part 24 end

2.3K 136 20
                                    

Hari-hari berlalu, usia kandungan singto sudah 8 bulan sekarang ia hanya berada di rumah setiap hari karna krist melarang dirinya berkerja. Singto sebenarnya tidak mau, apa lagi jika krist sampai mencari sekertaris baru .

Tapi krist berjanji dia tidak akan mencari sekertaris baru agar singto tidak cemburu. Fiat saat ini menetap di thailand tinggal bersama kakek dan neneknya dan bersekolah di sana. Sebenarnya singto berat untuk melepas fiat namun itu keinginan fiat sendiri yang ingin menetap di sana jadi mau tak mau singto menyetujui itu.

Singto benar-benar merasa bosan karna sedari tadi hanya rebahan saja, ia mengambil ponselnya dan menghubungi krist.

"Kenapa phi?" Tanya krist di sebrang sana.

"Kapan kamu pulang?"

"Aku masih ada meeting setelah ini, mungkin nanti malam"

"Anak mu sudah merindukan daddynya cepat pulang krist"

Itu hanya alibi singto, dia selalu mengatasnamakan anak yang bahkan masih berada di dalam perut itu untuk bermanja-manja dengan krist dan krist tau itu tapi ia tak masalah, singto ataupun anaknya sama saja. Krist sangat menyayangi mereka.

Hingga perkerjaan krist selesai krist langsung pulang, ia hanya tak mau suaminya menunggu lama.

Krist baru saja menginjakkan kakinya ke dalam kamar mereka dan sudah disambut senyuman manis singto yang sedari tadi menunggunya.

Krist menghampiri singto dan mengecup bibirnya kemudian mendaratkan ciumannya di perut singto yang tampak besar itu, ia mengajak anaknya berbicara hingga sang anak merespon dengan menendang perut papanya.

"Jangan terlalu nakal nanti papa sakit" ucap krist sembari mengusap perut singto.

"Peluk" ucap singto.

Krist memberi satu kecupan terakhir Kemudian ikut merebahkan tubuhnya di samping singto dan memeluknya dengan erat.
.
.
.
Dua minggu kemudian ,singto terbangun dari tidurnya dan merasakan jika perutnya benar-benar sakit, ia melihat jam yang baru menunjukan jam 3 pagi.

"Krist, perut ku sakit" ucap singto sembari membangunkan krist.

Krist yang mendengar itu langsung terbangun karna khawatir, mungkin anaknya sudah mau lahir, karna dokter mengatakan dalam waktu dekat ini singto akan melahirkan.

Singto merasakan sakit yang luar biasa, krist yang panik langsung menggendong singto dan membawanya ke rumah sakit.

Singto berada di ruangan operasi dan krist dengan setia menunggu hingga operasi selesai ,sesekali ia mencium kening dan punggung tangan singto seolah memberi semangat untuk singto.

Terdengar suara tangisan bayi, anak mereka lahir dengan selamat dan sehat.

"Selamat tuan, anak anda berjenis kelamin perempuan" ucap dokter
.
.
.
.
.
Tiga hari kemudian.

Semua keluarga besar mereka tengah berkumpul di rumah sakit, termasuk ibu singto dan juga fiat.

"Papa, nama adik siapa" tanya fiat sembari melihat adik kecilnya.

"Halo phi fiat, nama adik kecil fika" ucap krist.

"Nama adik lucu" ucap fiat.
.
.
.
Tiga tahun berlalu, saat ini singto tengah berkutat di dapur, ia sedang memasak banyak makanan karna hari ini hari ulang tahun fiat yang ke 9 tahun dan fika yang ke 3 tahun.

Fiat dan fika memang lahir di bulan yang sama dan tanggalnya sedikit berbeda, jadi krist dan singto ingin merayakannya ulang tahun mereka bersama-sama.

Singto memang sudah berhenti berkerja dan ingin fokus menjaga anaknya di rumah padahal krist sudah menyarankan agar mereka menggunakan jasa baby sitter, mengingat jika singto sering sekali mencurigainya dan cemburu padanya. Ia pikir setelah melahirkan singto akan kembali berkerja namun ternyata singto merelakan perkerjaannya demi mengurus dua anaknya itu dan fiat semenjak ada adiknya ia kembali tinggal bersama papa dan daddynya

Please be mine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang