🐝Gara-gara Daddy🐝

73K 4.5K 107
                                    

(twins:2thn,,)
Biasakan membaca deskripsi cerita terlebih dahulu
•••

"Aaaa daddy ana" Sarga mendorong wajah Skala kencang, membuat kepala pria itu terhuyung kesamping.
(Daddy sana)

"Ihhh daddy ngan nggu ita" (jangan ganggu kita) omel Sakha kesal. Bagaimana tidak kesal, sedari tadi Skala terus menganggu aktivitas mereka yang tengah menyusu kepada Sayna. Pria itu berulangkali menerobos, bahkan melepas bibir anak-anaknya dari benda squishy tersebut.

"Gantian sama daddy sayang, tidak boleh pelit"

"Mmmm" kedua bocah itu menggeleng kompak, membuat Skala menghela nafas pasrah. Istrinya masih tertidur, membuatnya berani mengusik Sakha dan Sarga.

Beginilah kehidupan Skala di usia dua puluh sembilan tahunnya. Hanya bisa meneguk ludah saat anak-anaknya mulai bermain dengan benda squishy kesayangannya. Skala menoel-noel pipi Sakha dan Sarga berganti.

"Ayo dong sudah, daddy juga mau"

Sakha menghentikan kegiatannya sebentar. "No! Ata mommy, daddy dah esal nda leh num nii wleee" (Kata mommy, daddy udah besar, gk boleh minum ini)

"Nanti daddy beliin mainan"

"Nda au wlee"

"Ayoo gantian sama daddy,," Skala kembali merusuh membuat kedua anaknya kompak menangis.

"Huaaaa mommy,,,,"

Eh, Skala gelagapan sendiri jika sudah begini. Bagaimana jika istrinya itu terbangun, bisa tidak dikasih jatah selama seminggu dia. "Ssssttt,,, ssssttt sayang jangan berisik, nanti mommy bangun"

"Huaaaa mommy daddy akal"

"Daddy baik sayang, sudah berhenti menangis" panik Skala saat melihat tubuh Sayna mulai menggeliat kecil, namun anak-anaknya masih saja menangis seolah sengaja agar terdengar oleh mommy nya.

Sayna mengusap kedua mata yang malas terbuka. Namun saat telinganya mendengar suara tangisan anaknya, ibu muda itu langsung membuka mata cepat, mengecek anak-anaknya.

"Kenapa sayang, kenapa nangis?" Tanya Sayna panik.

"Hikss mommy, daddy hikss"

"Daddy kenapa?"

"Daddy nggu ita hikss"
(Daddy ganggu kita)

Sayna melirik Skala yang tengah tidur memunggunginya, dengan selimut yang menutup tubuh pria itu hingga keatas leher. Lantas wanita itu mengerutkan kening heran. "Daddy lagi tidur sayang, kalian mimpi yah?"

Keduanya menggeleng kompak. "Nda mommy, daddy ula-ula dul hikss" (tidak mommy, daddy pura-pura tidur) Adu Sarga, menunjuk Skala yang masih tak bergeming.

Di dalam sana, Skala sudah panas dingin mendengar suara Sayna. Lelaki itu memejamkan matanya erat, dengan jantung yang terus berdetak kencang. Ia terus berdoa dalam hati, agar tidak ketahuan oleh istrinya.

Sayna yang memang sudah tahu sifat suaminya, mencoba pura-pura tidak percaya kepada anaknya. "Daddy lagi tidur sayang. Kalian lanjut lagi, mommy mau tidur yah" wanita itu berpura-pura memejamkan matanya, entah sudah yang keberapa kali Skala selalu mengganggu anak-anaknya.

Merasa tak ada suara dari istrinya, Skala membalikan tubuhnya secara perlahan, mengintip Sayna dengan mata yang di sipitkan.

Melihat wajah tenang istrinya yang kembali tertidur, Skala membuka selimut dan bernafas lega. Namun tak lama jantungnya kembali maraton saat Sayna tiba-tiba saja membuka matanya.

"E,,ehh sayang" Skala tersenyum gugup, menelan salivanya susah payah. Layaknya kucing yang sudah tertangkap basah, pria itu tak bisa lagi mengelak.

"Masih inget perjanjian kita ka?" Tanya Sayna dengan senyuman andalannya yang mampu membuat sekujur tubuh Skala terasa lemas seketika. "Satu minggu" lanjut wanita itu.

"Jangan begitu sayanggg,,, aaaa tidak mau Saynaaaa" rengek Skala, memeluk istrinya tanpa memperdulikan kedua anaknya yang bisa saja terjepit.

"Malam in-"

"Tidakkkk,,, tidak boleh Saynaaaa, jangan begitu ihh" potong Skala cepat.

"Sayna tidur-"

"Bersama ku sayanggg"

"Bareng anak-anak. Dan kaka, di kamar tamu"

"Aaaa tidak mau sayang, tidak mau,,, jangan seperti itu hiksss. Aku janji tidak akan mengganggu mereka lagi sayang janji" ucap Skala mengangkat kedua jarinya.

Sayna menggeleng sembari tersenyum. "Udah keberapa kali kaka bilang gitu hm"

"Se-sekali Saynaaa" jawab Skala ragu.

"Ohhh,,, sekali yahh"

"Ti-tidak sayang,,, aaaaa pokonya tidak mauuu. Aku mau tidur disini dengan mu sayangg. Lagi pula Sayna, seharusnya mereka sudah tidak lagi menyusu. Skyland saja sudah berhenti sejak umur satu tahun setengah. Masa anak kita masih menyusui" protes hati kecil Skala.

Sayna terdiam sejenak, benar juga apa yang di katakan suaminya. Seharusnya Sakha dan Sarga sudah berhenti meminum susu asi dan berganti menjadi susu dot.

"Mommy, ngan aluh ma daddy" seru Sakha tidak terima.
(Mommy jangan terpengaruh sama daddy)

"Daddy beldosa hiksss"

"Aaaa mommy,, ngan uupin nennya,,," (Jangan ditutupin nenen nya) jerit kedua anak itu kompak, saat Sayna malah mengancingkan baju tidurnya.

"Mulai sekarang, kalian minum susu dot. Oke jagoan mamah" Sayna berjalan menuju kamar mandi, menghiraukan kedua anaknya yang sedang menangis, sementara suaminya tengah bersorak kegirangan.

Kedua mata si kembar menyorot Skala tajam. Seolah mempunyai ikatan batin yang kuat, keduanya saling melirik dan mengangguk bersama. "Hiiiii seanggg" seru Sakha memberi komando, diikuti oleh Sarga yang memukul Skala menggunakan bantal.
(serangg)

🐝🐝🐝

My Little Family (SEQUEL) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang