Part 7

15.8K 944 1
                                    


Pranggg..

Evan membanting gelas yang ada di mejanya dengan penuh emosi.

"Sialann..arggghh jadi dokter itu telah menukar adikku dengan bayi yang sudah meninggal yang mirip dengan adikku".Ucap evan dengan amarah yang meluap dan tangan yang mengepal.

"Arrgghh dokter sialannn".

"Jimy cari dokter itu sampai dapat dan bawa ke tempat biasa".perintah mutlak evan.

"Tapi pak dokter tersebut kabarnya sudah mengundurkan diri seminggu setelah kejadian itu dan pindah keluar kota".Ucap Jimy.

"Saya gak mau tau, kamu HARUS MENCARI DAN MENANGKAP DOKTER TERSEBUT HIDUP HIDUP, PAHAM?".Ucap evan dengan nada keras

"Pa..paham pak".Gugup Jimy.

"Cari dia kemanapun sampai ketemu, karena dia adalah kunci mengenai keberadaan adik saya".Perintah evan mutlak.

"Baik pak, saya akan laksanakan".jawab tegas jimy.

"Silahkan laksanakan tugasmu".Ucap evan.

"Saya permisi pak".Pamit jimy lalu pergi ke luar ruangan evan.

Evan mengangguk lalu menelungkupkan kepala diatas meja kerjanya, mengingat kejadian 18 tahun yang lalu yang membuat hatinya terasa sakit dan perih, adik yang dinanti nantikannya dan keluarganya tiba tiba dinyatakan meninggal oleh dokter dan pihak rumah sakit sejam setelah proses kelahirannya, bahkan evan hanya sempat sekilas melihat wajah adiknya ketika adiknya dibawa oleh suster menuju ruang bayi sebelum kejadian tersebut.

Flashback on

Evan dan keluarganya sedang berkumpul di ruang tamu mansion menunggu kedua orang tuanya mengumumkan jenis kelamin adiknya.

Evan yang saat itu berumur 10 tahun dan keempat adik laki lakinya mengerubungi sang buna untuk mengelus perut buncit buna mereka yang saat itu usia kandungannya menginjak 5 bulan.

"Buna, jadi adik bayinya perempuan apa laki laki?".Tanya evan.

"Iya buna ayah, adik aku pelempuan atau laki laki?".Tanya adik ke tiga evan yaitu Rama Fabian Zavero.

"Sabar boys, sebentar lagi ayah dan buna akan kasih tau jenis kelamin adik kalian, tapi sebelum itu..apapun jenis kelamin adik kalian, kalian harus selalu menyayanginya paham?".Ucap sang ayah Arkana Zavero.

"Paham ayah".Ucap kelima putra Zavero.

"Bagus, anak anak buna harus saling menyayangi dan menjaga ok?".Ucap sang buna Clarissa Shirena Zavero.

"Ok buna".Ucap kelima putra Zavero.

"Jadi..".Clarissa menggantung ucapannya.

"Adik kalian..perempuan".Ucap Clarissa dan Arkana kompak.

"Yeaayyy adik kita perempuan".seru evan dan arsen kegirangan.

"Yeayy pelempuan".Sahut putra kelima arkan dan clarissa yang berusia 2 tahun yaitu Sean Liozand Zavero.

Clarissa dan arkan menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah anak anaknya, namun tiba tiba mereka mengarahkan pandangan pada putra kedua mereka Kenan Miguel Zavero yang hanya diam menatap kakak dan adik adiknya, memang diantara kelima putranya Kenan lah yang paling pendiam.

"Kenan kenapa nak? Kakak gak senang punya adik perempuan".Tanya clarissa pada putranya dengan sendu.

Kenan menggeleng gelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan ucapan bunanya, "Kenan senang buna dan juga bahagia punya adik perempuan, kenan janji akan jadi kakak yang terbaik untuk adik, buna dan adik bayi sehat sehat terus ya".

KIANDRA  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang