Happy Reading...
~
Bulan sudah menunjukkan dirinya dengan sempurna. Malam yang sunyi ini hanya ditemani oleh suara redup jangkrik dan lampu-lampu jalanan yang menjadi penerang kedua setelah dewi malam.
Apalagi yang orang-orang lakukan saat tengah malam seperti ini? Tentu saja tertidur lelap, beristirahat dengan tenang tanpa memikirkan rintangan hidup esok hari.
Seperti seorang pemuda yang satu ini, ia sedang tertidur pulas. Tidak merasa terusik sedikit pun karna memang terasa aman.
Sampai sesuatu terjadi, jendela kamarnya dengan horor perlahan terbuka sendiri. Angin mengibaskan gorden putih tersebut. Cahaya rembulan yang seharusnya terlihat indah malah terlihat mengerikan saat memasuki ruangannya.
Matanya sedikit terbuka saat merasakan dingin disekujur tubuhnya. Sepertinya ada masalah, tentu saja! Ia harus membili selimut yang baru besok, yang lebih tebal, dan hangat.
Badannya berbalik untuk menghalau sinar bulan yang menyilaukan mata. Terlalu malas untuk beranjak dari tidurnya dan menutup kembali jendela. Nafasnya kembali teratur begitu mendapat posisi yang nyaman. Mungkin setelah ini tak akan nyaman lagi.
Bayangan hitam muncul di lantai kamarnya. Setelah itu berganti dengan seseorang dengan pakaian serba hitam dengan gesit, tanpa suara dan secepat kilat masuki rumahnya.
Orang itu sudah berdiri tegap di belakang nya. Ia mengluarkan sebuah suntikan yang berisi sedikit cairan tanpa warna di dalamnya.
Perlahan, tangannya mengarah pada tubuh pria yang sedang terlelap itu. Namun belum pun sempat ia menyentuhnya, tangannya sudah digenggam terlebih dahulu oleh pria yang rupanya masih terjaga.
Bushh!!
"Dapat!"
Pria tadi berubah menjadi seorang wanita manis bersurai merah muda, ia menyeringai kemenangan sambil menggenggam erat tangan orang itu.
"Ninja Konoha eh?" Kekehnya ikut menyeringai.
Sebelah tangannya yang bebas ia arahkan ke balik punggungnya. Sebuah kunai pun dengan cepat melesat kearah Sakura.
Crush!!
Orang itu tersenyum remeh setelah merasa dapat mengalahkan Sakura secepat kilat. Beberapa detik kemudian, ekspresinya berubah bingung. Pasalnya wanita di depannya ini masih bisa bersikap santai dan malah menguap bosan, ia tak menerima penyerangan balik sama sekali. Bukannya merasa kesakitan tapi Sakura justru malah bersikap seolah tak ada masalah, padahal darah segar sudah mengalir deras dari perutnya. 'Apa kunoichi ini mati rasa?'
"Apa yang kau lakukan tuan?"
Orang itu langsung kaget setengah mati begitu mendengar suara manis namun berhasil membuatnya merinding. Ditambah lagi dengan sebuah kunai yang berada di depan lehernya, makin terlihat tajam begitu sinar bulan memantul dari senjata itu.
Matanya bergerak ke samping kanannya, samar-samar ia dapat melihat wanita yang baru saja ia lukai tadi berdiri sambil tersenyum ke arahnya. Pandangannya langsung beralih kearah depan, dimana ia menghunuskan kunainya pada Sakura.
"Apa?!" Bukan Sakura yang ia dapat, melainkan sebuah bantal.
Keringat dingin dengan seenaknya mengalir dari pelipisnya. Ia meneguk ludahnya begitu benda tajam itu semakin menekan kearah lehernya. Pergerakannya benar-benar terkunci sekarang.
Sasuke menatap orang itu dingin dengan sharingan nya yang aktif. Ia menendang kakinya, membuat penjahat itu terduduk dengan kasar.
Sakura mendekati mereka berdua. Sasuke menatap Sakura, memberi tanda untuk tetap jaga jarak. Menghela nafasnya pasrah, Sakura pun menuruti suaminya saja.