Hari ini adalah hari Senin. Hari yang begitu banyak dibenci orang-orang. Namun, tidak bagi keempat pemuda itu. Biasanya mereka akan sangat bermalas-malasan, tak punya minat sedikitpun untuk belajar. Tapi tidak hari ini.
Tiba-tiba saja sekolah mengabarkan libur selama dua hari. Membuat mereka pulang lebih awal. Walaupun hanya dua hari, bagi mereka sudah syukur. Alhasil jadi libur empat hari jika dihitung mulai sabtu. Lumayan bukan?
Hari ini, cuaca yang masih terbilang pagi ini, mereka memutuskan berkumpul di rumah si paling tua. Rumah Yeonjun.
Yeonjun, Soobin, Taehyun, dan Kai lagi sibuk masing-masing sama handphone, soalnya lagi pada mabar. Ga lupa dengan berbagai macam cemilan yang tidak ketinggalan di atas meja ruang tamu Yeonjun.
Sebelumnya mereka semua baru abis selesai makan. Lauk pauknya ga ada sih cuman ada nasi di rumah Yeonjun, jadi mereka inisiatif beli siomay, batagor, sosis, tahu, dan lain-lain yang biasanya dijual di depan gerbang sekolah. Sesampai di rumah Yeonjun mereka makan bareng sama nasi, biar kenyang katanya.
Ga kerasa, udah adzan Dzuhur. Malas sih sebenernya, cuman Kai udah ribut duluan maksa mereka buat sholat.
Waktu terus berlalu, sampai menunjukkan pukul tiga sore. Tak tahu kenapa, Soobin tiba-tiba mengingat janji Taehyun yang bilang bahwa akan memberitahukannya padanya tentang kejadian beberapa hari yang lalu.
"Taehyun," panggil Soobin. "Lo katanya mau ngasih tau gue," sambung Soobin mengingatkan.
Dengan kening yang berkerut bingung, Taehyun bertanya, "Hah? Apaan? Yang mana?"
"Yang lo tiba-tiba nyuruh gue diem itu loh!"
"Kenapa? Anjir apa sih? Kenapa?! Woy bangsat gue nanya!" kata Yeonjun dengan nada yang sedikit naik. Siapa yang tidak kesal? Udah tanya berkali-kali tapi ga di sahutin. Kayak ngomong sama batu.
Tidak mengubris perkataaan Yeonjun, Taehyun malah diam. "Hah??"
"Bangsat," umpat Soobin.
Taehyun pelanga-pelongo mendengar Soobin mengumpat padanya. "Lah apa? Yang mana?"
"Emang kenapa kak? Ada apa?" tanya Kai yang ikut kepo.
"Ga tau tuh Soobin! Gue aja ga inget."
"Waktu lo kerumah gue anjinggggggggg.. Lo tiba-tiba nyuruh gue diem terus ga bolehin gue nengok ke belakang."
Demi apapun jika Taehyun masih tidak ingat, Soobin tidak segan-segan menebas kepala anak itu. Gak berguna juga kepalanya, gak ada isi otaknya.
Walau butuh beberapa saat untuk otak Taehyun loading, hingga akhirnya anak itu benar-benar ingat.
Mulut Taehyun membentuk huruf O sambil mengangguk-ngangguk, "OHHHHH.. Yang ituuuu!"
Soobin menghela napas lega sambil berucap syukur, "Apa? Apa? Lo ngeliat apa?"
"Ngga papa sih," ujar Taehyun santai sambil menyeruput es jeruk miliknya.
"ANJ--- AH YANG BENER DONG! GUE UDAH KEPO BANGET TAI!"
"Udah ga usah dibahas. Entar lo takut."
"Emang apa sih? Kenapa?" Kali ini Kai mencoba bertanya pada Taehyun walaupun tetap saja tidak ada jawaban.
"Taehyun ga setia kawan anjir. Main kerumah Soobin, gue sama Kai ga di ajak-ajak."
Mendengar itu Kai ikut mengangguk, "Iya nih! Padahal jarang banget kita bisa ke rumah kak Soobin."
Soobin mengangkat kedua bahunya. "Salahin Taehyun. Dia ke rumah gue aja ga ngabarin, ujug-ujug udah didepan rumah aja," kata Soobin membela diri.
Merasa kehilangan kata-kata, Taehyun tidak menyahut lagi. Namun, dirinya malah menjawab pertanyaan Soobin yang awalnya dia sendiri yang tak mau membahas.
"Ngomong soal rumah lo, Bin. Sebenernya gue ngeliat ada cewek persis di belakang lo."
"Hah?" Kini gantian Soobin yang jadi akang jualan keong.
"Gue ngeliat dia kayak mau ngebisikin sesuatu tapi ga jadi, dia malah nyeringai lebar banget. Makanya gue suruh lo diem."
Napas Taehyun seolah tercekat, terbayang wajah wanita itu. Bahkan sepulang Taehyun dari rumah Soobin, tubuhnya tiba-tiba saja mengigil. Saat diperiksa oleh ibunya ternyata Taehyun demam, untung saja bisa turun dalam semalam jika tidak mungkin ia akan izin sekolah hari ini.
"Gue ngeliat mukanya jelas banget, Bin. Rambutnya kusut terus ngembang. Badannya basah kuyup, keliatan biru kayak orang yang kelamaan di air."
BOOM!!! Seluruh tubuh Soobin merinding dari atas hingga ke bawah. Bukan hanya Soobin, mungkin Yeonjun, Kai, bahkan Taehyun yang menceritakannya merasakan bulu kuduknya meremang. Ada perasaan menyesal karena mendesak Taehyun untuk memberitahukan hal yang dilihat temannya itu padanya.
"Anjir.... Gila! Gila! Gue merinding sebadan-badan nih!" ujar Kai sambil mengusap kasar tangan dan badannya.
Entah angin dari mana, Yeonjun ikut mengingat kejadian semalam. Yeonjun menatap Soobin, begitu juga sebaliknya. Seakan memberikan kode satu sama lain.
"Bin? Lo inget tentang anak kecil itu kan?"
ayo vote dan comment guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends | TXT
Horror"Kematian itu takdir Tuhan, tapi kenapa sesulit ini untuk ikhlas?" ©jaayrxs 2024