part 21

1.6K 135 5
                                    

"Phi besok aku akan terbang ke belanda, ada kerjaan di sana selama satu minggu" ucap krist.

"Aku ikut krist" ucap singto.

"Tidak bisa phi, siapa yang akan menghandle semua perkerjaan di sini jika phi juga ikut besok"

"T-tapi aku tidak mau berjauhan dari kamu, fiat juga masih di rumah neneknya, aku tak mau sendiri di rumah"

Krist melihat singto benar benar sedih memangnya krist mau kemana? Sampai harus sesedih itu, apa lagi matanya sudah memerah sudah siap untuk mengeluarkan cairannya.

"Phi kenapa jadi sensitif seperti ini? aku hanya satu minggu di sana"

Singto mengeratkan pelukannya di tubuh krist, ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher krist, tempat favoritenya saat ini, entah sejak kapan dia mulai menyukai ceruk leher krist.

"Aku ikut, pleaseee" ucap singto sambil setengah memohon, ia menatap krist dengan puppy eyes.

"Untuk saat ini tidak dulu phi, phi tidak usah khawatir, aku tidak akan macam-macam di sana, aku janji akan menyelesaikan semuanya agar secepatnya aku bisa kembali"

Krist mencium lembut bibir singto seolah memberikan kenyamanan, singto membalas lumatan krist ia memejamkan matanya menyesap bibir manis krist yang sudah menjadi candu baginya.

"Sekarang tidur, besok aku penerbangan pagi"

Krist memeluk erat tubuh singto, singto menenggelamkan wajahnya di ceruk leher krist menikmati harum tubuh krist.



****
Keesokkannya di sinilah krist dan singto. Singto memaksa untuk mengantarkan krist ke bandara.

Singto memeluk erat tubuh krist seolah tidak ingin melepaskannya.

"Phi aku hanya pergi sebentar tidak akan lama"

"Aku nanti akan menyusul mu" ucap singto.

"Jangan seperti ini phi, bersikap dewasa sedikit, aku pergi juga untuk berkerja bukan liburan"

Singto masih tak memperdulikan ucapan krist, dia sibuk mengeratkan pelukannya ke tubuh krist dan menghirup sebanyak-banyaknya aroma tubuh krist, seakan aroma krist menjadi oksigen untuknya.

Hingga suara operator di bandara berbunyi mengatakan pesawat xx akan segera berangkat.

Krist melepaskan pelukannya dilihatnya mata singto sudah mengeluarkan air matanya.

Krist menghapus air mata singto menggunakan ibu jarinya. Ia menangkup wajah manis singto dan mengecup kening singto.

"Aku pergi dulu, nanti jika sudah sampai aku kabari"

Mau tak mau singto harus melepaskan dekapannya.

Singto merasakan kepalanya yang tiba tiba pusing, akhir-akhir ini dia juga sering lelah.

Singto memutuskan untuk ke dokter, siapa tahu dia punya riwayat penyakit yang mematikan.

Setelah pulang dari dari dokter singto langsung melajukan mobilnya ke kantor.

Apa kata dokter tadi? Hanya singto yang tahu, author pun tak tau :v apa dia mempunyai riwayat penyakit yang mematikan? Kita liat saja nanti.

Disaat singto berkerja ponselnya berdering, krist menelponnya dan mengabarkan jika ia sudah sampai belanda dengan selamat.

"Setelah perkerjaan kamu selesai langsung pulang! Aku rindu kamu" ucap singto manja.
.
.
.
.
.
.
.
Baru dua hari krist di belanda siaran televisi heboh. Model terkenal janhae kepergok bersama seorang pria di club, siapakah pria itu? Apa itu penyebab janhae bercerai dengan suaminya?

Singto melihat foto yang tersebar di internet, foto krist dan janhae, apa krist bukan pergi berkerja kesana melainkan pergi selingkuh dengan janhae?

Singto langsung menghubungi ponsel krist namun tidak aktif.

Masalah apa lagi sekarang, singto bahkan baru merasakan bahagia.

Pikiran singto benar-benar tak tenang , dia berharap ini semua hanya mimpi.

Ponsel singto berdering dia berharap panggilan dari krist, ternyata bukan, mertuanya yang menelpon, mungkin fiat merindukannya.

Singto: Iya ma?

Mama krist: Kamu apa kabar sing?

Singto: Aku baik-baik saja ma.

mama krist: Apa benar berita tentang krist itu?

Singto: aku masih belum tau ma, ponsel krist tidak aktif.

Mama krist: Jangan terlalu di pikirkan dan jangan berpikir negative dulu, mama tahu anak mama, dia tidak mungkin bermain di belakang kamu, mama menelpon karna fiat yang nyuruh, dia merindukanmu.

Fiat: Papa. Fiat rindu papa, tapi fiat suka tinggal di sini, fiat masih belum mau pulang.

Singto: iya, fiat tak apa lama di sana, asal jangan nyusahin nenek.

Fiat: Iya pa. Daddy kemana pa?

Singto: Daddy kerja sayang ke belanda.

fiat: Papa tidak ikut?

singto: tidak bisa sayang.

Lama singto mengobrol dengan fiat, perasaannya sedikit teralihkan, ia tidak memikirkan krist untuk sementara waktu, hingga fiat mematikan telponnya singto kembali termenung.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah hampir seminggu krist di belanda tapi masih tidak ada kabar, ponselnya juga tidak aktif.

Apa krist sengaja mematikan ponselnya agar bisa bebas berduaan dengan janhae?

Hati singto seakan hancur lebur saat ini, dia sudah dua hari tidak pergi ke kantor, dia memilih mengurung dirinya sendiri dikamar merenungi nasibnya. Apa kejadian 5 tahun lalu akan terulang kembali? Apa dia akan sendirian lagi mengasuh anaknya.

Singto menangis di dalam selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Hingga singto merasakan seseorang memeluknya dari luar selimut, singto membuka selimutnya dan melihat wajah tampan krist dihadapannya.

"P'sing kenapa menangis?"

"Kamu kemana saja selama satu minggu ini! ponsel mu juga tidak aktif" ucap singto semakin menangis dan memeluk erat tubuh krist.

"Ponselku hilang phi, aku terlalu sibuk di sana hingga tak sempat membeli ponsel baru"

"Bagaimana dengan berita itu?"

"Janhae sudah mengklarifikasinya kemarin apa phi tidak melihat televisi?"

"Aku bahkan sudah dua hari tidak keluar kamar dan tidak kekantor" ucap singto sesenggukan sehabis menangis.

Krist menghapus air mata singto dan memeluk erat singto.

Dia mencium kedua mata singto yang membengkak dan terakhir bibir singto, ia melumatnya pelan.

"Bukankah sudah ku bilang jika aku tak akan melakukan hal aneh di sana? aku jika sudah cinta dengan seseorang tidak akan berbuat hal aneh phi, phi tau sendirikan bagaimana aku saat masih pacaran dengan janhae dulu? Malah dia yang selingkuh dari ku"

"Aku tak sengaja bertemu dia di club, aku saat itu tengah meeting dengan klien phi"

Krist berbaring dan memeluk singto dengan erat, menenangkan singto yang masih menangis, mengusap pelan punggung singto hingga dia tertidur.

Krist mengecup kening singto dan ikut tertidur. Mereka tertidur dengan saling berpelukan erat seolah tak ingin terpisahkan.


















Tbc.

Please be mine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang