part 18

1.8K 126 4
                                    

Saat ini krist benar-benar sibuk, berkutat dengan beberapa berkas di atas meja kerjanya dan laptop di depannya. Tak lama terdengar suara pintu di ketuk.

"Masuk" ucap krist tanpa mengalihkan tatapannya dari laptopnya.

"Krist ini profile model yang akan mengiklankan produk perusahaan kita" ucap singto, ia meletakkan secarik kertas di atas meja krist.

Ia sengaja belum beranjak pergi
Singto ingin melihat reaksi krist saat mengetahui model tersebut.

Krist mengerutkan keningnya melihat profile model yang akan membantu mereka mengiklankan produk yang perusahaan mereka buat.

Krist melihat singto yang masih terdiam didepan mejanya, biasanya singto akan langsung keluar jika sudah tidak ada urusan lagi.

Krist tahu singto pasti sedang tidak baik-baik saja ,apa lagi model tersebut adalah janhae mantannya.

"Kenapa harus janhae? Apa tidak ada model lain?"

"Janhae dan perusahaan kita sudah terikat kontrak"

"Oh, kapan pemotretannya berlangsung?"

"Satu bulan lagi" ucap singto dan hendak beranjak pergi.

"Phi ke sini...." Ucap krist.

Singto mendekat kearah krist dan krist menarik tangan singto agar duduk di pangkuannya

"Tak perlu khawatir, jan hanya masa lalu ku" ucap krist lembut seraya mengusap tangan singto.

Singto membenamkan wajahnya di pundak krist

"Aku takut krist, aku takut kamu akan meninggalkan ku dan fiat, apa lagi terdengar kabar jika sekarang janhae sudah lama bercerai dengan suaminya"

Krist bahkan baru tau janhae sudah bercerai , krist menangkup wajah singto menatap lekat matanya.

"Aku tak mungkin melakukan itu" ucap nya kemudian mencium kedua mata singto yang sempat mengeluarkan air mata tadi .

"Krist, kita ini apa?"

"Kita orang tua fiat 'kan?"

Singto langsung bangkit dari duduknya dan keluar ruangan krist. Bukan itu jawaban yang singto ingin dengar, dia hanya ingin mendapat kepastian.

Apa krist hanya ingin memanfaatkan tubuhnya saja? Sejak saat itu mereka sering melakukan seks, krist hampir tiap malam menggerayangi tubuhnya dan bodohnya singto hanya menurut melayani nafsu krist. Krist bahkan tidak pernah memperjelas hubungan mereka.
.
.
.
Beberapa hari berlalu, krist mencari singto ke kamarnya dan di lihatnya singto sepertinya tengah berkerja.

Krist memeluk singto dari belakang kemudian mengecup pipinya dan menyimpan paper bag yang di bawanya tadi ke atas meja.

"Ganti baju phi dengan ini" ucap krist lembut di dekat telinga singto.

"Untuk apa?"

"Jangan banyak bertanya sayang, kita ada acara malam ini" ucap krist.

"Fiat kemana krist? Ku pikir bersama mu?"

"Fiat ada, phi jangan banyak bicara, ganti pakaian phi cepat, ku tunggu di mobil"

Singto mengangguk, krist mencium bibir singto sekilas sebelum dirinya keluar dari kamar, beberapa menit kemudian singto menyusul krist ke mobil.

Di sepanjang jalan singto terus bertanya tujuan mereka namun sepertinya krist enggan menjawab itu, apa lagi mereka menggunakan pakaian formal sekarang, wajar saja rasa ingin tahunya semakin meningkat.

Beberapa menit mengemudi krist menghentikan mobilnya sejenak, ia mengeluarkan kain hitam kemudian hendak menutup mata singto, namun singto menolak.

"Krist, kenapa mata ku di tutup?" Ucap singto saat krist berhasil menutup matanya.

Please be mine ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang