1. Pluviophile

790 200 168
                                    

Pluviophile: a lover of rain, someone who finds joy and peace of minde during rainy days.

happy reading hope u like it ya HAHA aku bikinnya cuma modal pede aja...

feel free buat kasih kritik/saran yg membangun dicomment aja teman-teman💗

feel free buat kasih kritik/saran yg membangun dicomment aja teman-teman💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juli 2006, kota Malang

Siang hari yang terik, tidak ada pohon sama sekali hanya ada lapangan luas ditutupi tanah dan pasir. Panas, tapi angin berhembus kencang. Tidak banyak polusi, hanya desiran tanah yang berterbangan karena angin. Tapi, cukup menyenangkan berada di lapangan luas ini. Buktinya segerombolan anak kecil berusia 5-6 tahun pun duduk di tanah bersama dengan salah satu pembantu dari anak laki-laki berisi. Kira-kira ada 10 orang, mereka sedang duduk menikmati dongeng yang diceritakan oleh Mbak Nar, pembantu si anak laki-laki berisi.

Zeralin, yang akrab dipanggil Zera, duduk menyilang di tanah tepat di depan Mbak Nar karena ingin mendengarkan dongeng legendaris yang telah beredar dari zaman dahulu dan sampai sekarang masih diceritakan dari mulut ke mulut. Tiupan angin membuat rambut hitam pendek milik Zera berantakan. Sinar matahari menyinari Zera dan anak lainnya, akan tetapi mereka sama sekali tidak bergeming atau mengeluh kepanasan. Sudah biasa. Keringat menetes. Rambut basah karena keringat. Lelah habis main bola. Sekarang waktunya mendengarkan cerita dongeng dari Mbak Nar.

"Jadi, dulu tuh, ya, waktu Mbak masih kecil juga di ceritain loh, sama Ibu-nya Mbak dulu. Rumornya sih, dongeng ini kenyataan. Tapi, namanya juga dongeng. Dulu waktu ini rumah-rumah di sini masih belum ada, masih banyak pohon-pohon tuh, Mas, Non—" Mbak Nar yang menyampaikan dongeng dengan penuh keseriusan, membuat segerombolan anak-anak yang duduk, termasuk Zera makin penasaran.

"—Katanya ada malaikat yang disuruh turun ke Bumi lho. Terus malaikatnya tinggal di sini."

"Malaikat yang dari surga itu, Mbak?" Tanya salah satu anak perempuan kurus yang ikut duduk menyilang di tanah tanpa takut kotor.

Angin berhembus kembali, Mbak Nar merapikan rambutnya yang berantakan. "Iya, Non. Malaikat dari surga, turun ke Bumi, terus tinggal di sini. Dia turun soalnya dapet kesempatan sama Tuhan, di kasih kesempatan buat jadi manusia kayak kita gini lho. Tapi, si Mas Malaikat ini malah gak percaya sama cinta—"

Salah satu anak laki-laki berambut mangkok tiba-tiba mengangkat tangannya bukti ingin bertanya. "Mbak Nar, apa itu cinta?" Tanyanya membuat beberapa anak-anak di sana tertawa.

"Adit, kok kamu gak tau cinta, sih, itu loh yang anak tinggal dirumah yang warnanya pink itu."

Mbak Nar tertawa, "Non, itu mah Cinta anaknya Bu Susi. Bukan Cinta itu, Non. Ini cinta, kasih sayang, Non. Nanti kalian tau deh, kalo udah gede, Mbak lanjutin lagi ya. Jangan dipotong-potong terus dong."

"Habis si Mas Malaikat ini turun ke Bumi, terus tinggal di sini. Mas Malaikat ini, tuh, punya waktu cuma 1000 tahun aja loh buat tinggal di Bumi sama jadi manusia."

The Rainy Nights (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang