Ten

39 8 0
                                    

Day 1

Jisoo berjalan di sebuah koridor gedung yang tidak jauh lebih besar dari gedung perusahaannya dulu. Sepanjang jalan, orang-orang nampak sangat terkejut dan saling memandang takjub dengan kecantikan yang dipancarkan oleh Jisoo. Dengan setelan berwarna putih dan rambut yang dibiarkan terurai, nampak sekali bahwa Jisoo sangatlah berkharisma.

"Apakah dia pemimpin baru perusahaan? Daebakk... dia sangat cantik..."bisik salah satu karyawan.

"Heol... orang Seoul memang tidak pernah mengecewakan."ujar karyawan lain.

"Lihatlah, dia sangat berwibawa. Apa mungkin dia yeochin Pak Namjoon, bukankah mereka terlihat cocok?"

"Tapi bagaimana mungkin Pak Namjoon membiarkan kekasihnya bekerja sendiri di sini? Pasti bukan..."

"Kau benar, tapi kuharap tidak hanya rupanya saja yang cantik..."sambung karyawan lain.

Setelah beberapa kali melewati ruangan, Jisoo akhirnya sampai di depan ruang salah satu direktur perusahaan tersebut. Ia pun mengetuk pintu lalu melangkah memasuki ruangan tersebut.

Terlihat di dalam ruangan sudah ada beberapa orang yang menyambutnya. Mereka langsung memberikan tepuk tangan dan sembari menyerahkan satu buah bucket bunga.

"Selamat bergabung, Jisoo Isajangnim!"ucap salah satu karyawan, yang tak lama kemudian ia tahu bahwa namanya adalah Bona, dia bekerja sebagai manager pemasaran.

Jisoo menunduk dan tersenyum kecil, mengisyaratkan tanda berterima kasih.

"Semoga Isajangnim senang dan nyaman bekerja di sini!"lanjut gadis bernama Bona itu lagi.

"Terima kasih atas sambutan kalian. Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu..."ujar Jisoo,"Nama saya Kim Jisoo, saya di sini ditugaskan untuk menggantikan posisi direktur perusahaan sebelumnya, yaitu Pak Jo In Suk. Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik,"

"Wah... tentu saja. Kita pasti akan berusaha lebih keras lagi untuk perusahaan ini!"ucap seorang pria bernama Junkyu dengan nada semangat.

"Baik, terima kasih!"

"Kalau begitu, biar saya antar ke ruangan anda Isajangnim,"ujar Bona dengan senang hati menawarkan untuk mengantar Jisoo.

*

*

*
Malam itu, Jisoo tengah berjalan-jalan disekitaran taman sembari menikmati air mancur musikal yang indah. Gemericik air dan irama lagu saling bersahutan memanjakan telinga orang-orang yang datang ke taman tersebut. 

Setelah 10 menit berjalan-jalan, ia pun memutuskan untuk duduk di sebuah kursi panjang dekat kolam. Beberapa orang berlalu-lalang di depannya, dan masing-masing dari mereka berpasangan. Malah, jika diperhatikan sepertinya hanya Jisoo yang berjalan di taman itu sendirian.

Tak apa, toh ia merasa nyaman seperti ini. Sendiri. Tak ada yang mengganggu. Dan memang cara inilah yang Jisoo butuhkan untuk mewaraskan pikirannya dari berbagai masalah yang selalu menimpanya, terutama atas pernikahan Suho waktu itu. Meskipun ya... terkadang ia juga merindukan teman-temannya.

Setelah hampir tiga bulan ia berada di kota ini. Ia sangat menikmati kesibukannya sebagai seorang direktur perusahaan dan juga banyak mengenal orang-orang baru yang sangat menyenangkan. Ia berpikir bahwa lingkungan kerja di sini lebih hangat dan lebih kekeluargaan dibandingkan dulu saat di Samjin.

Pernah suatu hari, Jisoo lembur hingga larut malam. Semua karyawan sudah pulang, hanya tinggal ia sendiri di kantor. Tengah malam, ia mendengar suara berisik dari arah dapur. Karena penasaran, Jisoo pun mencoba melihat ke arah dapur dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui bahwa Bona dan beberapa karyawan lain sedang sibuk memasak.

LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang