chapter empat belas 🌟

1.2K 179 28
                                    

Assalamualaikum! Lama gak nyapa, hehe.

Sebelum baca, mau nanya dong.

Ada yang mau pegang akun Rp gak?

Kalo mau, bisa DM aku yah, nanti aku kasih tau syarat dan ketentuannya.

Oh yah, kalian asalnya dari mana nih?

Selamat membaca!

Setelah demam selama tiga hari, akhirnya Starla bisa kembali bersekolah. Jangan tanyakan bagaimana ayah memarahi mereka bertiga, khususnya Angkasa, untung saja bunda bisa melerai pertikaian itu.

Hari ini Starla berangkat bersama ayah, mereka berdua menaiki mobil yang dikemudikan oleh supir, ayah tidak akan membiarkan Starla naik motor bersama Angkasa dan Antariksa sampai seminggu ke depan.

Bosan tidak melakukan apa-apa, Starla langsung membuka jendela. Suara gaduh dari klakson kendaraan langsung menyapa indera pendengarannya. Namun, baru saja Starla ingin menutup jendela, ia malah melihat Galaksi yang sedang naik motor bersama seorang perempuan. Starla tidak dapat melihat wajah gadis itu karena ia menoleh ke arah yang sama dengan Starla.

"La, tutup kacanya sayang," ujar ayah, Starla hanya mengangguk. Ia memperhatikan Galaksi yang tersenyum dari balik helmnya, senyum yang terkesan sangat lepas dan renyah. Starla menggeleng, Galaksi tidak mungkin memiliki perempuan selain ia, Galaksi bukanlah tipe pemuda yang suka bermain wanita.

Lagipula selama tiga hari ia sakit, Galaksi masih mengirim pesan padanya. Gadis yang sedang berada di boncengan Galaksi mungkin hanya seseorang yang sedang meminta tumpangan, atau mereka adalah seorang sahabat.

Memilih tidak memperhatikan Galaksi lagi, Starla membuka sosial medianya, ia membuka instagramnya namun itu tetap tidak membuat perhatiannya dari Galaksi teralihkan. Gadis itu berdecak pelan lalu memilih mendengarkan musik menggunakan earphone.

Saat sampai di gerbang sekolah, Starla segera turun setelah mengecup pipi ayah dan menyalami tangannya. Gadis itu membuang jauh-jauh rasa penasarannya pada gadis yang bersama Galaksi tadi, gadis itu tidak boleh sampai membuat moodnya menjadi buruk.

Saat sampai di parkiran, Starla dapat melihat lima orang cowok dengan tampang diatas rata-rata yang sedang bersedekap dada sambil menatapnya. Starla meringis kecil lalu berjalan menghampiri kelima pemuda itu, dimana dua orang diantaranya adalah Angkasa dan Antariksa.

"Abang nungguin Lala? Kan kelasnya gak jauh bang, Lala juga udah cukup lama sekolah di sini, Lala gak bakalan nyasar," ujar Starla, ia memandang kedua kakaknya secara bergantian.

"Antisipasi," balas Antariksa yang membuat Starla mendelik padanya.

"Udah, ayo La, abang anter ke kelas," ujar Angkasa, ia tersenyum tipis lalu menggenggam tangan sang adik.

Starla berjalan di antara Angkasa dan Antariksa, tangannya digenggam oleh sang kakak dengan erat. Orang-orang yang kebetulan berada di tengah-tengah koridor memilih langsung merapat ke tembok saat melihat kelima cowok paling populer di sekolah ini melintas.

"Makasih udah nganter," ujar Starla dengan cengiran khasnya, gadis itu mengecup pipi kedua kakaknya lalu masuk ke dalam kelas.

"Make pasukan lagi?" tanya Disa saat Starla duduk di sebelahnya.

Starla meringis seraya mengangguk. "Gue gak minta, bang Angka sama bang Anta aja yang nungguin di parkiran, mana pada bawa temennya lagi."

"Hubungan lo sama Galaksi gimana?" tanya Disa sedikit berbisik. Di kelasnya ini banyak penyebar gosip.

Starla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang