Seminggu berlalu sejak kejadian hari itu. Kini Jisoo juga sudah kembali ke Seoul. Setelah pertemuannya dengan Suho yang tidak disengaja, esok harinya ia langsung kembali pulang.
Tak ada yang harus dijelaskan lagi, tak ada yang harus dipertahankan lagi. Suho telah pergi, dia sudah jadi milik wanita lain. Jisoo harus bisa menerima semuanya, ia juga sudah menyadari kesalahannya. Lalu, apa sekarang dirinya baik-baik saja? Tentu saja tidak. Melepaskan seseorang yang telah lama bersama itu tidak mudah. Entah berapa lama waktu yang Jisoo butuhkan untuk bisa mengikhlaskan Suho.
Hari-harinya kini dipenuhi rasa penyesalan. Penyesalan seperti kenapa dulu ia terlalu mengekang Suho? Mengapa ia tidak pernah mengerti Suho? Harusnya dirinya tidak egois, tidak mudah cemburu, dan lain-lain. Meskipun dari awal Suho sudah bilang, jangan terlalu menyalahkan dirinya sendiri. Tapi tetap saja Jisoo tidak bisa.
"Benar eonni, jangan terlalu menyalahkan dirimu. Ini sudah terjadi, tak ada yang perlu kau sesalkan"ujar Chaeyoung menenangkan Jisoo.
"Apa selama ini aku jahat? Kenapa aku selalu memaksakan egoku?"
"Eonni..."lirih Lisa yang merasa sedih karena eonninya ini terus menerus menyalahkan dirinya,"biarkan semuanya berlalu. Sekarang kau hanya perlu fokus pada kebahagiaanmu, karena percuma terus menyalahkan diri sendiri, tidak akan ada yang berubah. Suho oppa pun sudah bersama orang lain"
Jisoo tersenyum menyeringai. Apa yang dikatakan Lisa memang benar, bagaimanapun Suho sudah menjadi milik orang lain. Tak ada lagi yang bisa Jisoo lakukan.
"Yaaa... lupakan, Sooyaa! Kau tidak jahat. Kalau kau ingin menilai dirimu jahat, lalu apa yang kau lakukan pada Suho selama ini? Apa kau tidak ingat masa-masa sulit Suho? Siapa yang menemaninya? Apa saat itu kau pergi darinya? Tidak 'kan? Jangan terlalu menyalahkan dirimu ini dan itu, karena semua pasti ada sisi baik buruknya"ujar Jennie cukup keras.
"Mungkin benar kau terlalu mengekangnya, tapi selalu ada sisi baik dalam dirimu. Entah Suho menyadarinya atau tidak, yang penting selama kau bersamanya, kau sudah melakukan yang terbaik. Lalu kesalahanmu? Kau hanya perlu belajar dari sana, agar nantinya kau tidak melakukan hal yang sama lagi"lanjutnya panjang lebar, membuat Lisa dan Chaeyoung seketika menatapnya tidak percaya.
"Wuaa, eonni. Ternyata kau bisa berkata bijak ju--"belum selesai bicara, namun Jennie sudah memberikan tatapan tajam ke arah Lisa. Gadis itu hanya tersenyum polos dan segera menutup mulutnya. Ia tahu eonninya ini sedikit garang, apalagi di situasi seperti sekarang.
"Sudah cukup sampai disini penyesalanmu! Sekarang, waktunya kau bahagia. Memulai hari-hari baru dan tentunya dengan dirimu yang baru. Anggap semua masa lalumu sebagai pelajaran"
Jisoo tak menjawab. Ia tak yakin bisa kembali seperti biasa tanpa Suho. Selama ini penyemangatnya adalah Suho, jika sekarang pria itu sudah bersama orang lain. Lalu bagaimana dengan dirinya?
"Kim Jisoo"
Ucap Jennie lagi sembari menarik ujung bibirnya agar membentuk senyuman. Gadis itu masih terus mencoba mengembalikan semangat Jisoo."Teman-teman... terima kasih"
Jisoo menundukan kepalanya, ia merasa sangat bersalah karena sejak tadi terus bersikap seperti ini. Padahal teman-temannya selalu menghibur dan menyemangatinya."Eonni, tersenyumlahh. Ingat, patah hati itu hanya soal waktu. Kau pasti akan baik-baik saja, oke?"
Jisoo mengangguk dan menatap wajah ketiga temannya. Ada rasa tenang dihatinya, ia bersyukur bisa mempunyai sahabat terbaik seperti mereka bertiga.
Persis seperti malam-malam sebelumnya, mereka menghabiskan waktu bersama dengan bercerita, tertawa dan lain sebagainya. Dalam hatinya Jisoo berjanji, tidak akan memikirkan Suho dan akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa tertawa lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin
Fanfiction"Cinta yang tulus tidak akan pernah pergi, sejauh apapun jaraknya. Ia akan selalu berada dalam lingkaranmu"- Arugana