Nine

49 11 5
                                    

"Sungguh? Dia bilang suka kepadamu, Sooya?"teriak Jennie saat mendengar cerita Jisoo. Kini mereka sedang berada di kamar Jisoo. Sepulang kerja, Jennie sengaja mampir ke rumah   karena Jisoo bilang, ia ingin bercerita kepada Jennie.

Sebagai sahabat yang baik, tentu saja Jennie langsung menuruti permintaan temannya itu. Lagipula dirinya juga sudah lama tidak bertemu dengan Jisoo, terakhir mungkin saat di restoran itu, bersama Kai dan juga Suho.

"Sudah kuduga... dia pasti menyukaimu..."lanjut Jennie lagi.

"Aku hanya tidak berpikir bahwa akan ada seseorang yang menyukaiku..."lirih Jisoo yang dibalas tatapan kesal Jennie.

"Memangnya kenapa, Sooya? Wajar saja kalau dia menyukaimu, kau cantik, ramah, pekerja keras, dan masih banyak lagi sesuatu yang istimewa di dalam dirimu...

... dengarkan aku, Sooya! Kecantikanmu tidak akan hilang meski kau berpisah dengan Suho. Kecantikanmu tetap ada dan akan terus bertambah. Hanya laki-laki yang tulus, yang bisa melihat segala keistimewaanmu itu."

Jisoo menunduk tak menjawab ucapan Jennie. Pikirannya kini tengah sibuk memikirkan bagaimana sikap Namjoon di kantor setelah ia tolak. Jujur saja, sejak hari itu, ia belum bertemu lagi dengan Namjoon.

Seokjin oppa bilang kalau pria itu tengah sibuk mengurus proyek yang sedang dikerjakannya dengan Seokjin.

Jisoo khawatir jika nanti bertemu, Namjoon akan marah dan meluapkan emosi kepadanya dengan memberikan setumpukan berkas-berkas yang harus dikerjakan.

"Tidak, tenang Sooya! Aku yakin kalau Namjoon adalah pria yang dewasa. Percayalah dengan instingku ini..."ucap Jennie sambil menepuk-nepuk pundak Jisoo.

"Tapi, ngomong-ngomong... kenapa kau menolak Namjoon? Bukankah dia terlihat berwibawa sekali. Bahkan dulu kau sempat memujinya"lanjutnya lagi.

"Aku? Memuji Namjoon?"

Jennie menganggukan kepalanya,"Ya, kau tidak ingat?"

Jisoo kembali mengingat-ingat lagi ucapannya,"ah, waktu itu? Aku hanya sedikit terkesan saja dengan cara dia menyelesaikan masalah di kantor. Selebihnya, dia menyebalkan!"

Jennie memajukan bibirnya, seakan meledek sahabatnya itu,"Kau yakin? Bagaimana kalau nanti kau suka, 'hah?"

"Tidak akan..."

"Hey, soal hati itu gak ada yang tahu, Sooya..."bujuk Jennie.

"Aku tidak peduli..."balas Jisoo yang tetap teguh dengan pendiriannya.

"Ayolah..."

"Tidak, Jen."

"Oke... oke... lalu apa alasanmu menolaknya?"

Jisoo berpikir sejenak,"...karena aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaanku. Aku tidak pernah berpikir untuk mencintai seseorang lagi setelah berpisah dengan Suho. Aku rasa aku sudah cukup menyelami soal percintaan."

Jennie menarik nafas kecil,"Aku tahu, Sooya. Terlalu banyak luka di dalam hatimu itu, tapi kurasa kau tidak harus menutup hatimu untuk seseorang yang ingin mengenalmu lebih baik,"

"Aku tidak suka...

Aku tidak suka dengan kata mengenal. Aku sudah lelah dengan semua basa-basi itu. Kau tahu Jen? Rasa cinta itu hanya akan bertahan dalam waktu 1 tahun. Selebihnya? Rasa itu akan pergi..."

LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang