-
-
-Alusya, gadis perawakan pendek dengan tinggi 152cm dan volume tubuh yang sesuai dengan tinggi badannya itu terlihat sedang menunggu seseorang dengan terus melihat handphone digenggamnya. Beberapa kali gadis mungil itu tampak melihat kearah kanan, menunggu seseorang yang dari tadi membuatnya terus menggerutu.
Beberapa menit kemudian terlihat gadis lain berseragam sama dengannya yang memelankan kendaraan dan berhenti tepat di depan tempat Alusya berdiri.
"Ck, lama amat ngapain aja sih lo. Udah tau hari pertama masuk kenapa lama banget, bisa-bisa telat kita." Gerutu Alusya pada gadis yang dari tadi ia tunggu kedatangannya tersebut. Lusya langsung memakai helm yang dari tadi ia tenteng dan segera menaiki motor temannya itu.
Gadis itu bernama Railin, sahabat dari kecil Lusya sekaligus teman perangnya. Ia juga dapat dibilang cantik, wajah berlesung pipi di pipi kirinya, kulitnya sawo matang membuatnya terlihat sangat manis. Ia dapat dikatakan memiliki proporsi tubuh yang ideal untuk ukuran perempuan seumurannya, tidak seperti Lusya yang masih terlihat seperti siswi SMP.
Railin segera melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, karena biasanya mereka membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai kesekolahan, sedangkan ini sudah jam 06.50.
"Ngomel mulu, gue pites tau rasa lo. Dah dibilang gue agak kesiangan sedikit. Bunda lupa kalau hari ini udah mulai sekolah, nggak dibangunin jadinya." Bela Railin dengan suara yang keras agar Lusya dapat mendengarnya.
-
-SMA Tunas Bangsa
Kedua siswi yang datang pada detik-detik terakhir tersebut segera berlari di lorong menuju kelas 11. Mereka beruntung karena gerbang sekolah belum ditutup dan tidak ada guru didepan yang menghentikan mereka. Mungkin karena hari ini adalah MPLS untuk murid baru sehingga murid lama masih dibiarkan walaupun terlambat, toh ya nanti mungkin belum ada kegiatan belajar mengajar.
Lusya dan Railin segera menuju papan pengumuman yang ada persimpangan lorong sekolah dan meneliti setiap tulisan dikertas yang tertempel rapi di sana. Disana terdapat daftar kelas setiap siswa. SMA Tunas Bangsa memiliki sistem acak siswa setiap kenaikan kelasnya, jadi setiap tahun tidak mungkin sama.
"Nahkan udah gue duga, kita nggak bakal satu kelas, gue MIPA 2 lo MIPA 3." Kesal Lusya, kerena tidak mendapat kelas yang sama dengan Railin. Lusya hanya heran, bagaimana bisa 5 tahun sekolah di SMP dan SMA yang sama dengan Railin tetapi tidak pernah sekelas dengannya.
"Ck gini amat, udahlah ini diluar lumayan sepi cepat masuk kelas nanti nggak dapat tempat duduk." Railin pun ikut kesal, tapi segera berlalu dengan jalan yang agak cepat disusul Lusya dibelakangnya. Mereka berpisah didepan kelas karena memang kelas mereka bersebelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALusya
Fiksi Remaja"Sya." "Hmm?" Lusya menjawab seadanya karena makanan masih ada dimulutnya. "Kayaknya aku suka deh sama kamu." - "Jangan senyum!" "Kamu cantik kalau senyum. Senyum-senyum mulu bikin deg-degan tahu nggak?!" Protes Aldino dengan wajah serius. - - Alus...