Yeonjun ikut mengangguk. "Pas gue pingsan, gue juga sempet liat Beomgyu dari kejauhan. Gue kira cuman salah liat, eh abis itu gue ga sadar lagi."
Soobin lantas tertawa, "Ngaco lo Jun! Jelas-jelas waktu itu lo balik kekelas, malah tetiba pingsan."
"Nyusahin tau gak!" sambung Soobin.
"Lo ngomong apa sih, Bin? Gue aja ga sadar."
Bulu kuduk Kai berdiri. Perlahan ia bangun, menyandarkan tubuhnya untuk ikut duduk. "Bentar-- Jadi kak Yeonjun ga sadar gitu kalau kakak ngomong apa pas itu?"
"Ya engga lah! Dan di bilang gue ga inget apa-apa lagi."
Soobin menatap Yeonjun sinis. "Boong banget lo anjir! Lo duduk disamping gue, muka lo pucet banget pas itu terus kelakuan lo juga aneh banget parah. Lo bilang kematian itu takdir, tapi kenapa sesulit ini buat ngikhlasin. Nah! Abis itu baru lo pingsan! Satu kelas heboh gara-gara lo tau ga?!"
Yeonjun menggeleng pelan sambil melihat bingung teman-temannya, "Gue ga inget.. Gue berani sumpah!"
Mendengarnya Taehyun menaikkan sebelah alisnya. "Kalau bukan kak Yeonjun, siapa dong?"
"Jadi nih?"
Kai telah sembuh. Mungkin sudah ada sekitar tiga bulan setelah Beomgyu pergi, baru sekarang mereka berempat, Yeonjun, Soobin, Taehyun, dan juga Kai sepakat untuk berziarah ke makam Beomgyu bersama. Berkunjung ke tempat di mana mereka melihat Beomgyu untuk terakhir kalinya.
Yeonjun agak sedikit merasa canggung, entah mengapa. Biasanya mereka akan ke makam sahabatnya ini sendiri-sendiri. Bukannya mengapa, tapi saat mencoba untuk janjian bersama, pasti ada saja yang berhalangan atau tidak bisa ikut karena suatu hal.
Setelah selesai membaca do'a bersama, Soobin menaburkan bunga-bunga yang telah mereka bawa sebelumnya di atas pemakaman Beomgyu. Angin bertiup semakin kencang menandakan bahwa sebentar lagi hujan turun.
Taehyun menatap nisan bertuliskan nama sahabatnya itu. Hancur, itu yang hanya bisa di rasakannya sekarang. Namun Taehyun juga sadar, bahwa bukan hanya dirinya yang mencoba kuat dan menahan tangis.
Semuanya sedang mencoba menahan tangisnya. Bertengkar dalam pikiran mereka masing-masing. Bahkan sekarang Yeonjun bisa mendengar jika Kai sudah terisak disampingnya.
Rasa rindu yang tidak bisa tertahan. Dan rasa penyesalan yang membuat semuanya semakin hancur. Soobin yang sedari tadi menahan agar air matanya jatuh, kini menetes juga. Soobin memeluk Kai, mencoba menenangkan tangis adiknya itu.
Tapi sayangnya ia sendiri tidak kuat.
"Lo bilang mau game ke warnet bareng gue Gyu.. Kenapa lo ngingkarin janji.." Napas Taehyun tercekat, ia tidak bisa melanjutkan perkataannya. Air mata Taehyun jatuh sederas mungkin.
"Lo ga boleh gini Kai! Beomgyu bakal ikutan sedih!" Soobin memperkuat pelukannya kala Kai menggeleng dan mencoba memberontak.
Tangis Kai pecah detik itu juga. "Enggak! Kak Beomgyu janji mau traktirin gue makan.. Gue laper kak Beomgyu! Kak Beomgyu ga boleh ninggalin kita gitu aja!"
Taehyun dan Soobin membawa Kai menjauh dari makam, mereka tidak mau Kai semakin sedih.
Kini tersisa Yeonjun yang masih disana, hanya diam. Tidak menangis tidak juga berbicara. Yeonjun mengusap nisan Beomgyu sebentar lalu beranjak berdiri.
"Sorry."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends | TXT
Horror"Kematian itu takdir Tuhan, tapi kenapa sesulit ini untuk ikhlas?" ©jaayrxs 2024