05

221 42 4
                                    

Yeonjun berjalan menelusuri lorong-lorong kelas yang sepi. Beberapa menit yang lalu Yeonjun izin ke kamar mandi untuk buang air kecil, dan sekarang ia ingin kembali ke kelas. Biasanya Yeonjun akan bolos jika beralasan ke kamar mandi, tapi kali ini dia sangat tidak mood membolos.

Satu sekolah kini terlihat sangat sepi karena memang jam pelajaran sedang berlangsung. Yeonjun agak sulit percaya bahwa hari ini tidak ada satu pun murid yang bolos.

Ada beberapa kabar  yang ia dengar dari orang-orang bahwa beberapa murid melihat  Beomgyu menjadi arwah penasaran setelah kematiannya. Sebab itulah tidak ada lagi yang berani membolos.

Mendengar itu Yeonjun sedikit terbawa emosi, ia tidak terima ada gosip-gosip murahan tentang sahabatnya sendiri. Beomgyu sudah mati, tidak mungkin ada namanya arwah gentayangan.

Jarak kelas Yeonjun dengan kamar mandi cukup jauh jadi membutuhkan waktu untuk pergi dan kembalinya.

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba angin berhembus kencang ke arah Yeonjun. Seperti ada sesuatu yang baru saja melewatinya. Bulu kuduknya seketika berdiri, Yeonjun merasakan seluruh tubuhnya merinding.

Yeonjun mengusap tengkuknya, dengan mencoba memberanikan diri Yeonjun kembali berjalan perlahan.

Langkah Yeonjun terhenti ketika ia melihat ada seorang laki-laki yang tengah menatapnya dari kejauhan. Wajahnya terlihat datar, dengan sekujur tubuh di penuhi darah terlebih di daerah kepalanya. Mata mereka saling beradu. Tubuh Yeonjun membeku seolah pandangannya terkunci.

"G-ga mungkin... Kenapa— Lo seharusnya ga ada, lo udah mati Beomgyu!"




































Soobin mengerutkan kening kala melihat Yeonjun yang baru saja datang terlihat begitu pucat. Soobin dan Yeonjun memang satu kelas. Ia mengira Yeonjun kembali membolos seperti biasanya, karena memang cukup lama Yeonjun pergi ke kamar mandi.

Bahkan Pak Guru sempat bertanya, apakah Yeonjun baik-baik saja, sebab keadaan Yeonjun begitu mengkhawatirkan. Perlahan Yeonjun berjalan ke tempat duduknya semula yang berada tepat di samping Soobin.

"Yeonjun," panggil Soobin tapi tidak ada jawaban. Yeonjun hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Jun? Lo ga apa-apa?" tanya Soobin lagi.

Tanpa menjawab Yeonjun menoleh perlahan, dan detik itu juga tubuh Soobin merinding. Tatapan Yeonjun benar-benar kosong, seperti bukan Yeonjun.

"Jun? L-lo kenapa sih?" Soobin sedikit terbata karena Yeonjun yang masih menatapnya datar.

Tiba-tiba Yeonjun tersenyum lalu menatap sekelilingnya. Menatap seluruh teman-teman yang ada di kelasnya. Namun Soobin rasa itu bukan tatapan Yeonjun seperti biasanya.

"Kematian itu takdir Tuhan."

"Hah?"

"Tapi kenapa sesulit ini untuk ikhlas?"

"Yeonjun!"

Soobin menangkap tubuh Yeonjun yang tiba-tiba ambruk. Cemas dan panik mulai menghampiri perasaan Soobin. Terlihat tubuh Yeonjun yang pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Seisi kelas menjadi ricuh karena melihat Yeonjun yang tiba-tiba pingsan.

Soobin menepuk-nepuk wajah Yeonjun, berharap ia membuka matanya.

"CHOI YEONJUN!"

puntennnn, neng geulis n akang kasep

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

puntennnn, neng geulis n akang kasep.
vommentnya yaa! hatur nuhun, dadahh ..

Friends | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang