"Wuaaaa..."
Jisoo membulatkan matanya ketika melihat hamparan laut yang luas dari atas bukit. Deburan ombak sesekali saling bersautan dengan suara burung yang tengah beterbangan."Indah sekali..."ucapnya lagi tanpa menghiraukan Namjoon disampingnya.
Jisoo melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga yang tak jauh dari tempatnya berdiri, menuju kumpulan batu karang yang berada di bawah.
"Hei, kau mau kemana?"teriak Namjoon yang juga mengikuti Jisoo dari belakang.
"Aku ingin ke batu karang itu..."
Namjoon hanya menggelengkan kepala sembari berjalan, dalam hati ia tersenyum melihat tingkah manis Jisoo.
Oh tuhan..
Apa mungkin Namjoon menyukai Jisoo?Dari bawah, Jisoo terus berteriak memanggil-manggil bosnya agar cepat-cepat turun. Ia sudah berdiri di atas batu karang, tangannya ia rentangkan, sengaja ingin merasakan kesiur angin sore itu.
"Sudah lama sekali aku tidak ke tempat seperti ini. Kenapa mereka sangat indah sekali?"gumam Jisoo
"Namjoon-ssi... terima kasih sudah mengajakku kemari"ucapnya lagi seraya melihat kepada pria di belakangnya.
"Kau suka 'hah?"
Jisoo tersenyum lebar,"Tentu saja, karena itu aku berterima kasih. Lain kali, kau bisa bilang kepadaku jika akan ke tempat seperti ini. Supaya aku tidak marah-marah tidak jelas..."
Pria itu hanya berdehem dan mendudukkan tubuhnya di atas batu karang, begitu juga Jisoo.
Sore itu, mereka menghabiskan waktu bersama, saling bercerita mengenai kehidupan mereka masing-masing. Hingga tak terasa, hari sudah mulai gelap. Semburat oranye itu telah hilang digantikan cahaya rembulan.
Namjoon pun segera beranjak dari duduknya dan mengajak Jisoo untuk pergi makan malam. Jisoo mengangguk setuju, dan mereka pun segera meninggalkan tempat tersebut.
Sesampainya di restoran, mereka langsung memesan makanan. Sembari menunggu pesanan datang, Jisoo membuka ponselnya yang sedari tadi ia masukan di tas. Namun, betapa terkejutnya dia saat melihat layar ponsel, ada ±100 notif dari grup alumnus kampusnya.
Jisoo membuka isi notif tersebut, membaca chat dari yang paling atas hingga akhir. Dan seketika.. matanya membelalak membaca salah satu isi pesan tersebut.
Tubuhnya langsung terasa lemas, tangannya bergetar, dan otaknya membeku. Jisoo tidak bisa berkata-kata melihat kabar tersebut. Ia benar-benar hancur untuk yang kedua kalinya.
"Wae? Kau baik-baik saja, Sooya?"tanya Namjoon yang sedang menyiapkan sendok dan garpu di meja Jisoo.
"Mmm... aku baik-baik saja."balasnya dengan nada suara yang sangat pelan.
Kabar itu bagaikan pukulan keras yang tepat mengenai dadanya, amat sakit dan juga sesak. Jisoo pun langsung pamit ke toilet, air matanya benar-benar sudah tidak dapat dibendung lagi.
Di toilet, Jisoo langsung menelungkupkan wajahnya dengan terus terisak. Layar handphonenya beberapa kali menyala, menampilkan panggilan masuk dari Jennie. Temannya itu mungkin juga sudah tahu mengenai kabar Suho yang akan menikah, karena mereka memang teman satu kampus.
Ya, benar. Suho akan menikah, dengan gadis yang sama, yang Jisoo temui di Jepang. Jisoo pikir itu hanya kabar miring saja mengenai Suho, tapi saat ada teman lain yang menanyakan kebenarannya, Suho membalas dengan mengirimkan foto undangan pernikahannya.
Kini... ia benar-benar telah kehilangan Suho. Pria itu sebentar lagi akan mengikat janji suci dengan wanita lainㅡbukan dirinya. Bagaimana mungkin?
Tentu saja, lagipula hubungan Jisoo dengan Suho juga sudah berakhir sejak lama. Harusnya Jisoo sadar itu, dan apa yang ada dipikirannya sekarang? Apakah ia mengharapkan Suho kembali padanya? Lalu menikah dengannya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin
Fiksi Penggemar"Cinta yang tulus tidak akan pernah pergi, sejauh apapun jaraknya. Ia akan selalu berada dalam lingkaranmu"- Arugana