Part 30

8.9K 472 1
                                    

Di perjalanan menuju mansion kian hanya ada keheningan yang menyelimuti. Jovan sedang menyetir di depan sedangkan radit dan kian duduk dibelakang dengan kian yang tertidur di pelukan radit.

"Ck gue berasa jadi supir kalian plus nyamuk gue".Ucap jovan tiba tiba.

"Heh ngomong yang sopan kamu jovan, saya dosen kamu".Ucap radit dengan tegas.

"Iya iya, pasal 1 dosen selalu benar, pasal 2 jika dosen salah kembali lagi ke pasal 1".gerutu jovan.

"Oh oke, dosen selalu selalu benar, jadi karena kamu sudah tidak sopan sama saya...saya beri kamu nilai C di mata kuliah saya".Ucap radit.

"Ehh jangan dong pak. Bapak mah ngancemnya pake nilai, gak asik ah. Oke maafin saya ya pak? Kita kan friend..hehehe".Ucap jovan sambil cengengesan.

"Hmm".Jawab radit.

-------

Radit, Jovan dan juga Kian sudah sampai dihalaman mansion keluarga Zavero. Sebelumnya radit sudah mengabari evan bahwa kian sudah bersamanya dan juga jovan serta menceritakan apa yang terjadi pada kian.

"Ki bangun, sudah sampai".Ucap radit sambil menepuk pelan pipi kian untuk membangunkan kian.

"Eungh".Lenguh kian sambil membuka matanya.

"Yuk masuk".Ucap radit mengajak kian masuk ke dalam mansion.

Kian mengangguk.

Radit, Jovan dan Kian pun masuk ke dalam mansion. Kian menggenggam tangan radit erat. Didalam keluarga kian sudah menunggu

"Assalamualaikum".Ucap salam mereka bertiga.

"Waalaikumsallam".Jawab mereka semua.

Clarissa pun langsung menarik kian untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Jangan pergi lagi nak...jangan tinggalin buna".Ucap clarissa sambil meneteskan air mata.

"Maafin kian udah bikin buna dan yang lainnya khawatir".Ucap kian sambil membalas pelukan buna nya.

Clarissa melepaskan pelukannya sambil menatap kian,"Buna yang harusnya minta maaf sama kamu nak, harusnya buna lebih mengerti kondisi kamu sayang. Buna sayang kian..jadi kian jangan memendam sendiri apapun yang terjadi ya nak. Bagi semua keluh kesah kian sama buna, biar buna bisa merasakannya juga, karena bahagianya kian adalah bahagianya buna begitu juga sebaliknya. Mulai sekarang..buna janji akan lebih memperhatikan kian dan berusaha selalu ada untuk kamu nak".

Kian mengangguk,"Terima kasih buna".

Clarissa meraba kening putrinya,"kamu masih demam nak".

"Kian sudah minum obat bun".Ucap kian.

"Kian...".Lirih arkan sambil menatap kian dengan mata yang berkaca kaca.

"Ayah...".Ucap kian sambil menatap ayahnya

"Sini peluk ayah nak".Ucap arkan sambil merentangkan tangannya.

Kian pun langsung berlari kearah ayahnya dan memeluknya erat lalu menumpahkan seluruh tangisnya.

"Ayah....hiks hiks ayah....".Tangis kian.

"Putri ayah...maafkan ayah yang kemarin gak ada di samping kamu ya nak".Ucap arkan sambil mengusap lembut kepala kian.

"Mereka jahat yah...mereka nyakitin kian...mereka mau bunuh kian yah...kian takut yah...takut".Ucap kian dengan air mata yang mengalir.

Ucapan kian membuat semua orang disana merasakan sesak yang luar biasa.

"Mereka gak akan berani nyakitin kian lagi. Ayah akan berusaha jagain kian dan gak akan biarin putri ayah terluka. Selama ayah masih bernafas ayah akan melindungi putri ayah dengan sekuat tenaga".Ucap arkan.

KIANDRA  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang