Fourteen

48 6 4
                                    

07.07

Dering alarm membangunkan Jisoo dari tidur singkatnya, terlihat dari kantung matanya yang sedikit lebih besar dari sebelumnya. Itu karena semalaman ia tidak bisa tidur lantaran terus memikirkan kejadian kemarin malam.

Ia terus mengutuk dirinya atas ciuman itu, soal kenapa tak ia tolak dan malah membalas ciuman Namjoon? Lalu, bagaimana dirinya menghadapi Namjoon setelah peristiwa itu. Semua pikiran-pikiran tadi terus berputar dikepalanya.

Bahkan, saat mereka menikmati makan bersama malam itu, Jisoo sama sekali tidak mau melihat wajah Namjoon dan selalu menghindar. Padahal, Namjoon sendiri tidak mengatakan apa-apa dan hanya duduk di sebelah Jisoo, tapi gadis itu malah beranjak pergi.

Melihat sikap aneh Jisoo, Bona sampai bertanya kepada Heyna apakah Jisoo dan Namjoon baru saja bertengkar? Karena sejak tadi mereka terlihat acuh dan tidak banyak bicara.

"Hah? Kurasa mereka baik-baik saja kok..."jawab Heyna ketika ditanya Bona soal kedua atasannya itu.

"Benarkah? Atau perasaanku saja ya?"ujar Bona sembari meneguk soju yang ada di gelasnya.

Jisoo pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan lesu ke arah dapur untuk mengambil air minum.

"Sial, hari ini aku harus ke kantor lagi. Kalau misalkan bertemu Namjoon bagaimana?"ujar Jisoo pada dirinya sendiri.

Beberapa hari yang lalu Namjoon memang sempat bilang kepadanya bahwa ia akan berangkat ke Seoul lusa, jadi, otomatis hari ini ia masih ada di Yang-ju.

Jisoo benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Namjoon. Ia sudah cukup merasa bersalah karena terus menghindar saat acara kemarin. Bagaimana kalau misalkan nanti ia berpapasan? Tidak mungkin 'kan kalau dirinya terus menerus menghindari Namjoon?

Tring...

Bunyi notifikasi pesan muncul di layar ponselnya. Jisoo bisa menebak kalau itu adalah pesan dari Jennie karena semalam dirinya memang saling berkirim pesan.

Hey... pokoknya aku tidak mau tahu. Hari ini aku akan berangkat ke Yang-ju. Aku ingin mendengar langsung ceritamu itu...ㅋㅋㅋ

Kira-kira, seperti itulah isi pesan Jennie. Ia malah terlihat antusias sekali ketika mendengar sahabatnya berciuman dengan seorang pria yang tak lain adalah atasannya.

Melihat itu, Jisoo hanya bisa mengusap wajah dan mengacak-acak rambutnya sambil terus menyesali perbuatannya.

*

*

*

*

"Selamat pagi, Jisoo-nim!"
Sapa Jungkook sembari membungkuk ke arah Jisoo.

"Ah, Ne... Jungkook-ssi,"
Balas Jisoo dengan mata yang terus melirik kesekelilingnya, memastikan apa Namjoon datang ke kantor atau tidak.

"Kau sedang mencari siapa?"tanya Jungkook lagi.

"Ah, tidak... aku tidak mencari siapa-siapa,"
Jawab Jisoo dengan cepat. Ia tak mau terlihat mencurigakan, apalagi oleh karyawannya. Ia berusaha bersikap senormal mungkin seperti biasa agar tidak ada yang berpikiran aneh, tapi tetap saja, orang-orang di dekatnya bisa melihat tingkahnya yang berbeda dari biasanya.

"Baiklah, Jisoo-nim"
ujar Jungkook sopan lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Tetapi, tiba-tiba langkah Jungkook kembali terhenti, "Oh, ya... aku baru ingat. Jisoo-nim, kau ditunggu Namjoon Hwejangnim. Katanya dia akan menunggu di ruanganmu..."

LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang