Bagian 7: Rahasia Cinta Sang Dewi di Surga (Part 1)

156 16 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan jam tiga sore dan anak-anak BDS sudah bersiap untuk berangkat ke Bandung Love Festival

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah menunjukkan jam tiga sore dan anak-anak BDS sudah bersiap untuk berangkat ke Bandung Love Festival. Mereka memutuskan berangkat bersama dengan menggunakan mobil Razen.

Ganesh dan Freya berada di kamar Ganesh karena dari semalam Freya menginap. Mereka pun keluar. Ganesh mengenakan kaos hitam polos dan celana jeansnya sedangkan Freya mengenakan tank top hitam dan celana hitam senada dengan yang Ganesh kenakan.

"Gue gak sabar banget nonton Titi DJ!" Andrew turun tangga dengan heboh mencoba menahan excitementnya.

"Turun pelan-pelan, inget otot kaki!" komen Ganesh.

"Tenang aja, bro!" Chicco yang mengenakan kaos merah maroon dan jaket outer merangkul Andrew. "Bang, gue udah siapin surprise buat lo. Pokoknya hari ini, gue jamin lo bakal ketemu sama Titi DJ di backstage."

Andrew bingung. "Gimana caranya?"

Chicco terlihat sangat yakin, "Tenang aja itu urusan gue!"

Di saat yang bersamaan Fabian sampai bersama Kayla yang hari itu mengambil day off dari coffee shopnya. "Chicco makasih tiketnya!" Kayla masuk dengan sumringah.

"Santai mah itu..." Chicco berkata bangga.

Chicco pun mengetok pintu Diaz. "Yaz hari ini bebas lo mau pake apa, gak bakal kayak dulu pas kita nonton konser di hutan" Chicco memang senang mengungkit ke-bete-an Diaz. Tahun lalu mereka menonton konser outdoor di sebuah hutan pinus dan Diaz dengan santainya mengenakan jeans Fear of God dan sepatu off white terbarunya. Tentu saja saat balik, keduanya ada dalam kondisi berlumpur sampai Diaz bete berhari-hari.

"Iye. Gue pake celana biasa ini!" ujar Diaz keluar dari kamarnya.

Pintu kamar Razen pun juga terbuka tetapi Razen masih mengenakan kaos dan celana pendek.

"Woy buruan siap siap! Entar kita ketinggalan!" Chicco menyuruh Razen cepat-cepat.

Razen menunduk dan berkata pelan. "Chic... kayaknya gue gak ikut deh."

Semua mata saat itu mengarah ke Razen.

"ANJING! APAAN DAH!" Chicco berteriak dan wajahnya memerah kesal mendengar yang barusan Razen ungkapkan. "Nih lo becanda kan?"

Razen megeluarkan gestur tangan maaf dengan wajah yang benar benar tak enak hari. "Ini dadakan banget. Gue disuruh mimpin forum nasional. Ketua forum nya tiba tiba sakit. Sorry banget."

Andrew menarik Chicco. "Udah lah itu kan ga bisa dikontrol."

"Gue tuh sengaja ngajak kita semua dan biar kita bisa santai, enjoy life, bro! Lo gak capek apa lo kayak gini terus? Belajar terus... Mentingin kerjaan terus!" Chicco benar-benar bete.

Razen tak mau berkilah lagi. "Gue minta maaf, ya. Bukan gak mau hargain lo."

Chicco masih cemberut dan melipat tangannya. "Oke. Mobil lo tetep kita pake!"

Bukit Dago SelatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang