Seven

60 9 0
                                    

Seokjin tengah berbicara dengan Namjoon terkait proyek kerjanya bulan ini. Karena ia memimpin perusahaan lain milik keluarga Namjoon, otomatis ia harus melaporkan setiap proyek dan progres-progresnya kepada sahabatnya itu.

"Untuk detail pemasarannya sudah bagus, hyung. Kurasa ini sangat sesuai dengan produk yang akan dijual,"ujar Namjoon sambil menyeruput kopi miliknya dan dibalas anggukan oleh Seokjin.

Hari sudah semakin larut dan ia memutuskan untuk segera pulang. Badannya sangat lelah setelah seharian ini bekerja, belum lagi besok ia harus bertemu dengan banyak klien.

Memang, beberapa hari ini ia akan sangat sibuk sekali dengan pekerjaannya, itu sebabnya ia ingin cepat-cepat beristirahat.
"Baiklah kalau begitu, Joon. Sepertinya aku akan langsung pulang. Nanti akan aku kabari lagi tentang perkembangan proyeknya, oke?"ucapnya sambil bangun dari posisi duduknya.

Namjoon pun ikut berdiri dan mengambil jasnya yang tergantung di stand hanger, "Oke, hyung. Aku juga harus pergi ke Marriot dulu..."

"Jw Marriott? Untuk apa?"tanya Seokjin. Mereka kini berjalan bersama menuju lobby. Suasana di kantor sudah sangat sepi. Tak ada satu orang pun yang masih berada di kantor,ㅡkecuali mereka berdua dan juga security.

"Aku diminta untuk membantu mengurus pernikahan saudaraku, kau tahu 'kan? Kau sudah bertemu dia waktu itu di LA..."

"Ya, aku tahu. Dia juga mengirimiku undangan,"jawab Jin santai,"Tapi aku ingin minta maaf kepada dia karna sepertinya aku tidak bisa hadir. Aku sudah ada janji dengan seseorang..."

Namjoon menyunggingkan bibir,ㅡ membuat dimplenya terlihat jelas, sambil menatap curiga,"Kau akan bertemu Haewon?"

"Ck, diamlah..."balas Jin dengan wajah memerah.

Namjoon tertawa terbahak melihat hyungnya yang menjadi salah tingkah karena ia goda. Namjoon sendiri memang sudah tahu tentang kedekatan Jin dengan gadis bernama Haewon ini. Ia sudah beberapa kali bertemu dengan kekasih Jin, dan terakhir kali, ia bertemu saat di airport, setelah kepulangannya dari California bersama Jin.

"Kenapa wajahmu jadi merah, hyung?"

"Wajahku tidak mer,ㅡ"ucap Jin namun terpotong karena tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia melihat nama kontak itu, tertulis nama Jennie. Ia pun segera mengangkatnya.

"Ya, halo, Jen?"

"Oppa... kau ada di mana? Apa kau sedang bersama Jisoo?"tanya gadis itu dari balik telepon tersebut.

"Tidak, aku tidak bersama Jisoo. Memangnya ada apa, Jen?"

Jennie tidak langsung menjawab. Dia terdiam beberapa detik hingga akhirnya mulai menceritakan tentang kejadian tadi, saat di restoran.

Seokjin menarik nafas pelan saat mendengarkan cerita Jennie. Ia tidak tahu kalau mantan kekasih Jisoo itu akan menikah, Jisoo belum cerita apapun kepadanya. Dan ia bisa merasakan bagaimana posisi Jisoo saat ini. Tapi haruskah mantan kekasihnya itu mengundang Jisoo? Apakah pria itu tidak tahu kalau Jisoo masih belum melupakannya?

"Begini saja, Jen. Aku akan mencarinya sekarang, kau tunggu saja di situ. Khawatirnya Jisoo sedang berjalan pulang..."

"Baiklah, Oppa. Kabari aku jika sudah bertemu Jisoo..."

"Ya, akan kukabari. Kalau begitu sudah dulu, Jen..."

"Baik, Oppa."

"Ada apa, hyung?"tanya Namjoon penasaran karena sedari tadi ia mendengarkan percakapan Seokjin dengan Jennie.

"Aaaa... itu, aku harus mencari Jisoo, Joon,"

"Memangnya ada apa dengan Jisoo?"tanya Namjoon lagi.

"Akan aku ceritakan nanti. Kau akan ke Marriott 'kan? Kalau begitu sampai nanti Joon..."balas Seokjin dengan sedikit tergesa-gesa. Ia harus segera mencari Jisoo, ini sudah hampir tengah malam.

LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang