Cingulomania: (n.) a strong desire to hold a person in your arms.
Happy reading!😙
Kembali lagi di hari Jumat. Hari di mana dia akan melakukan mentoring bersama dengan mentornya, yaitu pacarnya. Ah, memanggilnya dengan sebutan pacar membuatnya jadi aneh sendiri. Ini rasanya seperti dosenku, pacarku. Zera mengenyahkan pikiran ini jauh-jauh. Intinya sudah beberapa hari sejak mereka akhirnya memutuskan untuk pacaran. Sekarang status mereka jelas. Pacar.
Pacar. Masih saja terdengar aneh dibenaknya walaupun itu faktanya. Dia seperti pacaran bersama dosennya sendiri. Padahal usia mereka... ah, berbeda ratusan tahun. Kalau ditanya bagaimana rasanya pacaran dengan malaikat yang berumur ratusan tahun, rasanya aneh. Maksudnya dia senang, tapi aneh. Dia tidak berpikiran kalau sekarang dia akan memiliki pacar. Terlebih lagi dia adalah seorang malaikat, bukan manusia, atau malaikat-yang-ingin-menjadi-manusia.
Entahlah, tidak usah dipikirkan. Hari ini tentu saja cuaca menyenangkan. Hari-harinya dari pagi juga menyenangkan. Hari ini dia bawa mobil ke kampus karena tawaran antar-jemput Jeffrey kemarin ditarik kembali membuatnya harus ke kampus seperti biasa. Presentasinya hari ini juga lancar. Intinya semua tidak ada masalah.
Kecuali sekarang, masalahnya kenapa di hari Jumat siang menjelang sore ini mahasiswa sangat ramai berada di taman tengah kampusnya sekarang. Biasanya memang ramai, tapi tidak seramai ini. Bahkan taman tengah yang biasanya dia lewati selalu lenggang-lenggang saja. Tapi, kenapa harus hari ini taman tengah terlihat padat. Padahal cuaca sedang mau hujan. Apa mereka tidak pulang ke rumah masing-masing?
Semua mahasiswa yang ada di taman tengah itu sekarang melihat ke arahnya. Semuanya. Hal ini dikarenakan ada Dilan Ganteng Kaya Raya Wijaya sedang menggandeng tangannya. Wajahnya tetap datar, tidak tersenyum, tidak malu, tidak menampilkan ekspresi apa-apa di sana.
Anjrit. Ucapnya dalam hati sambil meredam kemarahannya.
Pasalnya sekarang dia ingin menarik tangannya untuk lepas dari genggaman pria disampingnya ini saja tidak bisa. Malaikat yang tua umurnya ini malah semakin mengeratkan genggamannya dan kemudian menyebutkan namanya dengan penuh penekanan yang artinya dia tidak ingin melepaskannya.
Mau tidak mau, Zera harus menanggung semua rasa malu ini. Dia sungguh tidak menyukai kalau dia menjadi pusat perhatian dan kali ini mereka berdua adalah pusat perhatian. Semua mahasiswa dari jurusan yang berbeda-beda menatapnya. Ada yang melihat penasaran dengan secara gamblang mengambil foto mereka berdua sedang berpegangan tangan atau melihatnya dengan tidak suka. Intinya Zera sedang menahan malu ingin cepat-cepat masuk ke ruangan pelatihannya sekarang juga. Sekarang dirinya bertanya-tanya, kenapa ruang yang dipakainya harus melewati taman tengah terlebih dahulu?!
Audrey dan Jojo hanya berjalan senang-senang saja di belakangnya. Tidak memperdulikan tatapan mahasiswa lainnya karena bukan mereka yang menjadi pusat perhatiannya. Sesekali teman seangkatan dan sejurusannya pun lewat sehingga mau tidak mau Zera harus menyapa mereka sambil meringis. Sesekali juga tanpa Zera ketahui, Jojo memfoto Zera dan Dilan dari belakang dan meng-uploadnya di story instagram. Kalau hal ini tinggal hitungan menit ketika Zera lihat, maka nyawanya akan melayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainy Nights (END)
RomantizmMemangnya aku punya kesempatan untuk kembali mencintai lagi? - September, 2021