"Aku batal nikah."
Tiga suku kata yang keluar dari mulut Karto membuat Dere seketika cengo. Batal? Nikah? Batal nikah? Karto mau nikah? Sama siapa?
Melihat Dere yang masih setia menatap kosong sebagai tanggapan refleks karena keterkejutannya, Karto tak bisa menahan tawa.
"Dah, yuk, pulang," ajak Karto lalu berjalan meninggalkan Dere yang masih terpaku di tempat.
"Aku kunci pintu depan, ya!"
Setelah terdengar bunyi glek! tanda pintu telah terkunci dari dalam, Karto segera keluar dari toko melalui pintu belakang, jalan pulang karyawan seperti biasanya. Saat berjalan melewati keberadaan Dere, Karto tertawa, lagi. Seiring dengan suara Karto yang mengecil karena langkahnya yang menjauh, Dere akhirnya tersadar dari kebisuannya. Toko sudah gelap. Ruangan besar itu hanya menyisakan dua lampu yang sedikit menerangkan meski lebih remang-remang. Dere pun segera berlari ke luar, menyusul Karto. Sesampainya di parkiran tempat sepedanya, Dere tak juga menemukan keberadaan Karto. Pria ikal itu pulang lebih dulu ternyata.
***
Selepas mandi dan berganti baju, Dere merebahkan punggungnya ke kasur yang akhir-akhir ini terasa mengeras sehingga ia merasa seperti tidur langsung di lantai tanpa alas.
Cukup lama Dere memutar-mutar posisi tidurnya. Mencari posisi yang nyaman untuk mengistirahatkan mata. Dan, ia belum kunjung bisa tidur.
Dere meraih handphone yang tergeletak di sebelah kasur, mengotak-atiknya dengan tujuan untuk membuat matanya lelah.
Meski ragu, Dere tetap mengetik pesan WhatsApp untuk menuntaskan rasa penasarannya.
Deresia
To?Pesannya langsung menunjukkan tanda dua centang berwarna biru, tanda bahwa nomor yang dituju juga sedang berkutat dengan handphone-nya.
Karto
Tidur, De.Deresia
🙃Karto
Lupakan saja.Bola mata Dere membulat. Rasa ingin memejamkan mata malah hilang seketika. Dasar ikal aneh!
Meski masih penasaran "ada apa", Dere memutuskan untuk tidak memaksa pria itu bercerita. Entah serius atau bercanda, Dere yakin Karto sedang tidak sepenuhnya baik-baik saja. Memberi waktu dan menjauhkan rasa kepo adalah dua hal yang bisa ia berikan pada pria itu sekarang.
Deresia
Kapanpun perlu bantuan, apa saja, jangan sungkan, ya.***
Jumlah kata=317
KAMU SEDANG MEMBACA
Deresia
General FictionMimpi dan realita. Dua hal yang kadang terasa selalu berlawanan. Ternyata benar, manusia hanya bisa berencana. Terjadi tidaknya hanya Tuhan yang berkehendak penuh atas hal itu. Belajar "tidak apa-apa" atas segala yang menimpa hidupnya, Deresia memul...