3. Forelsket

296 168 62
                                    

Forelsket: the euphoria you experience when you are first falling in love.

kalian itu bisa banget lho cek mulmednya soalnya aku kasih foto buat aesthetic gitu. kadang aku pake buat gambarin suasananya juga, kadang cuma pengen aja soalnya bagus HAHAHAHAHA

semua aku dapet dari pinterest yaaa

semua aku dapet dari pinterest yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

April 2021, Surabaya

Zera kembali tersadar karena pesanan es batunya telah datang. Suara bising cafe maupun klakson mobil kembali terdengar. Zera melihat pria berpayung hijau tua sudah berjalan menjauh. Tanpa Zera ketahui, pria tersebut berjalan memasuki cafe tempat Zera mengerjakan tugas makalahnya.

Headset-nya yang tadi dilepas, kemudian dipasangkan kembali di kedua telinganya. Terdengar suara kedua sahabatnya sedang berdebat dengan tugas bisnis mata kuliahnya. Zera terkekeh kecil mendengar kedua sahabatnya berdebat tentang hal kecil. Tangannya meraih gelas yang berisi es batu dan langsung menuangkan seluruh es batu ke dalam caramel macchiato-nya pelan-pelan.

"Udah deh, lo berdua kelai mulu masalah menu makanannya ntar malah nggak kelar-kelar lagi. Yang ada nilai tugas yang nggak keluar kalo nggak kumpul."

"Right! Stop it, Jo. Kita harus kerja. Udah mau jam 9, gue gamau kalo kita harus begadang lagi sampe subuh," decak Audrey dengan kesal.

"Lo duluan yang bahas menu, anjirrrr. Bisa beneran gila gue. Pokoknya kita kerjain dulu ini sampe selesai, habis itu kita lanjut call lagi, diskusi lagi. Oke?"

Zera tersenyum sambil mengangguk kecil. Akhirnya. "Oke, setuju. Bye sayang-sayangku," pamit Zera kepada sahabatnya.

Headset-nya dilepas dan dilipat serapih mungkin, kemudian dimasukkan ke dalam pouch mini yang memang dia bawa dari rumah. Kalau saja rumahnya tidak mati lampu karena hujan deras, tidak mungkin dia mau ke cafe sampai jam segini. Hampir jam 9 malam, pelanggan cafe pun beberapa mulai pergi. Hujan sudah tidak sederas tadi, tapi masih gerimis. Zera sangat yakin hujan dan mati lampu di rumahnya akan awet. Untungnya, cafe ini buka 24 jam walaupun agak jauh dari rumahnya. Tapi, mau bagaimana lagi, Zera harus bergadang mengerjakan tugasnya sekarang juga.

Jemarinya mulai kembali mengetik di atas keyboard laptopnya. Suara ketikan terdengar jelas ditelinganya dan suara alunan lagu cafe pun ikut terdengar dengan jelas. Mata dan pikirannya fokus kepada laptopnya sekarang. Caramel macchiato yang dia minum sudah mulai habis. Tanpa ia sadari, di sebelah kanannya yang hanya berjarak 1 kursi, terdapat pria berpayung hijau tua sedang menatapnya dengan tatapan tegasnya. Mata hitamnya yang tadi bertemu dengan milik Zera sekarang sedang menatap orangnya.

The Rainy Nights (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang