part 3

1.4K 140 2
                                    

Hari hari berjalan seperti biasa, singto dan krist sibuk pada kegiatan masing-masing.

Semenjak pesan terakhirnya dengan krist waktu itu, singto memang sudah tidak pernah menerima pesan lagi dari krist.

Ia ingin menghubungi krist terlebih dahulu, tapi ia juga takut akan menggangu krist.

"Sing, dimana namtarn? kalian di panggil ke ruang direktur" ucap teman kantor singto.

"Kenapa? Apa aku dan namtarn ada salah? Kenapa kita di panggil??" Ucap singto.

"Aku juga tidak tahu" ucap temannya.

Singto beranjak dari kursinya dan berjalan mencari namtarn.

****
Saat ini singto dan namtarn tengah duduk berhadapan dengan pak direktur .

"Singto dan namtarn" tanya direktur tersebut.

"Iya pak" ucap mereka bersamaan.

"Kalian tidak perlu cemas seperti itu, saya memanggil bukan untuk memecat kalian, tapi salah satu cabang kantor kita yang ada di kota bangkok memerlukan karyawan tambahan, jadi kalian berdua akan di pindah tugaskan ke kota bangkok" ucap pak direktur.

"Sekarang kalian boleh pulang lebih cepat, persiapkan diri kalian"

"Terima kasih, pak" ucap namtarn dan singto bersamaan.

Keduanya keluar dari ruangan tersebut.

"Kita akan di pindahkan ke kota bangkok dan itu artinya kita akan satu kota dengan krist!?" Ucap namtarn.

Singto bahkan baru sadar jika kota bangkok adalah kota tempat tinggal krist. Berarti besar kemungkinan ia akan bertemu lagi dengan krist nanti di sana.





*****
"Aku di pindahkan ke perusahaan di kota bangkok bu karna perusahaan tersebut tengah membutuhkan karyawan, apa ibu akan ikut pindah dengan ku??" Tanya singto.

"Ibu tetap disini saja sing, apa kamu sudah punya tempat tinggal disana?" Tanya ibu singto .

"Aku sudah mencari rumah sewa yang dekat dengan kantor baru ku" ucap singto.
.
.
.
.
.
.
.
Singto menatap perusahaan besar yang menjulang tinggi ke atas, kantor barunya jauh lebih besar dari tempat ia berkerja sebelumnya.

"Hey!" Ucap namtarn sembari menepuk pundak singto.

"Kenapa melamun?" Tanya namtarn.

"Perusahaan ini benar-benar besar" ucap singto kagum.

"Ayo masuk bersama" ucap namtarn.

Singto dan namtarn berjalan ke bagian HRD, pihak HRD mengantarkan singto dan namtarn keruangan wakil direktur.

*Tok... Tok... Tokkk...

"Masuk" ucap seseorang.

"Selamat siang pak, Ini ada dua karyawan dari kantor xxx"

Krist mengalihkan tatapannya dari berkas miliknya dan melihat dua orang yang baru saja datang.

"Jadi kalian karyawan yang di pindah tugaskan ke sini?" Ucap krist.

"Krist!?" Ucap namtarn tak percaya.






******
Saat jam istirahat krist sengaja mengajak singto dan namtarn untuk makan siang bersama.

"Jadi kamu juga berkerja di sini krist" tanya namtarn.

"Iya, ini perusahaan milik papa ku" ucap krist.

"Bagaimana kabar phi dan kabar bi ayu?" Tanya krist kepada singto.

"Aku dan ibu sama-sama baik, krist" ucap singto.

Mereka makan siang bersama sesekali bercanda. Mengingat masa SMP mereka dulu.


****
Sudah pukul 9 malam singto baru saja ingin pulang dan tengah menunggu taxi yang lewat, krist yang melihat singto memberhentikan mobilnya di samping singto.

"Phi mau pulang bersama?" Ucap krist.

"Tak perlu, aku sedang menunggu taxi sekarang. Kamu bisa pulang lebih dulu" ucap singto, ia sedikit sungkan jika harus di antar pulang oleh krist.

"Kenapa jadi canggung seperti ini? Bersikap biasa saja dengan ku, kita bahkan tumbuh besar bersama, ayo ku antar pulang" ucap krist.

Rumah singto memang tak jauh dari kantor, hanya sekitar 20 menit sudah sampai.

"Apa kamu mau singgah?" Tanya singto.

"Tak usah, ini sudah terlalu larut dan aku lelah" ucap krist.

Singto keluar dari mobil krist dan mengucapkan terima kasih.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat ini krist tengah berkutat dengan perkerjaannya, tak lama datang janhae yang menghampirinya dan mengajaknya makan siang bersama.

Mereka makan siang di kantin kantor karna krist mempunyai banyak perkerjaan saat ini, jadi tak sempat jika harus makan di luar.

Tak lama singto dan namtarn memasuki kantin. Krist yang melihat mereka langsung mengajaknya bergabung.

"Hmm, ku lihat kalian selalu bersama. Apa kalian menjalin hubungan?" Tanya janhae.

"Tidak, aku hanya berteman dengan namtarn" jawab singto.

"Kenapa tidak diresmikan saja? Kapan-kapan kita double date" ucap krist.

"Sepertinya itu akan sulit di lakukan karna aku sudah mempunyai tunangan" ucap namtarn.

"Ahh, sorry... Aku tak tahu itu. Jika tunangan mu mendengar apa yang kita bicarakan ia pasti akan mengamuk" ucap janhae yang di sambut tawa oleh ketiganya.

"Jika ingin double date, lebih baik kita menunggu singto mempunyai kekasih dulu" ucap namtarn.

"Tak ada yang mau denganku" timpal singto.

Mereka tertawa bersama mendengar jawaban singto.

"Di Kantor ini banyak wanita cantik dan masih single" ucap janhae.

Singto hanya tersenyum menanggapinya. Ia sebenarnya ingin berbicara jujur tentang orientasi seksualnya, tapi ia urungkan, takut itu akan membuat krist merasa tak nyaman saat berdekatan dengannya.

Ya, singto memang seorang pria gay. Singto sudah pernah mencoba berpacaran dengan wanita tapi ia tidak menikmati masa-masa pacaran mereka. Setelah putus dengan wanita, singto mencoba kembali namun dengan seorang pria.

Singto merasa nyaman berpacaran dengan pria. Jadi singto sudah yakin dengan orientasi seksualnya dia memang gay sejak dulu, sejak ia dan ibunya masih berkerja di rumah krist, sejak pertama kali ia mencium bibir krist.

Sedangkan namtarn? Jelas wanita itu tahu singto gay, karna mereka sudah bersahabat sejak lama . Saat singto masih bersama pacar pria nya. Jadi namtarn tahu betul kisah asmara singto.















                    ToBeCountiuned.

Please be mine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang