chapter tujuh belas 🌟

1.3K 177 25
                                    

Akhirnya bisa update lagi!

Mana nih yang udah nunggu?

Warna apa baju kalian saat membaca part ini

Selamat membaca ❤️

"Dis, nilai ulangan matematika lo berapa?" tanya Starla yang baru saja menyelesaikan ujian yang Bu Arum laksanakan. Memang setelah mereka ujian, nilainya akan langsung diberitahukan agar mereka tidak penasaran.

"Enam lima," balas Disa bete.

"Rendah banget sih, gue aja yang bego bisa dapet delapan lima."

"Bego kok bangga," ujar Disa mendengus pelan.

Starla cengengesan lalu membereskan semua alat tulisnya. "Temenin gue kek toilet dong, kebelet nih."

"Ogah."

"Dis, lo cantik banget deh."

"Gak mempan."

"Apa perlu gue panggilin pacar lo dulu biar lo mau temenin gue ke toilet?"

Disa mendelik. "Gue gak punya pacar!"

"Oh yah? Terus yang lo kasih hormat tiap Senin itu apa lo?"

"Lo mau berantem yah La?" tanya Disa kesal.

"Enggak kok, gue cuma minta ditemenin ke toilet doang."

"Males."

"Yaelah Sa, ayo dong. Gue traktir mie ayamnya bang Maman deh."

Disa menoleh pada Starla, sedikit tergiur dengan tawaran gadis berpipi chubby itu. "Hm oke, tapi bebas nambah ya?"

"Siap, tapi temenin gue ke kelas abang gue, biar kita bisa ngerampok isi dompetnya."

Akhirnya setelah perdebatan singkat mereka, Disa memutuskan untuk ikut menemani Starla. Di perjalanan, saat hendak menuruni tangga, terlihat sekumpulan siswa yang sedang bercanda ria.

"Kita terobos aja apa puter balik nih?" tanya Disa.

"Terobos aja lah, kebelet banget nih gue! Lagian kalo muter kan jauh, harus lewat depan kelas sebelas juga."

Disa menghela nafas lalu mengangguk. Mereka berdua mulai menuruni tangga dengan tubuh yang sedikit merapat pada tembok.

"Wah, masih berani juga lo nunjukin wajah lo," ujar seorang pemuda yang ada di sana sambil menatap Starla. "Apa lo gak ngerasa bersalah? Gara-gara lo geng motor gue harus vakum,  gara-gara lo Angkasa harus tunduk sama musuhnya sendiri!"

Starla menunduk, tidak berani menyahut. Bagaimanapun, yang dikatakan pemuda itu benar, semua ini salahnya. Seharusnya sedari awal ia mendengarkan perkataan kakaknya tentang Galaksi, mendengarkan perkataan Mars tentang bagaimana sifat Galaksi.

"Gue tau lo ngerasa berani karena abang-abang lo kan? Mereka selalu ngutamain lo, itu sebabnya lo seenaknya, lo ancurin geng motor kita!"

"Gue gak sengaja," cicit Starla takut melihat kakak kelasnya yang sangat marah.

"Lo pikir dengan kata gak sengaja bisa buat geng motor gue kembali utuh?! Enggak!"

Disa menggigit bibir bawahnya, ia tidak tahu harus apa sekarang. Gadis itu diam-diam mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Angkasa, berharap pemuda itu bisa datang secepatnya.

"Apa yang bisa gue lakuin biar kalian semua nyatu lagi? Gue siap," ujar Starla masih tetap menunduk.

"Kenapa lo gak mati aja sih?! Kenapa waktu itu lo gak lompat dari atap aja, bangsat!"

Starla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang