Hai, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhMaaf banget temen-temen aku baru sempet up:(
Kemarin hp sempet rusak, terus juga lagi sibuk bgt, mohon maaf sebelumnya:(
Ini aja nulisnya kalo ada waktu senggang.
Btw nih, aku mau nanya.
Kalian tim publish cepet tapi pendek
Atau
Publish lama tapi panjang.
Vote yaa, nanti aku sapa lagi di next part.
Selamat menikmati 🖤🍭
Mars memejamkan matanya saat angin malam menerpa wajahnya. Pemuda berhati dingin itu terlihat tidak baik-baik saja. Ada beban yang cukup berat di pundaknya. Pikirannya masih teringat saat Starla menjauhinya dan lebih memilih pergi dengan Galaksi.
Mars sendiripun sadar, bahwa untuk marah, ia sama sekali tidak berhak. Ia bukan siapa-siapa di mata Starla, pertemanan yang mereka jalin juga hancur.
"Shit!" Mars mengumpat, mengusap wajahnya dengan kasar. Saat ini ia sedang berada di taman hotel, tempat terbaik untuk sendiri.
Ditengah malam begini, orang-orang pasti lebih memilih mendekap di kamar yang hangat. Berbeda dengan Mars yang ingin melampiaskan hasratnya. Pemuda itu mengeluarkan sekotak rokok dan korek. Terdiam sebentar, Mars mengamati kedua benda itu.
Sudah sejak lama, ia berhenti merokok. Namun, Mars merasa sangat membutuhkannya saat ini. Berfikir sejenak, akhirnya Mars membakar rokok itu dan menghisapnya. Kepulan asap itu keluar dari mulut Mars.
Tenang. Mars merasa sedikit tenang. Pemuda itu memejamkan mata sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi taman. Tidak menyadari bahwa seseorang sedang memperhatikannya dari kejauhan.
Tanpa sadar, sebatang rokok itu telah habis, Mars langsung membuang puntung rokok itu dan menginjaknya. Ada sedikit penyesalan karena ia merokok, namun, ia menjadi lebih tenang saat ini.
Angkasa bersedekap, menatap Mars dari kejauhan. Ada rasa kecewa dalam diri Angkasa saat ia melihat Mars kembali merokok. Menghela nafas pelan, Angkasa perlahan berjalan mendekat. Ia mengambil tempat duduk di sebelah Mars yang membuat pemuda itu menoleh.
"Sa?" Mars nampak kaget, ia lekas memasukkan korek dan rokok itu ke saku jaketnya.
"Kenapa Lo ngerokok lagi, Mars?"
Tersentak. Mars terdiam sejenak. "Gue butuh." Seperti biasa, selalu singkat. Mars menghela nafas, menatap langit gelap diatasnya.
Angkasa diam, ia berpikir sejenak. Matanya masih menatap lurus pada rerumputan yang luas.
"Jauhin adek gue," ujar Angkasa. Perkataan itu sukses membuat punggung Mars langsung menegak, pemuda yang menjabat sebagai ketua OSIS itu menatap Angkasa dengan bingung.
"Sa, Lo tau gue..."
"Gue nggak mau adek gue luka." Angkasa memotong cepat, pemuda itu menghela nafas. "Gue tau Lo tulus, tapi Venus tetep tunangan Lo."
Mars terdiam, ia mengakui itu. Venus adalah tunangannya, tapi itu karena paksaan ayahnya. Mars sama sekali tidak menyukai Venus.
"Deketnya Lo sama adek gue cuma buat dia sakit, dan gue nggak bakal biarin siapapun nyakitin adek gue," ujar Angkasa, pemuda itu beranjak berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Starla
Teen Fiction🚫JIKA INGIN HEBAT, JANGAN JADI SEORANG PLAGIAT!🚫 [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SEQUEL OF CAHAYA DAN WARNA!✓] Rank 1 #galaksi Rank 1 #venus Rank 1 #antariksa [Belum di revisi] [Demi kenyamanan membaca, ada baiknya membaca cerita sebelumnya.] Bagi Angka...