Siapa yang kemarin minta dilanjut?
Seneng gak sih aku agak cepetan lagi sekarang update-nya 😭😭😭 (aku sih seneng ya wkwkwk)
Happy reading!^^
~°~°~
Jun memperhatikan sekitar dengan saksama. Kakinya melangkah ragu-ragu memasuki sebuah restoran yang cukup banyak pengunjung, namun tak membuatnya pusing.
Kenapa ia bisa tahan berada di tengah kerumunan manusia?
"Mereka bukan manusia," ucap Joshua seolah tahu apa yang dipikirkannya. Pria itu melangkah mendekati. "Maksudku tidak semuanya manusia. Sebagian besar sama seperti kita."
Jun memutar tubuh menghadap ke arah Joshua dengan kening berkerut. "Apa maksudmu membawaku kemari? Aku harus membayar dengan berbaur bersama mereka atau bagaimana?"
"Kurang lebih," balas Joshua lalu menepuk bahu Jun. "Restoran ini milikmu."
"HAH?!" Pekikan Jun terdengar ke sepenjuru ruangan. Membuat beberapa tamu refleks menoleh karena terkejut. Namun Jun tidak peduli.
Ohh ... sejak kapan ia peduli pandangan orang lain terhadapnya?
"Apa maksudmu restoran ini milikku dan sebagian besar tamu seperti kita?" tanya Jun sedikit memojokkan.
Joshua menghela napas. Ia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk bicara dengan Jun mengenai hal tersebut. Namun ia tak punya pilihan lain daripada membiarkan perang dunia ketiga terjadi di rumahnya.
"Kita makan dulu, baru kujelaskan semuanya," ujar Joshua kemudian melangkahkan kaki ke meja terdekat. Jun mau tak mau mesti mengikuti.
Joshua mengangkat tangan. Pelayan langsung menghampiri untuk memberi menu.
"Set spesial A 2 porsi," ucap Joshua.
"Baik, set spesial A 2 porsi. Ada tambahan lain?" tanya pelayan sambil memilih menu di tablet yang dibawanya.
"Itu saja cukup," ujar Joshua.
"Silakan ditunggu."
Pelayan tersebut mengangkat menu dari meja dan melangkah pergi menuju dapur. Begitu lenyap dari pandangan, Jun mencondongkan tubuh ke arah Joshua.
"Aku tidak mencium bau manusia darinya," ujar Jun menuntut.
Joshua tersenyum tipis. "Seluruh pekerja di restoran ini vampir. Ohh ... kecuali dua koki yang menyiapkan menu manusia biasa. Namun mereka pun sudah terlatih dan menerima eksistensi kita dengan baik. Jadi kau tidak perlu khawatir auramu akan mempengaruhi mereka."
"Apa-apaan semua ini?" tanya Jun tak mengerti. Namun Joshua enggan menjawab.
Jun mendengus kesal. Ia melipat kedua tangan di depan dada dan bersandar di kursi. Tak punya pilihan selain menunggu.
Ohh ia bisa saja langsung pergi.
Sayangnya Joshua membawanya kemari untuk membayar hutang. Bisa-bisanya ia menggali kuburan sendiri. Sekarang ia cukup menyesal telah membuat janji sembarangan hanya demi sebuah mantel.
Tunggu ... kalau ia tidak membeli mantel itu maka kejadian kemarin tak kan terjadi, kan?
Apa yang kau pikirkan, Bodoh?
Jun tak bisa berhenti mengutuk dirinya sendiri. Segalanya berubah hanya karena satu kejadian. Keadaan, sikap, bahkan perasaannya telah berubah.
Ia mulai peduli pada seorang manusia yang rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Star [Seventeen Imagine Series]
FantasiApakah kau percaya bahwa di dunia ini ada makhluk selain manusia? Bukan ... bukan hewan atau tumbuhan. Makhluk ini persis seperti manusia, hanya saja lebih kuat dan memiliki kemampuan unik. Mereka hidup selayaknya manusia; bekerja, bersekolah, makan...