkekeh. Ia memiringkan kepala agar bisa melihat wajah Jun. "Sebenarnya aku agak penasaran bagaimana rasanya digigit vampir, tapi aku tidak bisa bertanya pada Ayah. Apa Paman benar-benar mau melakukannya?"

"Heh! Kau sudah gila ya?!" pekik Jun, terkejut ancamannya tak membuat gadis itu takut. Dengan langkah menggebu pria itu melangkah menuju sofa dan menjatuhkan gadis itu di sana.

Jun langsung berbalik. Menatap gadis yang memasang wajah polos itu dengan sinis. "Kau—astaga kau benar-benar menyebalkan. Berhenti menggangguku, jangan bicara padaku, dan JANGAN PERNAH MEMANGGILKU PAMAN!"

Gadis itu meringis. Ia menatap Jun dengan wajah ngeri. Namun sesaat kemudian tatapan matanya berubah menjadi kagum. Entah mengapa di matanya sosok Jun selalu mengagumkan. Pria itu mungkin kasar dan galak, namun ia yakin Jun memiliki alasan tersendiri. Di balik sikap angkuhnya itu pasti ada sisi lembut yang tersembunyi. Ia tak bisa menghentikan diri untuk terus penasaran dan berusaha mengungkap sisi tersebut.

Fallen Star [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang