Bagian 15: Musik Adalah Sebuah Bahasa

119 18 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa alasanmu untuk tidak mengejar impianmu? - F

Ganesh mengetok pintu kamar Chicco. "Chic!!"

Chicco keluar dari kamarnya. Ia mengeringkan rambutnya yang basah. "Kenapa?"

"Abang lo chat gue lagi." Ganesh menunjukkan handphone-nya ke arah Chicco.

"Diemin aja udah." Chicco terlihat gak mood dan tiduran kembali di kasurnya. "Entar gue yang urus."

"Lo gak apa-apa?" tanya Ganesh memastikan.

"Santai, masih bisa gue handle," kata Chicco dengan nada acuh. Ganesh pun mengangguk dan menutup pintu kamar Chicco. Konflik keluarga Chicco sepertinya belum juga reda.

Ganesh kembali ke kamarnya dan memainkan gitarnya. Sudah berhari-hari sebuah lagu menempel di otakknya, seakan tidak bisa keluar. Sudah hampir sebulan sejak kejadian ia bertemu dengan Kupu dan sampai sekarang ia belum juga mendapatkan kejelasan tentang kejadian misterius itu.

Saat itu terdengar suara dari depan pintu kamarnya, Ganesh meletakkan gitarnya dan menyambut Freya yang sedang melepaskan sepatunya. Freya pun masuk dan langsung melemparkan dirinya ke tempat tidur Ganesh. Ganesh bersandar dan Freya tiduran menyandarkan kepalanya di dada Ganesh.

"Nesh... aku bingung deh. Aku diajak surprise Tiana, tau kan temen SMA ku?"

"Ohh tau, kok," timpal Ganesh. "Kapan tuh?"

"Sabtu besok. Tapi aku ragu ikut apa gak..." Freya menatap pacarnya dengan tatapan bingung.

"Kamu masih ngerasa awkward ama geng SMA kamu?"

Freya mengangguk. "Aku harus gimana?"

"Tergantung kamu, Frey. Kalo kamu mau dan ngerasa okey ya ikut aja, tapi kalau masih ngerasa gak enak ga usah dipaksain," jawab Ganesh sambil membelai rambut Freya.

Ekspresi wajah Freya berubah. Ia melepaskan tangan Ganesh dari kepalanya. "Ih ga tegas banget sih. Itu kamu gak kasih jawaban, cuman nyuebutin dua pilihan, aku juga tau!"

Ganesh mencelos dalam hati. Yah salah lagi gue.

"Aku tuh butuh saran, dateng apa enggak. Masa gak ngerti sih?" Freya terlihat sangat gusar,

"Ya udah. Gak usah dateng, Frey. Kamu kan bilang juga masih kurang nyaman sama mereka. Kamu yang bilang mereka fake." Ganesh mencoba mencari solusi.

"Kamu gak pernah cerita. Sebenernya ada masalah apa sih sama mereka?"tambahnya,

"Mereka tuh suka ngomongin aku di belakang."

"Ohhh terus kamu tau dari mana?" tanya Ganesh tanpa maksud memojokkan, tetapi Freya menangkap lain.

"Kamu kok jadi gak percaya gini sih sama aku!"

Bukit Dago SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang