Bagian 26: Diaz Anugerah Rezkytama dan Retakan Cermin

103 17 1
                                    

Sebuah Club di Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah Club di Bandung.

Diaz duduk di sebuah sofa bersama teman temannya. Diaz memesan sejenis cocktail yang berbahan dasar rum. .

"Yaz, open satu lagi dong buat kita!" pinta salah seorang teman cewek Diaz.

"Cmon bro lagi lah!" tambah teman cowoknya.

"Santai, ambil aja!" Diaz berteriak sambil menikmati alunan musik. Ia pun duduk di samping teman cowoknya. Ia mengambil hanphone nya. Ia dari tadi mengirim pesan chat kepada Kayla, tetapi Kayla tidak membalasnya. Ia pun kembali mengirimkan chat dan kali ini... terlihat typing. Diaz menggoyangkan kakinya dan mulutnya ternganga membaca jawaban Kayla.

Satu kata yang tak pernah Diaz dengar dari seorang cewek sebelumnya: NAJIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu kata yang tak pernah Diaz dengar dari seorang cewek sebelumnya: NAJIS.

Diaz meletakkan handphone nya dan kembali membenamkan diri ke alkohol. Seorang teman cowoknya menyadari rasa frustasi pada wajah Diaz yang berbisik. "Mau barang gak? Enak nih."

"Acid?" tanya Diaz.

Temannya mengangguk. "Temen gue punya, kalau lo mau beli oke lah..."

"Ya udah. Silahkan."

Sementara itu

Fabian yang dari tadi mengikuti Diaz menaikkan tudung dari hoodie yang ia kenakan. Fabian menyelinap melewati pemeriksaan karena ia tak punya undangan dan ini adalah acara Invitation only. Ia pun menemukan Diaz dan duduk diam di kursi belakang Diaz. Diaz membelakanginga dan ia tak bisa mengetahui keberadaan Fabian.

Meskipun suara musik cukup keras, Fabian masih dapat mendengar ucapan Diaz soal Acid tersebut. Ia pun melihat teman Diaz yang menawarinya salah satu jenis narkoba LSD itu menjauh.

Sebelum temannya kembali, Diaz yang mengenakan kemeja dongker dan jeans pun berjalan ke arah toilet yang dekat dengan pintu keluar belakang club tersebut. Fabian pun mengikuti Diaz dan sebelum ia bisa masuk ke dalam toilet, Fabian menarik Diaz ke pintu keluar belakang. Mereka pun berada di halaman belakang club yang kosong.

"Lo ngobat?" tanya Fabian tegas.

Diaz masih kaget dengan keberadaan Fabian di sini. "Kalau iya, mau lo apa?"

Bukit Dago SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang