C

1.4K 104 1
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul 22:00kst. Dan sekarang renjun telah berada dalam kamarnya dengan jaemin setelah menidurkan anak bungsu mereka itu dikamar yang langsung terhubung dengan kamar mereka berdua.

Renjun hanya terdiam diatas kasur dan bisa dikatakan sebagai tahap dari melamun, ntah apa yang sedang dilakukan oleh istri mungil dari Jung Jaemin itu.

Jaemin bingung melihat istri mungilnya yang melamun, bahkan istrinya itu tidak menyadari kalau dia telah berada disebelahnya. Hingga jaemin mengangkat istri mungilnya itu untuk duduk di pangkuannya.

"Ya! Apa yang kau lakukan Jung Jaemin!" Kaget renjun sembari menepuk dada suaminya itu.

Jaemin hanya tertawa mendapatkan pukulan dari istri mungilnya itu, lalu diapun menahan tangan renjun agar tidak memukuli dadanya itu.

"Sudah tenang ya Jung renjun." Ucap jaemin. Dan renjun hanya mendengus sebal karena suaminya itu tapi dia malah menyandarkan kepalanya mencari kenyamanan kepalanya pada dada suaminya itu walaupun sempat memberontak karena kaget. Jaemin hanya tersenyum melihat kelakuan renjun yang membuatnya semakin gemas. Lalu mengelus surai istri mungilnya itu.

"Nana?"

"Hmm?"

"Tidak ada." Ucap renjun karena dia memikirkan tentang adiknya, shotaro. Dia merasa adiknya itu menyembunyikan sesuatu darinya, dia jadi cemas dengan adiknya itu.

"Ada apa? Apa yang kau pikirkan sayang?" Ucap jaemin yang paham jika renjun seperti ini maka ada yang mengganggu pikirannya saat ini.

"Apa kau melihat keanehan pada sungchan?" Ucap renjun yang masih setia menyandarkan kepalanya pada dada bidang suaminya itu.

"Sungchan? Memangnya ada apa dengan adikku itu sayang? Apa ada sesuatu yang kau curigai dengannya?" Ucap jaemin sembari terus mengelus kepala istri mungilnya itu.

"Ntahlah. Tapi, aku merasa taro menyembunyikan sesuatu dariku. Maksudku Nana, taro biasanya sangat bahagia sekali, dia tidak pernah seterpuruk ini sebelum kejadian mengerikan itu. Aku merasa ada yang disembunyikan olehnya. Aku takut adikku itu kenapa-napa Nana. Kau tau firasat seorang kakak pada adiknya paling akurat setelah orangtua bukan? Aku merasa adikku mempunyai masalah yang berat." Ucap renjun sembari merenggangkan pelukannya pada jaemin lalu menatap jaemin dengan mata berkaca-kaca dan airmatanya menetes begitu saja tanpa sebab,ntah kenapa dia ingin menangis memikirkan adiknya itu.

"Hei. Jangan menangis, kenapa kau malah menangis? Jangan menangis sayang." Ucap jaemin sembari menghapus airmata sang istri.

"Aku sangat takut terjadi sesuatu pada taro Nana, hueee...." Tangis renjun pecah dan jaemin langsung memeluk istri mungilnya itu hingga mereka langsung terbaring dan menutup selimut sampai keatas kepala mereka. Didalam selimut jaemin menciumi seluruh wajah renjun hingga istri mungilnya itu hanya sesegukan.

"Sudah menangis nya? Jangan menangis lagi ya sayang. Biar kau tenang, besok mau datang kekantor?" Tawar jaemin.

"Ngapain?" Ucap renjun disela-sela segukannya.

"Dengan begitu kau bisa melihat kalau taro baik-baik saja. Karena taro selalu datang dijam makan siang untuk mengantarkan makanan pada sungchan." Ucap jaemin sembari menghapus airmata yang masih keluar dari mata indah istrinya itu.

"Baiklah." Ucap renjun sembari mengangguk.

"Sudah sekarang berhenti nangisnya ya sayang. Ayo kita tirur, oke?" Ucap jaemin sembari membawa renjun kedalam pelukannya dan mereka menutup matanya untuk menuju alam mimpi.

••••

At. Kediaman mansion jeno-haechan.

Haechan dan jeno sekarang telah berada di kamar mereka sembari berpelukan di atas tempat tidur, tapi anehnya mata haechan masih belum mau tertutup bahkan dia tidak merasa sangat tidak mengantuk sama sekali. Sedangkan jeno telah tertidur sembari menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher haechan.

My Sweet Family END!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang