17

110 15 6
                                    

"Bin? Lo inget tentang anak kecil itu kan?"

"Iya inget gue, bukan manusia itu mah."

"CERITA APA LAGI INI ANJIR??!" Kai berteriak histeris. Sepertinya Kai cukup kesal karena selalu ketinggalan berita.

Taehyun dengan cepat mendekap mulut Kai, "LU BISA DIEM GA HAH??? LO PIKIR KITA PADA BUDEK?!"

"Jadi, berapa hari yang lalu gue ke rumah Soobin--"

Belum selesai Yeonjun berbicara tiba-tiba Kai memotong pembicaraannya dengan wajah cemberut, "Ihh! Kok kalian pada ke rumah kak Soobin ga ngajak sih? Gila ya, lo pada gitu sekarang.."

Yeonjun menatap sinis Kai, "Apa sih? Alay."

"Eh iya, lanjutin cerita yang tadi Jun," ujar Taehyun kembali menutup mulut Kai agar berhenti berbicara.

"Gue ke rumah Soobin, gue niatnya nyari makan karena laper tapi ga ada warung yang buka soalnya itu udah malem banget. Pas gue baru aja mau pulang ternyata ujan deres, terus rumah Soobin paling deket jadi gue ke sana." Yeonjun menjeda kalimat untuk mengatur deru napasnya.

"Sekitar hampir jam 1 malem gue sama Soobin belum bisa tidur dan mati lampu. Gue denger ada suara anak kecil lagi main lari-larian, jelas banget. Karena gue kira awalnya Soobin udah tidur dan itu suara adeknya Soobin, jadi gue diem aja ga nanya. Tapi bahkan pas mati lampu itu gue masih denger jelas suara anak kecil lari-lari. Logika aja, bocah jam segitu main lari-larian sendiri mana mati lampu kan aneh banget?" sambung Yeonjun.

Soobin menghela napas, "Lebih anehnya lagi yang denger itu cuman Yeonjun, gue ga denger apa-apa. Terus soal adek gue, gue ga punya adek. Iya sih, kadang adek sepupu yang kecil-kecil pada suka nginep.. Tapi hari itu emang gue sendirian di rumah, ga ada siapa-siapa."

Kai bergidik ngeri, "Kalau ga ada siapapun di rumah kak Soobin malam itu.. Terus... Anak kecil itu siapa?"

"Serem amat rumah lu, Bin," ujar Taehyun pelan.

"Ga tau dah, sebelumnya rumah gue ga ada apa-apaan. Kalau dari dulu rumah gue gitu, ya mana berani gue kalau ditinggal sendirian."

Taehyun mengangguk, "Entah kenapa gue ngerasa ada yang ga beres."

Dahi Kai menyerngit, "Ga beres gimana Kak?"

"Iya, semenjak kematian Beomgyu kita jadi kena teror hantu mulu. Padahal sebelumnya kita ga pernah tuh di gangguin, ya nggak?"

Soobin, Yeonjun, Kai, ketiganya mengangguk setuju. Memang semua yang di katakan Yeonjun itu benar.

"Jangan-jangan arwah Kak Beomgyu ga tenang lagi.." kata Kai sembarang.

Yeonjun berdecak, "Ah! Yang bener aja lu, kalau gitu kenapa yang kena teror kita doang?"

"Hidup gue ga tenang banget sekarang anjing." Taehyun menghembuskan napasnya panjang.

Soobin mengacak-acak rambutnya frustasi, "Dari awal gue emang ngerasa ada sesuatu sih.. Coba lo pada mikir deh, sebelum bunuh diri Beomgyu emang sama sekali ga ada nunjukin perilaku aneh ya ga sih? Sedih, putus asa, atau apapun lah yang menjurus buat dia ngelakuin hal ekstrim kayak gitu. Bahkan gue ngerasa kasus ini ga bener-bener di selidikin sama polisi, lo pada ngerasa ga kayak kasus meninggalnya Beomgyu itu ada yang berusaha nutup-nutupin?"

"Di tutup-tutupin? Maksud kakak gimana?" tanya Kai heran dengan pertanyaan Soobin.

"Gini Kai, lo orang terakhir yang dihubungin sama Beomgyu kan? Kalau gitu lo udah pasti di datengin sama pihak berwajib buat dimintain keterangan, tapi bahkan sampai kasusnya ditutup pun ga ada orang yang nyari lo, bener ga gue?"

Kai mengangguk. Memang benar, dia sempat ketakutan jika orang-orang menyalahkannya atas kematian sahabatnya itu. Namun diluar dugaan tak ada yang mencari atau menanyainya seakan memang orang-orang tidak tahu.

"Terus gelang Beomgyu yang lupa di kembaliin ke keluarga sama kepolisian. Masa pihak berwajib seteledor itu sih, itu kan sama aja barang bukti. Kalau semisal kececer? Ga etis barang bukti begitu sampai kececer, itu tanggung jawab kepolisian gede loh, ini berkaitan sama nyawa orang," sambung Soobin seraya berkacak pinggang.

Yeonjun bertepuk tangan, "Buset kalau di pikir-pikir masuk akal, pinter juga lu ya Bin, hehehe."

"Itu kan cuman gelang, mana tau bukan bukti berharga," Taehyun yang masih belum paham apa yang dibicarakan laki-laki berhoodie biru itu.

"Lah! Emang lo tau dari mana itu bukti ga berharga? Kita semua ga ada yang tau, Taehyun. Bisa aja kan di gelang itu ada sidik jari seseorang?" tegur Yeonjun.

 Bisa aja kan di gelang itu ada sidik jari seseorang?" tegur Yeonjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


selamat hari raya idul adha bagi yang merayakan.. mohon maaf lahir dan batin ya semua! ^^
oh iya mau nanya dong, kalian masih minat ga sih aku lanjutin book ini? aku lagi bingung bngt ngelanjutinnya :(((

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friends | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang