3. Hadiah Yang Aneh

943 87 37
                                    

*Sera tersenyum.
_______________________

Terlihat seorang anak perempuan tengah berbaring meringkuk di antara gang yang sempit.

Entah karena keberuntungan atau keajaiban, seseorang menghampirinya untuk mengajaknya untuk ikut.

Tentu anak itu terkejut, dia sangat senang dan takut secara bersamaan, senang karena ada yang peduli dengannya, dan takut karena dia siapa anjeng? Ga, ga.

Senang karena ada yang peduli dengannya, dan takut karena secara tiba tiba orang itu mengajaknya untuk ikut.

Anak perempuan itu terlihat sedikit ragu ketika diajak pergi, tapi orang itu meyakinkannya bahwa dia akan menjaga dirinya dengan baik.

"Nak, tidak baik tinggal di tempat seperti ini." (??)

"Tenang saja, oke?" (??)

Tetap saja, anak itu masih ragu untuk mengikutinya.

"Aku tidak bisa mengabaikanmu di sini, kamu itu cantik, mari tinggal di tempat yang layak." (??)

"Kamu bisa membawa apapun untuk berjaga jaga jika kamu yakin aku berniat buruk padamu." (??)

Sekilas, anak perempuan itu terlihat lusuh dan sangat kotor, tapi kecantikannya masih bisa terlihat, umurnya bisa dikatakan sekitar 9 tahun.

Timeskip 1 tahun...

"Sera-san!" (??)

"Duh, Alice, jangan berlari larian, nanti jatuh!" (Sera)

"Hihihi~!" (Alice)

....

"Terimakasih mengizinkanku menjaganya bu, aku bisa membalas kebaikanmu!" (Sera)

"Kalau begitu buat dirimu betah di sini, Sera. Sini~!" (Zenith) *Merentangkan tangannya untuk memeluk.

"Umm!" (Sera) *Berlari kecil dan memeluk Zenith.

*Tringg!

"Iya, halo?" (Zenith) *Mengambil telepon genggamnya.

"...." (Zenith)

"Tidak... Mungkin... Reina... Pesawatnya jatuh..." (Zenith)

"Itu bohong, kan?..." (Zenith) *Memegang dahinya.

Tanpa sadar, air matanya mengalir dengan deras....

"Bu?... Kenapa?... Jangan menangis..." (Sera) *mata bercahaya

*Menahan tangisan

"Tidak apa, Sera. Pergilah bermain dengan Alice dulu, oke? Ibu ada urusan." (Zenith)

"U-Umm..." (Sera) *Melepas pelukan

Sera kemudian pergi untuk menemani Alice bermain...

Seminggu kemudian...

"Arthur! Kemarilah!" (Zenith) *Berjongkok seraya memanggil Arthur

"Iya!" (Arthur) *Berjalan mendekat

"Heee, kenapa berhenti di situ, peluk Ibu dong!" (Zenith)

"Y-Ya... Tapi mereka..." (Arthur) *Membuang wajahnya

*Zenith melihat Sera dan Alice yang sedang memperhatikan mereka.

"Ah! Kamu malu ya, yosh, yosh, biar ibu yang peluk." (Zenith) *Mendekat ke Arthur dan memeluknya.

*Arthur memerah.

"Nah, perkenalkan dirimu, Arthur." (Zenith)

"H-Halo namaku Arthur Forkaz." (Arthur)

Treasure SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang