CHAPTER DUA PULUH SATU🌟

799 99 27
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Duh, lapak kayaknya udah berdebu banget, lama ga di buka....

Apa kabar kalian semua?

Absen dulu yang masih setia nunggu cerita ini!!!

Kalian pake baju warna apa saat baca part ini?

Jam berapa saat kalian baca part ini?

Bantu promoim ceritanya ya, mana tau ada yang lirik:v

Selamat membaca....!!!!🥰❤️

Sinar mentari perlahan masuk, menembus paksa kaca jendela kamar yang Mars tempati. Pemuda itu langsung bangun, melirik jam yang ada di atas meja lalu beranjak menuju kamar mandi.

Setelah berbenah sedikit, Mars segera keluar. Senyumnya mengembang tipis saat melihat Starla  sedang duduk di samping bunda. Bunda sendiri sedang menata makanan di meja. Rambut Starla sedikit berantakan, mungkin tidak sempat menyisir saat hendak turun, atau mungkin itu adalah kebiasaannya di hari libur.

"Pagi, Nda," sapa Mars membuat bunda dan Starla kompak menoleh.

"Lo kok ada di sini?" tanya Starla keheranan, gadis itu menatap bundanya. "Kapan datengnya Nda?"

"Mars nginep semalam," jawab bunda sembari merapikan piring sayur. "Mending kamu cuci muka, terus turun."

"Nginep?" Kening Starla berkerut, lalu perlahan ia mengangguk paham.

"Mending lo mandi," kata Mars mengambil tempat duduk di samping Starla. Tangan pemuda itu terangkat, mengusap sudut bibir Starla yang terdapat sedikit air liur.

"Lo pasti bikin benua yang bagus di bantal."

Starla membulatkan matanya, menepis tangan Mars dengan kasar lalu segera berlari ke kamarnya. Bunda tertawa gemas sedangkan Mars hanya tersenyum kecil.

"Dia selalu gitu kalo hari libur," ujar bunda. "Tapi kenapa kamu suka sama Starla? Dia kekanak-kanakan banget loh."

"Saya ga ada alasan Nda," jawab Mars. "Oh iya, boleh saya ajak Starla keluar nanti sore?"

"Kamu harus dapat izin dari abang-abangnya dulu."

Mars mengangguk, sedikit senyuman terbit di wajahnya.
"Insya Allah, Nda."

"Selamat pagi ibu calon mertua!!!"

Suara melengking khas dari Aksa terdengar, membuat Mars dan bunda menoleh kearahnya. Aksa dengan cengirannya. Dengan baju yang masih sama seperti semalam, pemuda itu berjalan santai dan mengambil tempat di samping Mars.

"Eh, ada Mars juga ternyata," ujar Aksa saat Mars menatapnya dingin.

"Biasa aja Mars liatin si Aksa, ntar lo naksir lagi," celetuk Aiden yang tau-tau juga baru datang. Pemuda blasteran Indonesia-korea itu tersenyum manis, menyapa bunda lalu duduk di bangku.

Mars memejamkan matanya sebentar, lantas bibirnya sedikit tergerak. Seperti mengatakan kata 'Najis' tanpa suara.

"Kalian duduk dulu di sini, bunda mau bangunin Anta sama Angka dulu," ujar bunda tersenyum hangat lalu berjalan ke atas, lebih tepatnya menuju ke kamar putranya.

Starla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang