1. Prologue

2.7K 122 28
                                    

Terlihat seorang anak lelaki yang tampan dengan rambutnya yang putih, dan mata biru kehijauan sedang berjalan dengan santai membawa sebuah tas di pundaknya dengan satu tangan.

Wajahnya yang datar dengan mata yang terlihat kantuk tidak menghilangkan pesonanya sama sekali, tapi pakaiannya yang lusuh membuat banyak orang enggan mendekatinya.

Dia adalah Arthur Forkaz, seorang pemuda berusia 14 tahun yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama kelas 2.

"Arthur-kun~!" (??) *Berlari dari arah belakang

*Hoshh *hoshh

"Haaa... Alice-chan, ada apa?" (Arthur) *Menoleh ke belakang.

*Melompat
Tiba tiba, Alice yang sedang berlari melompat ke arah Arthur.

"A-Ali- *brakk" (Arthur)

"Baka~! Kukira kamu masih di rumah, tadi aku ke rumahmu dan ternyata sudah tidak ada, kejamnya tidak menungguku!" (Alice)

"Aduh... Sakit." (Arthur)

"Haa, biasanya juga kamu diantar supirmu, kan?" (Arthur) *Lanjutnya

Arthur masih berbaring di jalanan karena Alice masih belum memindahkan tubuhnya yang menindih Arthur.

"Y-Yah, itu benar..." (Alice)

Alice tiba tiba mencondongkan tubuhnya mendekat ke Arthur yang masih di bawahnya.

"Tapi kemarin aku sudah bilang untuk berangkat bersama, bukan?! Hmph~!" (Alice) *Menggembungkan pipinya.

"Yah, kukira kamu tetap berangkat sendiri..." (Arthur) *Membuang muka karena tak sanggup menahan malu

*Sesuatu menegak

Terlihat Alice memasang wajah yang memerah saat merasakan sesuatu yang mengganjal dirinya.

Dia langsung mendorong dada Arthur agar dia bisa berdiri ketika dalam keadaan terduduk di atas Arthur.

"Ekhem.. hemm, bangunlah, ayo berangkat, nanti kita telat!" (Alice) *Mengulurkan tangan.

Arthur menerima uluran tangan Alice dan menariknya untuk berdiri.

Di perjalanan...

"Ne, bagaimana dengan tugasmu?" (Alice)

"Sudah selesai." (Arthur)

"Heee, kalau begitu bisa bantu ajari tentang tugasku, hehe..." (Alice)

"Sepertinya tidak bisa." (Arthur)

"Eeehh, kenapa?" (Alice)

"Aku bukan babumu, dan aku mengantuk." (Arthur) *Menguap karena mengantuk.

"Eehh~!! Kali ini saja ya? Ya, ya?" (Alice)

"Aku akan memberimu hadiah nanti, lho~!." (Alice)

"Tidak tertarik." (Arthur)

"Hmph~!" (Alice)

Alice tiba tiba mempercepat langkahnya dan berputar balik.

Ia mulai berjalan mundur dan...

*Menggapai kedua pipi Arthur dengan kedua tangannya

"Ayolah~!" (Alice) *Mencubit cubit pipi Arthur dan menariknya seakan bayi yang menggemaskan.

"Pum~ pum~!" (Alice) Ucapnya seraya menarik narik pipi Arthur perlahan.

"Bwerhenti memainkan wajahku." (Arthur) *Menangkap tangan Alice.

"Iya, akan kubantu. Menyingkirlah, dasar rata." (Arthur)

*?!?!

*Plakkk

Treasure SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang