Fiveteen

39 5 3
                                    

Pagi ini, Jisoo sedang berjalan di sebuah koridor gedung yang sudah tak asing baginya. Dulu, hampir setiap hari ia melewati koridor itu, menyapa beberapa staff dan teman-teman kantornya. Saat jam makan siang, ia akan pergi ke cafetaria hanya untuk menyantap daging yang disediakan.

Di mana lagi kalau bukanㅡSamjin.
Hari ini, kebetulan sekali ada acara besar yang diadakan oleh perusahaan itu dan tentu saja Jisoo diundang ke acara tersebut. Jisoo merasa senang sekali karena bisa bertemu Namjoon sekaligus teman-temannya, seperti Seulgi dan juga Jinyoung.

Ia bahkan sudah mempersiapkan baju dari hari sebelumnya untuk datang ke acara tersebut. Sebuah dress berwarna biru dengan aksen manik-manik pada bagian bawah dan dada nya. Tak lupa, ia juga memakaikan kalung berliontin love berwarna senada serta rambut yang ia biarkan terurai begitu saja. Tampilannya cukup sederhana, namun tetap tidak menghilangkan sisi mewah dari Jisoo.

Masih di tempat yang samaㅡkoridor kantorㅡ. Beberapa karyawan nampak takjub saat melihat direktur lamanya itu. Sebagian dari mereka terkejut karena sudah lama tidak bertemu, dan sebagian lagi terkejut karena penampilan Jisoo yang terlihat bak bidadari turun dari khayangan.

Mereka tampak menunduk, memberi salam, dan dibalas senyuman oleh Jisoo.

"Annyeonghaseyo, Jisoo- Isajangnim. Sudah lama tidak bertemu~,"sapa Yuna bahagia.

"Hai, Yuna-ssi. Bagaimana kabarmu? Sepertinya kau semakin bahagia karena tidak ada aku," Canda Jisoo dan dibalas kekehan kecil Yuna.

"Tidak mungkin, Jisoo-nim. Malah aku sangat sedih karena tidak ada lagi direktur yang baik sepertimu~"

"Oh, jadi maksudmu kami bukan direktur yang baik, Yuna-ssi?"
Ucap seseorang muncul dari belakang. Orang itu adalah Jinyoung dan Seulgi. Mereka baru saja keluar dari ruangannya masing-masing, lalu tak sengaja bertemu Jisoo dan Yuna yang sedang berada di koridor saat itu.

"Aaa... ma- maafkan aku, Seulgi-nim dan Jinyoung Isajangnim..."
Ucap Yuna dengan wajah bersalah, seakan merasa tingkahnya tadi begitu bodoh karena asal berbicara.

"Mereka hanya bercanda, Yuna. Kau tidak perlu panik seperti itu..."
Ujar Jisoo mencoba menenangkan Yuna sambil tersenyum kecil, sedangkan Seulgi dan Jinyoung ikut terkekeh melihat tingkah Yuna yang polos.
"... kau bisa kembali bekerja, Yuna-ssi"

"Baik, aku permisi dulu."

Setelah berpamitan dengan Jisoo dan yang lain, Yuna pun segera meninggalkan koridor tersebut untuk kembali bekerja.

"Wow... siapa ini yang datang ke Samjin? Kukira ada karyawan baru, eh ternyata ada karyawan lama,"
Canda Seulgi disertai tawa Jisoo.

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu, Seulgi-ssi,"
"Bagaimana kabar kalian?"

"Seperti yang kau lihat, Sooya, kami baik-baik saja,"

"Kau langsung datang dari Yang-ju, Sooya?"
Kali ini Jinyoung yang berbicara. Sedari tadi tatapannya tak pernah lepas dari Jisoo, penuh senyuman, pria itu nampak sangat senang sekali karena bisa bertemu Jisoo setelah sekian lama.

Jisoo mengangguk,
"Mmm... aku tadi hampir tertidur. Tapi untungnya, sepanjang jalan ada yang mengajakku bicara. Jadi, aku bisa sampai ke sini dengan aman..."

"Syukurlah, kalau begitu,"
"Oh ya, apa kau ingin kopi? Kami berniat ke bawah untuk membeli kopi, apa kau mau ikut?" Ajak Seulgi.

"Iya, biar aku yang traktir,"
lanjut Jinyoung dengan cepat menawarkan diri. Namun, sayangnya, Jisoo tidak bisa karena ada seseorang yang menunggunya.

"Maafkan aku, teman-teman..."
"Sepertinya aku tidak bisa ikut sekarang. Aku harus ke ruangan Namjoon terlebih dahulu, sejak tadi ia sudah menungguku. Kalian bisa pergi duluan," ujar Jisoo dengan nada sedikit bersalah.

LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang