08.00 AM
Cahaya mentari pagi mulai merambat masuk melalui celah-celah jendela kamar. Bunyi alarm ikut membangunkan Jisoo dari tidur nyenyaknya. Dengan tubuhnya yang masih setengah sadar, ia bangkit dari tempat tidur, mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih mengantuk lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil minum.
Hari ini adalah waktunya Jisoo bermalas-malasan setelah dua minggu terakhir ia banyak begadang mengerjakan berkas. Sudah lama ia menantikan waktu-waktu seperti ini. Semenjak Namjoon menjadi atasannya, rasanya Jisoo jarang sekali bisa beristirahat di hari weekend dengan tenang. Tiap pagi, selalu saja pria itu memanggilnya datang ke kantor.
Jika dirinya beralasan tidak bisa datang, maka Namjoon akan bilang,"kau sudah malas bekerja? Kalau begitu, kenapa tidak sekalian mengundurkan diri saja?"
Oh tuhan, jika ia diberikan kesempatan untuk melakukan sesuatu kepada Namjoon. Maka Jisoo akan melempar pria itu kembali ke tempat asalnyaㅡCalifornia, tidak usah mengurusi perusahaan.
Jisoo sudah bosan karena terus menerus mengeluh mengenai atasannya. Di kantor, di rumah, dimana pun ia berada, pria itu pasti selalu mengganggunya. Apakah dia tidak bisa membedakan hari kerja dengan hari libur?
Drrtt.. drrtt..
Sebuah pesan masuk muncul di layar handphone Jisoo. Siapa yang pagi-pagi sekali sudah mengiriminya pesan? Jangan-jangan itu Namjoon. Pasti dia akan menyuruhnya datang ke kantor, entah itu menemaninya menemui klien, membantu mengerjakan ini, itu dan masih banyak lagi.
Tapi bagaimana jika itu bukan dari Namjoon? Bisa saja dari Jennie atau Su..
Sekejap ia ingat, bahwa pria itu sudah pergi dari kehidupannya. Bagaimana mungkin dirinya masih mengingat mantan kekasihnya itu. Ini semua gara-gara Namjoon! Kalau saja pria itu tidak menyebalkan, pasti Jisoo tidak akan takut untuk membuka ponsel.
Akhirnya, setelah bergelut dengan pikirannya, Jisoo pun memilih untuk mengecek pesan tersebut. Memastikan apakah yang mengiriminya pesan itu benar Namjoon atau orang lain.
Dan ternyata...
Namjoon Hwejangnim🦖
"Jisoo-ssi, sepertinya hari ini kau hanya di rumah. Jam 10 saya tunggu di cafe Rotation"
Benar saja dugaan Jisoo, pesan itu dari Namjoon.
"Ishhh... kenapa pula dia terus yang mengirimiku pesan? Aaaaa.."teriak Jisoo sembari meremas jari tangannya ke depan. Benar-benar pagi yang amat sangat buruk.
Jisoo mengusap keningnya pelan, lama-lama atasannya ini kelewat batas. Memangnya kenapa kalau dirinya hanya di rumah? Toh hari ini memang waktunya beristirahat. Lalu, kenapa pula pria itu menyuruh Jisoo datang ke cafe? Dasar manusia robot. Tidak ada kegiatan lain 'kah dia selain bekerja?
Kalau pun memang ini soal pekerjaan, kenapa harus dirinya yang selalu dilibatkan. Ada banyak karyawan, manager, direktur yang bisa dia ajak. Dan jika memang dirinya yang dibutuhkan, tidak bisakah pria itu membuat janji meeting saat hari kerja? Bukan di hari libur?
Jisoo membantingkan tubuhnya di kursi sofa, matanya terpejam lalu menatap langit-langit rumah dengan tatapan kosong.
Tunggu sebentar...
Bagaimana jika hari ini dirinya tidak usah menuruti perintah Namjoon? Untuk minggu ini saja ia ingin menikmati hari liburnya. Lagipula kan ini weekend dan memang sudah waktunya Jisoo beristirahat. Jadi tidak ada alasan dirinya harus terus ke kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Labirin
Fanfic"Cinta yang tulus tidak akan pernah pergi, sejauh apapun jaraknya. Ia akan selalu berada dalam lingkaranmu"- Arugana