"Kalo kangen, udah ada ongkos, pulang."
Dere hanya menghela napas mendengar saran Karto. Gadis itu sudah tahu apa yang akan ia lakukan tanpa harus menunggu saran dari orang lain. Masalahnya adalah ia belum punya cukup ongkos untuk pulang ke Pacitan. Dua puluh ribu untuk ongkos ojek online dari kos ke Terminal Tirtonadi, tiga puluh lima ribu untuk ongkos bus Solo-Pacitan, lalu ditambah lima belas ribu untuk ongkos ojek pengkolan dari tempat ia turun bus ke rumahnya yang terletak di desa pelosok. Tujuh puluh ribu totalnya. Nominal yang kecil sebenarnya, tetapi itu baru ongkos sekali jalan. Ia tidak mungkin meminta ayahnya uang saku untuk kembali ke Solo nantinya. Meski tanpa diminta pun, ayahnya pasti memberinya. Ia hanya tidak ingin menambah beban pikiran ayahnya.
Di dompetnya sekarang hanya ada satu lembar uang lima puluh ribuan dan beberapa lembar dua ribuan. Ia harus bisa mengatur uang itu untuk satu minggu ke depan, sebelum tanggal gajian. Jika hanya digunakan untuk uang makan, uang itu lebih dari cukup sebenarnya. Namun, kadang kala ada iuran di kampus. Entah iuran kelas, maupun iuran organisasi.
"Kalo belum ada ongkos, aku ada kok bisa bantu dulu," tambah Karto.
Dere tersenyum, "Nggak usah, To. Makasih. Sekalian aja habis gajian aku pulangnya."
"Kalo jadi," ledek Karto yang sudah hafal dengan Dere yang jarang pulang kampung.
Dere hanya tertawa miris, menyetujui ledekan pria itu.
Bukan ia tak rindu ayahnya yang sendirian di rumah. Jujur, ia sangat rindu pria 59 tahun itu. Namun, ia harus berpikir dua-tiga kali dalam menggunakan uang sakunya.
Kurang lebih setahun lalu, Dere diterima di kampus tempat kuliahnya sekarang. Sebuah universitas swasta bergengsi yang terletak di daerah Serengan, Surakarta. Ia berhasil diterima jalur beasiswa UKT. Beasiswa kampus yang diperuntukkan bagi mahasiswa jenjang S-1 itu memberikan subsidi biaya penuh per semester selama empat tahun.
Dere cukup beruntung mendapat satu kursi dari sepuluh kuota yang disediakan kampus waktu itu. Meski kuliah secara gratis, ia tentu masih perlu tambahan uang untuk biaya hidup sebagai mahasiswa rantau.
***
Jumlah kata=327
KAMU SEDANG MEMBACA
Deresia
General FictionMimpi dan realita. Dua hal yang kadang terasa selalu berlawanan. Ternyata benar, manusia hanya bisa berencana. Terjadi tidaknya hanya Tuhan yang berkehendak penuh atas hal itu. Belajar "tidak apa-apa" atas segala yang menimpa hidupnya, Deresia memul...