09

165 32 4
                                    

Yeonjun berjalan masuk, beberapa kali dia menundukkan badan untuk memberi hormat.

Entah kenapa Bu Lila atau lebih tepatnya wali kelas Beomgyu, tiba-tiba memanggilnya untuk ke ruang guru, namun seingat Yeonjun dia tidak melakukan kesalahan apapun.

Iya sih, dua hari yang lalu dia baru saja bolos. Tapikan itu dua hari yang lalu, kenapa tidak memanggilnya kemarin saja jika ketahuan?

Bu Lila mempersilahkan Yeonjun duduk, dan menunggu terlebih dahulu. Yeonjun menatap sekeliling, ruangan ini yang sering dia masuki karena sering membuat masalah.

Sebentar lagi ia akan lulus, jadi Yeonjun agak mengurangi sikap membolosnya.

Mata Yeonjun tertuju pada salah satu sudut ruang, sebisa mungkin Yeonjun menahan senyumnya. Dirinya ingat ketika ia dan empat sahabatnya yang lain dihukum untuk push up dua ratus kali dan membersihkan toilet disekolah, karena ketahuan membolos oleh satpam sekolah.

Ah, mereka tertangkap karena Kai saat itu. Yeonjun tidak tahu pasti bagaimana, tapi saat mereka mencoba membolos dan melarikan diri dengan memanjat pagar belakang sekolah, celana Kai malah tersangkut.

Bayangkan saja bagaimana lucunya kejadian itu. Celana Kai yang tersangkut robek begitu saja. Yeonjun, Soobin, Beomgyu, dan Taehyun tidak marah sama sekali pada Kai saat tertangkap waktu itu.

Mereka malah menertawakan Kai sepuas hati. Jahat memang, setiap kali teringat dan mereka membahas itu Kai pasti akan mengeluarkan kata-kata mutiaranya. Tentu Kai akan sangat malu mengingatnya.

"Kai! Cepetan dong, ah lama banget lu!"

Kai yang masih sibuk mencari cara untuk menaiki pagar dengan cara yang paling mudah itu tidak mengubris perkataan Taehyun.

"Eh! Eh! Woy! Anjir gue ga bisa turun!" teriak Kai panik.

Yeonjun yang melihatnya tergelak, "Lu gimana dah?! Bisa-bisanya nyangkut!"

Kai meloncat paksa, lalu tiba-tiba..

Krak!

Mereka berlima bisa mendengar jelas ada suara kain yang robek. Dengan saling memandang mereka menatap satu sama lain bingung.

"Kai?" ujar kelimanya bersamaan.

Kai meraba celananya, lalu terdiam kaku. "Celana gue robek.." ucapnya menahan senyum.

Yeonjun, Soobin, Beomgyu, dan Taehyun. Mereka berempat tertawa sekencang-kencangnya.

"HAHAHAHAHA MAMPUS LO!" kata Beomgyu.

Gila, Kai ingin menghilang dari bumi detik itu juga.

Tidak berselang lama dari kelucuan itu. Tiba-tiba seorang pria yang cukup tua memakai baju seragam khasnya menghampiri mereka dari belakang. Seakan sudah tahu bocah berlima itu akan bolos, pria tua itu berkacak pinggang.

"Kalian mau bolos lagi ya?!"

Tersentak kaget, mereka semua terdiam.

"Etss! Jangan coba-coba mau kabur! Ikut sama Kang Ujang kalian!" kata Kang Ujang galak.

Mereka berlima hanya menghela napas pasrah, karena jika mereka tetap bersikeras kabur maka Kang Ujang lah yang akan kena omel oleh Kepala Sekolah mereka.

Soobin terdiam kala dengan mudahnya ia membuka pagar yang baru saja mereka panjat dengan susah payah. Sadar bahwa pagar belakang sekolah sedang tidak dikunci, mereka berlima saling bertatapan.

"TERUS TADI KITA NGAPAIN??!" Teriak Yeonjun dan Beomgyu bersamaan.

"Nak Yeonjun," panggil Bu Lila.

Detik itu juga Yeonjun langsung tersadar, ia menoleh pada Bu Lila yang perlahan mengeluarkan sesuatu dari rak mejanya dan menyondorkannya pada Yeonjun.

"Ini gelang almarhum nak Beomgyu," kata Bu Lila pelan.

Yeonjun menautkan alisnya bingung, kenapa gelang Beomgyu ada dengan Bu Lila?

"Ibu juga bingung, kemarin sore ada polisi yang datang ke rumah ibu ngasih gelang ini. Katanya gelang ini barang almarhum Beomgyu yang tertinggal," sambungnya.

"Tertinggal?"

"Kasus kematian Beomgyu di tutup. Kepolisian juga sudah mastiin kalau Beomgyu emang pure bunuh diri. Kata pak polisi ini barang investigasi yang ketinggal pas mau dikembaliin."

"Kok bisa sih polisi sampai seceroboh itu lupa ngembaliin barang-barang orang, Bu?"

Bu Lila menggeleng, "Ibu ga tau nak. Sekolah juga sudah engga mau ngebahas ini lagi karena abis kejadian bunuh diri Beomgyu nama baik sekolah jadi tercemar."

"Terus tujuan Ibu manggil saya?" ujar Yeonjun lagi-lagi kembali bertanya.

"Ya.. Ibu mau ngembaliin ini nak," kata Bu Lila kembali menyondorkan plastik yang berisi gelang kayu tersebut.

"Kok ngembaliinnya ke saya Bu?

"Pihak kepolisian juga sudah ngehubungi keluarga Beomgyu tapi ga ada yang ngangkat, mereka juga sudah datang ke rumah tapi ngga ada orang katanya. Sama, sebelumnya juga ibu udah telfon wali muridnya nak Beomgyu tapi ga ada yang jawab."

Bu Lila menghembuskan napas tampak berfikir, "Kamu kan salah satu temannya Beomgyu yang paling dekat sama geng-gengan kalian itu. Di antara mereka kamu juga yang paling tua, jadi ibu pikir mending titip ke kamu aja.. Siapa tau nanti kamu bisa kasih ke orang tuanya Beomgyu. Bisakan nak?"

Yeonjun hanya mengangguk bingung. Setelah mengambil barang tersebut, Yeonjun segera pamit.

Di tengah jalan Yeonjun memutuskan untuk ke toilet. Jam pelajaran baru saja dimulai beberapa menit yang lalu, membuat keadaan toilet sepi.

Yeonjun mengeluarkan plastik yang berisi gelang dengan bercak darah di dalamnya. Kemudian berganti dengan menatap dirinya dari pantulan cermin.

Tubuh Yeonjun membeku saat sadar bahwa ia melihat ada seseorang yang menatapnya dari sudut toilet paling pojok.

Tubuh Yeonjun membeku saat sadar bahwa ia melihat ada seseorang yang menatapnya dari sudut toilet paling pojok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

double update, di vomment ya say, jgn maunya enak doang. main baca aja tapi giliran update lemot juga kesel sendiri, kerja sama nya dimohon ya ..

Friends | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang