Bagian 11: Untuk Dila

185 16 0
                                    

Jika ada seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika ada seseorang

yang terlanjur menyentuh inti jantungmu,

mereka yang datang kemudian

hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan.

- Aan Mansyur

Di sebuah Restoran di Dago Atas

"Hari ini kenapa rame mobil plat B, ya?" Kayla melihat sekeliling. Hari itu adalah day-off dari shift barista-nya dan ketika Diaz dan Fabian menawarkan untuk jalan jalan Kayla langsung menerimanya. Ia mengenakan kaos putih dan celana kulot hitam keluar dari mobil Diaz.

"Senen kan libur, biasa, long weekend," jawab Diaz yang mengenakan polo shirt lacoste berlambang buayanya, kali ini berwarna biru muda dipadu blue jeans. Sedangkan Fabian seperti biasa mengenakan kaos dan denimnya serta jaket jeans yang ia bawa di tangannya.

Mereka duduk di bagian tengah zona smoking dan mulai memesan makanan dan minuman. Mereka pun berbincang tentang banyak hal. Fabian lebih banyak mendengarkan sambil menulis-nulis di notes-nya

Diaz asik menceritakan pertandingan sepak bola nya di minggu depan ketika tiba-tiba Diaz terdiam. Mata Diaz tertuju pada seorang cewek yang masuk ke restoran tersebut. Ia menelan ludah meskipun Diaz tetap memasang wajah percaya dirinya. Cewek itu masuk seorang diri seperti sedang menunggu teman temannya. Pelayan menunjukkan sebuah meja kosong. Cewek itu melewati meja mereka dan melihat Diaz di sana. "Diaz?"

"Hey, Nes" Diaz yang sedang merokok mencoba tetap cool. Ines hanya berdiri terpatung seakan ingin berkata banyak hal pada Diaz tetapi Ines memutuskan untuk meninggalkan Diaz dan hanya berkata, "Long time no see."

Fabian menyadari ada sesuatu, tetapi ia tak suka ikut campur urusan orang, sedangkan Kayla... tentu saja ia langsung kepo. "ITU SIAPA?"

Diaz sedikit salting, ia kehilangan ke-cool-an nya saat itu. "Ada... temen lama," ujarnya. "Jadi gimana Fab, lo coba daftar organisasi mana lagi?" Diaz berkata pada Fabian.

Kayla menarik tangan Diaz. "Diaz Rezkytama... Gue tau tatapan itu. Oh God, dia salah satu korban lo, ya kan? Eh buaya, ngaku!" Kayla menekan Diaz untuk menjawab. Di titik ini Diaz sudah tau kalau ia tak akan bisa membuat Kayla diam, jadi akhirnya ia pun pasrah.

"Dulu pernah deket," kata Diaz singkat.

"Deket segimana?" bukannya makin diam, Kayla malah makin penasaran. Diaz salting sambil memberi kode dengan menumpuk tangannya. "Ngerti kan? Gitu."

"Wah gila!" Kayla menggeleng. Fabian hanya tertawa kecil. "Yaz... yaz... kelakuan lo..."

"Terus putusnya gimana?" Kayla kembali mengintrograsi.

Bukit Dago SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang